Pagi yang Ribut (Seperti Biasa)
Hari itu, sekolah kembali masuk setelah libur beberapa hari.
Amara masih ngantuk berat.
Dia jalan keluar kamar sambil ngulet, rambut awut-awutan, mata setengah merem.
"Rendi… Gue masih ngantuk… Bolehlah gue bolos sehari aja?" keluhnya.
Rendi yang udah rapi dengan seragamnya cuma melirik sekilas.
"Bocil, lo pikir sekolah bisa seenaknya di-skip?"
Amara cemberut.
"Yaelah, kan cuma sehari…"
Tapi belum sempat dia lanjut ngomong, Rendi tiba-tiba mendekat.
Dia nunduk dikit, tatapannya tajam.
"Lo gak sekolah, gue angkut lo kegerbang sekolah pake gendongan."
DEG!
Amara langsung mundur, panik.
"LO BECANDA, KAN?!"
Tapi Rendi tetep serius.
"Nggak."
Amara langsung ngebut balik kekamar buat siap-siap.
GILA, dia gak mau dipermalukan didepan semua orang!
Di Sekolah: Bocil Bar-bar VS Rendi Cuek
Setelah berangkat kesekolah bareng, mereka akhirnya sampai digerbang.
Begitu turun dari motor, Amara langsung ditarik kedalam gerombolan temannya.
"AMARAAA! KANGEN BANGET SAMA LO!" teriak salah satu temannya.
Amara langsung ketawa.
"Hehehe, kangen juga sama kalian~"
Sementara itu, Rendi baru mau masuk gerbang, tapi tiba-tiba ada suara cewek yang manggil.
"Rendi!"
Dia berhenti, noleh…
Dan ternyata itu Melia.
"Eh, Melia?"
Melia senyum manis.
"Lo kok gak pernah balas chat gue sih?" katanya sambil cemberut manja.
Rendi mengernyit.
"Chat? Kapan?"
Melia ngeluarin HP-nya.
"Nih, gue WA lo kemarin, tapi centang satu!"
Rendi langsung elus tengkuknya.
"Eh, maaf. HP gue emang sering gue silent."
Melia mengerucutkan bibirnya.
"Hmm… Trus, nanti pulang sekolah lo sibuk nggak?"
Sebelum Rendi bisa jawab…
Amara tiba-tiba muncul dari belakang, ngerangkul Rendi.
"Eh, Rendi udah ada janji sama gue, nih! Mau traktir gue boba, kan, Ndiii?" katanya sambil senyum lebar.
Melia langsung melirik tajam.
Sementara Rendi melirik kesamping, ngebisikin pelan.
"Bocil, lo ngapain?"
Amara cuma nyengir jail.
"Gue nyelametin lo, bego."
Dan sejak saat itu…
Sekolah gak pernah tenang lagi karena bocil bar-bar dan cowok cuek ini selalu bikin kehebohan!
Amara vs. Melia: Perang Dingin?!
Melia memicingkan mata ke arah Amara.
"Traktir boba?" tanyanya pelan, nada suaranya terdengar gak percaya.
Amara masih cengengesan sambil ngerangkul lengan Rendi erat.
"Iyaa~ Rendi janji mau traktir gue hari ini! Kan kemarin gue udah bantuin dia!"
Melia makin curiga.
"Bantuin apa?"
Rendi langsung keringetan.
Kalau Amara sampai bilang sesuatu yang aneh, bisa-bisa dia kena gosip!
Tapi sebelum dia sempat nyetop, Amara udah buka mulut.
"Bantuin dia nyari baju yang cocok buat…"
"UDAH, MASUK KELAS AJA!" Rendi langsung motong cepat, menyeret Amara pergi.
Tapi pas lewat, Melia melirik tajam kearah Amara.
Dan Amara?
Cuma senyum miring penuh kemenangan.
Di Kelas: Rendi Gak Bisa Tenang!
Setelah didepan kelas Amara, Rendi langsung melempar tatapan tajam ke Amara.
"Bocil, lo apaan sih tadi?! Gak jelas banget!"
Amara cuma nyengir dan Masul duduk santai di bangkunya.
"Apaan? Gue nyelametin lo dari Melia, tau."
Rendi ngelus wajahnya.
"SALAH! Justru sekarang dia makin curiga!"
Amara membenamkan dagunya di tangan.
"Hmmm… Lo takut ya kalo Melia mikir lo suka sama gue?" tanyanya, senyum jail mulai muncul lagi.
Rendi mendengus.
"Nggak."
Tapi begitu Amara mendekat sedikit, menatap mata Rendi lekat-lekat…
"Yakin?"
DUG!
Jantung Rendi langsung berdebar tanpa izin.
Amara nggak biasanya ngomong kayak gini.
Dia bener-bener jadi lebih… aneh?
Atau mungkin… lebih berbahaya?!
"Gue…" Rendi mau jawab, tapi bel berbunyi nyelamatin dia.
DUGAAANGGGG!!!
"YES! PELAJARAN MULAI!" Rendi langsung balik badan dan menuju kelasnya meninggalkan Amara.
Sementara Amara masih nahan ketawa kecil.
"Kena, lo."
Dan sejak hari itu, sekolah jadi medan perang salting bagi mereka berdua!
Rendi Gak Bisa Tenang!
Pagi itu, sekolah terasa lebih ribut dari biasanya.
