Ada Dan Tiada 2: EPS 6 END

ADA DAN TIADA 2: (TAMAT)

Sarah menggenggam erat tangan Sita dan Putra saat mereka berlari menuruni tangga rusun dengan napas tersengal. Tubuhnya masih gemetar, tapi tekadnya sudah bulat: Mereka harus pergi dari tempat terkutuk ini.

Begitu sampai di lantai satu, mereka langsung disambut oleh Ustadz Rahman dan beberapa warga sekitar yang sudah berkumpul dengan wajah tegang. Mereka membawa obor dan membaca doa dengan suara lantang.

Sarah berlari ke arah mereka, bersembunyi di belakang Ustadz Rahman sambil memeluk anak-anaknya.

Namun, sebelum mereka bisa bernapas lega—

DARA MUNCUL.

Bersama 34 pocong yang berdiri berjejer di belakangnya.

Mata Dara bersinar merah, senyumannya tetap mengerikan. Gaun hitamnya berkibar tertiup angin malam, dan pocong-pocong di belakangnya bergerak perlahan, seolah siap menerkam siapa pun yang menghalangi jalan mereka.

Sarah menatap Dara dengan mata penuh kemarahan dan ketakutan. "Kalian manusia yang durhaka kepada Tuhan!" teriaknya.

Dara hanya tertawa pelan. "Sarah… kau tak mengerti, bukan?"

Dia melangkah maju.

Warga semakin mundur.

Ustadz Rahman mengangkat tangannya dan berseru lantang, "Kalian adalah arwah yang tersesat! Kalian tidak memiliki tempat di dunia ini!"

Dara terkekeh. "Tidak, Ustadz… mereka yang jauh dari Tuhan, merekalah yang tidak punya tempat di dunia ini."

Pocong-pocong itu mulai bergerak. Beberapa dari mereka melayang di udara, sementara yang lain berjalan tertatih dengan suara berdecit yang mengerikan.

Ustadz Rahman mulai membaca Surah Yasin dengan suara lantang. Warga mengikutinya, suaranya menggema di udara malam.

Dara meringis. Tubuhnya mulai bergetar.

Langkahnya yang sebelumnya mantap mulai melambat.

Dara mencoba bertahan, tapi perlahan api mulai muncul dari dalam tubuhnya.

Api yang berasal dari dosa dan kutukannya sendiri.

Dara menjerit keras, wajahnya penuh amarah dan kepedihan. "INI BELUM BERAKHIR!"

Tubuhnya semakin panas, api mulai membakar pakaiannya, kulitnya melepuh.

Satu per satu, pocong-pocong di belakangnya ikut terbakar.

Jeritan mereka menggema di seluruh rusun.

Sarah memeluk anak-anaknya erat, menahan air mata.

Api semakin besar…

Dara berusaha melangkah maju, namun tubuhnya mulai runtuh menjadi abu.

Dengan tatapan penuh kebencian, dia menatap Sarah untuk terakhir kalinya.

"Aku akan kembali…"

Dan dalam sekejap—

Dara dan 34 pocong itu lenyap dalam kobaran api.

Malam itu, rusun yang selama ini dihantui kegelapan akhirnya menjadi tenang.

Namun, sebelum Sarah pergi…

Dia menoleh sekali lagi ke arah bangunan tua itu.

Dan dari jendela lantai atas…

Seseorang berdiri di sana.

Sosok perempuan berbaju putih.

Tertawa.

TAMAT.