"Pen, sayang!! Aku pulang," panggil Ezra yang berjalan masuk ke sebuah mansion yang besar miliknya, kemudian terdengar suara pelan yang datang perlahan mendekat.
"Salamat datang…" itu adalah Pen, Ezra yang menatapnya menjadi tersenyum senang dan langsung memeluknya.
"(Kita sudah ada beberapa bulan menikah dan aku menjalani kehidupan yang sangat baik bersama Pen, meskipun setiap hari aku harus bekerja sampai sore meninggalkan dia sendirian di sini, tapi aku senang, dia tidak kesepian, karena dia juga memulai hidup yang baru,)" pikir Ezra, maksud dari hidup baru Pen adalah, "bagaimana pekerjaan mu Pen?" tanyanya.
"Ini semua berjalan dengan baik, aku sudah menerbitkan banyak buku, ini semua berkat kamu," balas Pen dengan sangat senang.
Itu adalah hal yang dimaksudkan Ezra, Pen bisa menulis tanpa adanya larangan sama sekali.
"Hidup ini akan mengubah segalanya, benar bukan, Pen?" Ezra menatap sangat dekat membuat Pen mengangguk.
Selama bersama dengan Ezra, Pen menjalani kehidupan yang selalu dia inginkan sebelum depresi, dia ingin menulis cerita dan berhasil menerbitkan buku, tentu saja dengan dukungan Ezra yang selalu mendengarkan ceritanya.
"(Menurutku, pria sepertinya memang pantas mendapatkan segalanya, dia sangat baik dan begitu perhatian, lembut juga sangat romantis, aku sangat senang menjalani kehidupan bersamanya, dan aku sama sekali tak menyesal.)"
Hari ini mereka mendapatkan kabar yang spesial, dimana Ezra mendapatkan undangan dari Kaori dengan Hwa. "Wah, Pen! Lihat ini, mereka benar-benar menikah," panggil Ezra pada Pen yang memasak di dapur, dia menghentikan memasak nya dan berjalan mendekat. "Benarkah?" dia juga melihat undangan itu.
"Sepertinya mereka memutuskan untuk menikah, Kaori merupakan Wanita yang susah di tebak, dia sangat suka mempermainkan lelaki dulu, juga sikapnya begitu egois dan temperamen yang kasar, tapi di tangan Hwa, itu semua bisa di atasi," kata Ezra.
"Itu sangat hebat, mereka memang sangat cocok, ngomong-ngomong apakah Hwa adalah teman kalian berdua?" Pen menatap.
"Sepertinya tidak, aku tidak mengenalnya dulu dan dia mengaku bahwa dia hanya penjaga kedai bunga, paling tidak, mereka juga akan bahagia, benar bukan?" Ezra menatap dengan penuh kasih sayang membuat Pen tersenyum senang dan memegang kedua pipi Ezra.
"Kita juga bahagia…"
Kehidupan mereka sangat luar biasa bukan, hingga hari ini, tepat pada pagi ini, mereka bangun bersama dengan Ezra yang memeluk Pen.
Tapi di antara mata Pen terbuka, dia merasakan sesuatu yang sungguh tidak nyaman yang membuatnya langsung menyingkirkan tangan Ezra dan beranjak keluar dari ranjang membuat Ezra langsung terbangun.
"Pen?" dia terkejut Pen langsung berlari pergi, bahkan dia langsung bangun dan menyusul Pen yang rupanya di kamar mandi.
Terdengar suara Pen yang mual dan terus mengeluarkan suara bahwa dia hampir muntah.
"Pen, sayang, kau baik-baik saja?" Ezra membuka pintu dan melihat Pen yang lemas di wastafel menatap dirinya di cermin.
"Aku tidak merasa baik," kata Pen menatap dengan lemas.
Ezra yang khawatir menjadi memegang keningnya. "Apa yang kau rasakan?"