Bukan karena pelajaran…
Tapi karena ada satu bocil bar-bar yang bikin onar di kantin sebelum bel masuk.
Dan siapa lagi kalau bukan Amara?
Dia lagi ketawa-ketawa sama gengnya di kantin, sementara Rendi baru turun dari lantai atas.
"Ya ampun, bocil itu gak ada capeknya…"
Sebagai anak kelas 3 SMA, Rendi udah kebiasa sibuk mikirin ujian dan masa depan.
Sementara Amara?
Masih sibuk main-main.
Tapi… masalahnya, bocil ini gak pernah jauh-jauh dari dia!
Baru aja Rendi duduk di kelas, HP-nya bunyi.
~ Bocil Bar-bar: "Ndi, traktir gue boba, dong."
Rendi mendengus.
~ Rendi: "Lo kira gue mesin ATM?"
~Bocil Bar-bar: "Ya kan lo calon suami gue. Wajib dong."
~ Rendi: "MIMPI."
Tapi tiba-tiba…
~ Bocil Bar-bar: "Gue otw kekelas lo sekarang."
DUG!
Rendi langsung tegang.
GILA! Bocil ini bener-bener nekat!
Kelas 3 SMA Dibikin Heboh!
Lima menit kemudian…
DUAAARR!
Pintu kelas kebuka keras, dan Amara masuk tanpa malu-malu!
Semua anak kelas 3 yang lagi fokus belajar langsung melongo.
"Siapa tuh?"
"Kok anak kelas 1 masuk sini?"
Sementara itu, Rendi langsung nutup wajahnya.
"BOCIL, NGAPAIN LO MASUK KELAS GUE?!"
Amara jalan santai ke mejanya, nyengir tanpa dosa.
"Yaelah, biasa aja. Kan cuma mau nagih traktiran."
Satu kelas langsung riuh!
Sementara Rendi?
Udah mau gali tanah buat ngubur diri!
Dan sejak hari itu… Nama 'bocil bar-bar' makin terkenal disekolah!
Bocil Masuk Kelas Tanpa Malu!
Semua mata di kelas tertancap kearah Amara yang berdiri dengan santainya didepan pintu.
Sebagai anak kelas 1 SMA, masuk ke kelas 3 SMA tanpa izin itu jelas nekat.
Tapi… Amara?
Santai.
Bahkan, dia jalan kemeja Rendi seakan-akan gak ada orang lain diruangan itu.
"Ndi, traktir gue boba sekarang."
Rendi langsung pegang kepala.
"BOCIL, LO MAU GUE DIHUKUM APA?!"
Tapi Amara cuma duduk santai d bangku sebelah Rendi.
"Yaelah, gue cuma sebentar doang kok. Lagian, lo kan calon suami gue. Wajar dong gue minta traktiran?"
Satu kelas langsung heboh!
"WOII, RENDI MAU DIJODOHIN?!"
"GILA! ANAK KELAS 1 BERANI BANGET!"
Sementara itu, Rendi nyaris nabrak mejanya sendiri saking paniknya.
Dia langsung menarik Amara buat keluar.
"BOCIL, LO UDAH GILA?!"
Tapi Amara masih cengengesan.
"Eh, tapi lo mau traktir gue kan?"
Rendi menatap bocil ini dengan frustasi.
Tapi melihat wajahnya yang penuh harapan…
SIAL. DIA KALAH.
"…Iya, iya, nanti gue traktir!"
Dan akhirnya, bocil bar-bar itu pergi dengan kemenangan.
Sementara Rendi?
Harus menjelaskan kesatu kelas!
Rendi Dapat Tatapan Tajam Seisi Kelas!
Begitu Amara pergi dari kelas, suasana tetap gak tenang.
Karena sekarang, gantian teman-teman Rendi yang sibuk ngeliatin dia!
"Ndi, serius lo dijodohin sama bocil kelas 1?" tanya Ferdi dengan wajah penuh rasa ingin tahu.
Rendi ngelus wajahnya sendiri, berusaha tetap waras.
"Gue juga gak ngerti kenapa bocil itu gak bisa diem."
Tapi… bukannya berhenti nanya, teman-temannya makin ganas!
"Wih, Ndi! Lo keren juga ya! Dapet bocil ngegemesin!"
"Fix, dia bakalan manggil lo 'Abang' bentar lagi, wkwkwk."
Rendi langsung mencengkram kerah baju Yono.
"DIAM LO!"
Satu kelas langsung ketawa.
Tapi didalam hati, Rendi tahu ini semua baru permulaan.
Bocil itu… gak akan berhenti di sini.
Istirahat: Bocil Bar-bar Bikin Ulah Lagi!
Saat bel istirahat berbunyi, Rendi berniat kabur duluan biar gak dikejar Amara.
Tapi…
GAGAL.
Begitu dia keluar kelas, bocil itu udah berdiri didepan pintu, nyengir lebar.
"Ndi, ayo traktir gue."
Rendi mencelos.
GILA, BOCOQ! Bocil ini penjaga gerbang?!
"Bocil, gue lagi males."
"Tapi gue udah laperrr~" Amara cemberut, matanya berbinar kayak anak kecil minta permen.
DUG!
Rendi langsung kena serangan visual!
Dan… untuk kesekian kalinya, dia KALAH.
"Yaudah, yaudah! Tapi jangan berisik lagi!"
Dan begitulah…
Anak kelas 3 SMA ini harus menuruti bocil bar-bar yang gak ada takutnya!