Kenangan (3)

Studio itu, terang seperti biasa, berfokus pada mata Juni yang berkilau. Lampu-lampu, tanpa warna yang berlebihan, mengundang kecerahan, seperti matahari di sore yang malas. Dan pada saat itu, kerumunan menjadi hening seketika.

Mereka merasa seperti harus berteriak memanggil nama Juni saat wajah tampannya ditampilkan di layar, tetapi sesuatu membuat mereka tetap diam—mendengarkan.

Juni menutup matanya, senyum yang tampak bahagia namun sedih menghiasi bibirnya. Lalu, dia menghela napas dalam-dalam yang terdengar gemetar saat memikirkan lirik yang telah ditulisnya.

Suara Juni, penuh dengan emosi mentah, menggema di seluruh tempat saat dia memulai bagian bridge.

"Meskipun tahun-tahun telah berlalu, dan kita terpisah jalan,

Harta karun masa kecilku masih memenuhi hatiku.

Di saat-saat tenang, aku memejamkan mata,

Dan berharap aku menemukan jalan kembali ke surga itu.

Ketika aku menangis karena jatuh dan tersandung...

Dan bukan karena pikiranku runtuh.