"Entahlah, badan ku tiba-tiba lemas, perutku mual dan kepalaku hampir pusing, apa aku masuk angin?" tatap Pen.
"Bisa jadi… tapi aku sudah menurunkan ac nya tadi malam, kau seharusnya tidak kedinginan," Ezra masih bingung, Pen juga terdiam tak tahu apa-apa.
"Hm, sebaiknya begini saja, kita makan dulu, sarapan, setelah itu jika badan mu membaik, kita langsung bersiap ke pernikahan Kaori," kata Ezra, lalu Pen mengangguk dan berjalan keluar dengan Ezra yang menarik tangan nya perlahan.
Ketika di meja makan, Pen menatap makanan nya dan akan mengambil dengan sumpitnya, tapi ia terdiam tiba-tiba, Ezra yang di depan nya menjadi bingung sambil masih mengunyah. "Ada apa? Kau tidak mau?"
". . . Entahlah…" Pen meletakan sumpitnya kembali dengan wajah yang agak pucat.
"Pen, kau baik-baik saja kan? Kau masih mual?" Ezra mulai tambah khawatir.
"Aku benar-benar tidak merasa baik di sini," Pen langsung membalas hingga mendadak saja dia menutup mulutnya bahkan langsung lari ke kamar mandi membuat Ezra juga beranjak dari kursinya.
"Pen, oh sayang… apa yang terjadi padamu…" ia berjalan menyusul, tapi mendadak ia terkejut berhenti berjalan. "Tunggu…" dia seperti teringat sesuatu.
"(Aku dan Pen, sudah menikah, setiap malam berselang, kami selalu tidur bersama... sejak kapan aku keluar di dalam… apa jangan-jangan, dia mengandung?)" ia langsung terpikirkan bahwa Pen tengah mengandung muda sekarang.
"Yeah, itu jawaban nya!" dia langsung senang dan membuka pintu kamar mandi. Melihat Pen yang lemas dan hampir terjatuh tapi Ezra menangkapnya.
"Pen, ini adalah kabar yang baik," tatap Ezra.
"A-pa… aku sakit, itu kabar yang baik kah?" Pen menatap lemas.
"Justru itu kabar yang baik," Ezra mendadak menggendong nya di dada membuat Pen terkejut.
"Kita harus ke rumah sakit, ke dokter khusus kandungan," dia langsung berjalan pergi dari sana.
Sesampainya di rumah sakit, seorang Dokter Wanita menatap datar ke dokumen yang ia pegang, dia juga saat ini duduk di hadapan Pen dan Ezra.
"Jadi, apa yang terjadi padanya?" Ezra menanti dengan tidak sabar.
Lalu Dokter Wanita itu menghela napas panjang. "Kupikir kau tidak bisa bercinta dengan baik, Ezra…" dia meremehkan Ezra membuat Ezra menurunkan senyum nya dengan kesal. "Sial… Kau tengah merendahkan ku?"
Dokter Wanita itu kemudian menatap ke Pen dengan senyum senang, dia bahkan langung mengubah ekspresinya pada Pen. "Pen, selamat, kamu mengandung satu minggu," kata Dokter itu membuat Pen terkejut tak percaya.
"Wah, rupanya sudah seminggu, sperma ku sepertinya bagus ya," Ezra tampak senang.
"Haiz, kau tidak bisa bicara itu di sini…" Dokter Wanita itu menatap datar.
"Maaf… Oh Pen, apa kau dengar itu, kita akan menjadi orang tua…" Ezra menatap senang, tapi dia terkejut karena melihat tetesan air mata membasahi paha Pen.
"Pen…" dia memegang kedua bahu Pen.
Lalu melihat bagaimana Pen menangis Bahagia. "Dokter, bayi… apa ini kebahagian?" dia menatap dengan tangisan yang sangat Bahagia.
Lalu Ezra kembali tersenyum dan memeluknya. "Ya, itu adalah kebahagian, kebahagaian yang sudah kita ciptakan, bersama…"