WebNovelrichy33.33%

Mata mata mengawasi

Richy merasakan keringat dingin di pelipisnya. Apa yang baru saja terjadi?

Tanganya sedikit gemetar. Ia menatap sekeliling perpustakaan. Buku-buku yang tadi melayang kini berserakan di atas lantai. Anak-anak yang tadi mengejeknya telah kabur.

Ia menalan ludah. "Benarkah aku yang tadi mengendalikan gravitasi?

Ia segera sadar, jantungnya terus berdebar, ini bukan sekadar kecerdasan. Atau pemahaman teori sains ini jauh lebih besar lagi. Sesuatu yang tak seharusnya di miliki manusia. apa lagi, manusia cacat seperti aku.

Tapi sebelum ia bisa berpikir lebih jauh. Fokusnya kembali ke orang misterius berjas hitam tadi. matanya terkesan tajam, seperti sedang menganalisis sesuatu.

Siapa dia?

Richy mencoba mengabaikan kegelisahanya, lalu buru-buru mengambil bukunya dan pergi.

Tapi saat melewati pria itu, ia mendengar suara lirih yang membuat tubuhnya menegang.

"Luar biasa.. kau bahkan belum menyadari potensi sepenuhnya bukan?"

Richy berhenti. Jantungnya berdegup kencang.

Pria itu tersenyum kecil. "Kita akan segera bertemu lagi"

Pria itu, menghilang sekedip mata.

Richy tidak bisa mengabaikan perasaanya begitu saja. Sejak kejadian di perpustakaan itu, ia merasa seperti selalu di awasi. Dikelas, dijalan pulang, bahkan di rumahnya sendiri.

Ia mulai memperhatikan hal-hal kecil. Seperti mobil hitam, orang-orang berjas hitam.

Tapi siapa "mereka"?

Suatu malam, richy memutuskan untuk menguji sesuatu. Ia menempelkan cermin kecil di kaca jendela diluar kamarnya, mengarah ke jalanan. Lalu, dengan algoritma yang ia buat sendiri di laptopnya, ia menghubungkan kamera kecil yang dapat mendeteksi pergerakan objek yang tidak biasa.

Dua jam berlalu, tiada apa yang aneh.

Tapi pada pukul 02:47 pagi, layar laptopnya berkedip.

Ada seseorang berdiri di depan rumahnya.

Sosok itu memakai jas hitam, sama seperti pria misterius di perpustakaan. Tidak bergerak, hanya berdiri diam disana. Richy menelan ludah. Ini bukan kebetulan. Dengan cepat ia menutup laptopnya, dan meraih kerusi roda. Ia perlu berpikir. Ia perlu tahu siapa mereka dan apa yang mereka inginkan darinya.

Tapi sebelum ia bisa melakukan apa-apa

Terdengar suara ketukan di jendela

Tok... Tok.... Tok...

Tubuh richy menegang. Jendela kamarnya ada di lantai dua. Bagaimana mungkin ada orang yang mengetok jendela nya dari luar?!

Dengan nafas tertahan, ia perlahan menoleh.

Dibalik kaca jendela, berdiri seorang pria berjas hitam dan mata tajam. Tiada ekspresi di wajahnya.

Dan saat richy berkedip... Pria itu menghilang.

Hmm!