Bab 19: Awal yang Baru
Pagi itu, langit cerah dan udara sejuk menyelimuti desa.
Bapak duduk di bangku kayu di depan rumah, menunggu Rahayu yang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
Tak lama, Rahayu keluar dengan seragam merah-putihnya.
"Bapak, sudah siap?" tanyanya sambil tersenyum kecil.
Bapak mengangguk. Hari ini terasa berbeda.
Tidak ada lagi suara bisikan dari hutan. Tidak ada bayangan menyeramkan yang mengintai.
Hari ini, mereka benar-benar memulai hidup baru.
---
Di perjalanan menuju sekolah, Rahayu berjalan di samping Bapak.
"Bapak kerja apa sekarang?" tanya Rahayu, mencoba mencairkan suasana.
Bapak tersenyum.
"Bapak dapat pekerjaan di kota, sebagai pegawai di kantor UNIT 1 Kurnia Abadi."
Rahayu mengangguk pelan. Ia senang mendengar kabar itu.
Setidaknya, hidup mereka akan lebih baik sekarang.
Sesampainya di sekolah, Bapak mengusap kepala Rahayu.
"Belajar yang rajin ya, Nak," katanya.
Rahayu tersenyum. "Iya, Pak."
Bapak menatap putrinya berjalan masuk ke halaman sekolah. Untuk pertama kalinya, ia merasa ada harapan.
Tapi di dalam hatinya, ada sesuatu yang mengganggu.
UNIT 1 Kurnia Abadi…
Nama itu terasa tidak asing.
Seolah-olah ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya.
Namun, ia mengabaikannya.
Untuk sekarang, yang terpenting adalah memulai kembali hidup mereka.
Tapi tanpa mereka sadari… awal yang baru itu mungkin bukan awal yang mereka harapkan.