Dunia Ini Nyata? (Lanjutan)

Jika ini benar-benar dunia nyata, maka ada satu hal yang harus diuji.

Joni mencabut salah satu Dualsword-nya, mengayunkannya ke udara beberapa kali. Sensasinya… berbeda. Lebih berat dari biasanya, tetapi juga terasa lebih nyata di tangannya.

"Aku bisa merasakan berat senjatanya, bahkan ada sedikit gesekan angin…"

Ia mengepalkan tangan. Ototnya sedikit tegang, merasakan denyutan darah mengalir.

Di game biasa, tidak ada rasa sakit, tidak ada kelelahan, dan pergerakan terasa lebih ringan. Namun, di sini—setiap gerakan terasa alami, ototnya merespons dengan sempurna, dan yang paling penting…

Adrenalin pertarungan terasa nyata.

Joni menyeringai.

"Seru."

Sementara sebagian besar player masih panik, seseorang berteriak.

"MONSTER!!"

Dari semak-semak, sekawanan Feral Wolf muncul. Monster tingkat rendah dengan bulu kelabu dan taring tajam. Mereka bergerak dengan lincah, mata merah menyala menandakan agresi mereka.

Beberapa player langsung berlari ketakutan. Beberapa yang lebih berpengalaman mencoba mengambil posisi bertahan, tapi tangan mereka gemetar.

Di MMORPG biasa, Feral Wolf hanya butuh dua-tiga tebasan untuk mati. Tapi di dunia nyata ini?

—Siapa yang tahu.

Namun, bagi Joni, ada satu hal yang lebih menarik.

Bagaimana rasanya bertarung secara langsung?

Tanpa ragu, ia melempar Dualsword-nya ke udara—membiarkannya berputar beberapa kali sebelum memasukkannya kembali ke punggung.

Kemudian, dengan satu gerakan cepat, ia menarik Greatsword dari inventarisnya.

SHING!

Sebilah pedang besar berwarna perak dengan ukiran tajam muncul di tangannya.

Saat sebagian besar player masih ragu untuk menyerang, Joni justru berlari ke arah serigala-serigala itu.

"HAH?!"

"WOI! JANGAN GILA!!"

Beberapa orang berteriak memperingatkan, tapi Joni sudah melompat tinggi—

Dan dengan satu tebasan brutal, pedangnya menghantam tanah.

BOOM!

Dampaknya menciptakan debu yang membumbung tinggi. Para player terpana saat melihat satu serigala terbelah dua, darah menyembur ke udara.

"…"

Suasana mendadak hening.

Darah monster menetes ke tanah. Joni menatap tangannya—merasakan sedikit getaran dari benturan senjata.

—Tidak ada efek damage mengambang. Tidak ada suara sistem.

Hanya ada rasa berat dari tebasannya, darah yang mulai menempel di pakaiannya, dan aroma besi yang menyengat.

"…HAHAHA."

Joni tertawa pelan.

Lalu ia mengangkat Greatsword-nya ke arah monster yang tersisa.

"AYO SINI, ANJING!!"

Seolah merespons tantangannya, serigala-serigala itu menggeram, mengitari Joni, mencoba menemukan celah untuk menyerang.

Salah satu dari mereka menerkam ke arahnya dengan kecepatan tinggi!

Namun—

"Lambat."

Joni segera menukar Greatsword dengan Dagger kecil dalam sekejap—

Kemudian, dengan gerakan gesit, ia menghindar ke samping dan menebas leher monster itu dalam satu gerakan mulus!

SLASH!

Serigala itu terpental ke tanah, berkedut beberapa kali sebelum akhirnya diam.

Joni menarik napas.

—Gerakan monster ini lebih realistis dari game sebelumnya.

Namun, bagi seorang Weapon Master yang sudah gonta-ganti karakter ratusan kali seperti dia…

Ini terlalu mudah.

"Seharusnya ada yang lebih kuat dari ini, bukan?"

Ia memandang sekeliling, menunggu tantangan yang lebih menarik.

Tapi di saat itu juga…

—Para player lain hanya bisa menatapnya dengan ekspresi ketakutan dan tidak percaya.

"Siapa… orang ini…?"

---

Bersambung