Api unggun perlahan meredup. Di sekitar tenda darurat yang didirikan di tepi sungai, suasana malam begitu tenang... setidaknya di luar.
Tapi di dalam tenda utama—
Ketegangan memuncak.
Ryo duduk di tengah, di antara Claire yang menyandarkan kepalanya di bahunya dan Lyra yang sedang memijat pundaknya dengan ekspresi tenang tapi mematikan.
Dari pintu tenda, Erina menatap mereka seperti kuali siap meledak. Matanya menyala, pipinya merah bukan karena malu—tapi karena…
“Terlalu ramai.” katanya datar.
"Eh... aku cuma duduk di sini," ujar Ryo, hampir berbisik.
Lyra tersenyum tipis. “Aku cuma memastikan Ryo rileks setelah menyelamatkan dua nyawa hari ini.”
Claire menoleh dan berkata lembut, “Aku hanya ingin mengungkapkan rasa terima kasihku. Dan tempat paling aman... ya di sisinya.”
BOOM.
Erina menjatuhkan sarung pedangnya.
“Kalau begitu, kenapa tidak sekalian masuk ke kantong tidur yang sama? HAH?!” bentaknya.
Ryo mengangkat tangan panik. “Tunggu, Erina, ini bukan—”
Terlambat.
SALAH MASUK KAMAR (TIDUR)
Malam semakin larut. Akhirnya, Lyra dan Claire memilih tidur di tenda mereka masing-masing. Erina, masih jengkel, tidur di luar sambil mengawasi sekeliling seperti penjaga benteng.
Ryo, setengah mabuk ringan, membuka tenda sendiri dan masuk ke dalam kantong tidur.
“Ahhh... akhirnya... tenang.”
Gelap. Hening. Hangat.
Tapi kemudian, ada sesuatu yang lembut menyentuh dadanya.
“…Huh?”
Ryo membuka mata pelan dan—
"KYAAAH!!"
“EH?!”
Claire—dengan pakaian tidur putih tipis—sedang memeluknya dari dalam kantong tidur yang sama.
“C-cuma ada satu tenda kosong... aku pikir ini punyaku…” katanya pelan dengan wajah merah padam.
“G-gimana bisa kamu salah masuk?!”
Claire menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Kalau... tidak boleh… aku akan keluar...”
Ryo menelan ludah. Pilihannya:
Biarkan dia tidur di luar, kedinginan
Atau... terima nasib dan hadapi sistem cheat-mabuk-dengan-bonus-jantung-ketir
“...Tetap di sini aja. Tapi jangan gerak-gerak, ya?”
Claire hanya mengangguk... dan semakin erat memeluknya.
PAGI HARI = KACAU BALAU
Matahari bersinar... dan Lyra membuka pintu tenda Ryo sambil membawa teh pagi.
“Ryo, aku bawakan—”
...dan melihat Claire tidur di pelukannya.
“...”
Tak lama kemudian, Erina juga muncul dari belakang. “Kenapa rame pagi-pagi—”
Lalu membeku.
“...KAU… KAU…!!!”
Ryo terbangun tepat saat Lyra dan Erina berteriak bersamaan:
“PERJAKA BUSUK!!”
"BUKAN BEGITUUUU!!"
BENTROKAN PERTAMA: HAREM DENGAN API & PEDANG
Pagi itu menjadi medan pertempuran. Bukan dengan goblin, bukan dengan monster… tapi antara cewek-cewek Ryo yang rebutan posisi terdekat!
Lyra menyerang dengan sindiran-sindiran manis yang penuh sihir emosional
Erina menggunakan gaya frontal: “Kenapa cuma dia yang bisa peluk kamu, hah?!”
Claire justru memainkan peran polos nan mematikan: “Aku hanya ingin tempat tidur yang hangat... dan... pelukanmu begitu nyaman.”
Ryo hanya bisa terdiam sambil menggigit roti kering.
Sistem Cheat-nya kuat. Tapi Cheat Harem? Lebih berbahaya dari goblin.
[HAREM STATUS: HAMPIR K.O]
Bersambung ke Bab 10: Tiba di Kota, Festival Mandi Umum? Pilih Siapa?!