7

Setelah masuk ke dalam apartemen, Zhao Feng langsung melemparkan tubuh tupai mutant level 2 itu ke atas meja kayu yang kokoh di dapurnya. Bentuknya yang besar dengan bulu kusut dan bercak darah masih terlihat mengerikan.

Tanpa banyak basa-basi, ia menoleh ke arah Lin Ya dan sahabatnya.

"Bersihkan ini," katanya singkat.

Lin Ya dan gadis berambut putih itu saling berpandangan sebelum akhirnya mengangguk patuh.

Zhao Feng tidak terlalu khawatir. Lin Ya sudah pernah membersihkan daging mutant sebelumnya, seharusnya ia bisa mengajari sahabatnya yang jelas masih canggung dengan tugas seperti ini.

Sementara mereka bekerja, Zhao Feng sendiri merasa tubuhnya sudah terlalu lengket dan kotor dengan darah mutant. Tanpa berkata lebih banyak, ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di dapur, Lin Ya dan gadis berambut putih itu berdiri memandangi tubuh tupai mutant yang tergeletak di depan mereka.

Meskipun mereka sudah pernah melihat daging ayam mutant sebelumnya, tupai seukuran manusia ini jauh lebih besar dan terlihat lebih mengerikan. Ada banyak luka kecil dan besar di tubuhnya, bekas tebasan pisau Zhao Feng.

Lin Ya mengambil napas dalam, lalu menoleh ke sahabatnya. "Baiklah, aku akan mengajarimu cara membersihkannya. Tidak sulit, hanya sedikit menjijikkan pada awalnya."

Gadis berambut putih itu menelan ludah, sedikit ragu. Namun, setelah melihat keseriusan di wajah Lin Ya, ia pun mengangguk dan mengambil pisau yang disodorkan kepadanya.

Satu jam penuh berlalu.

Lin Ya dan sahabatnya akhirnya menyelesaikan tugas mereka. Napas mereka sedikit berat, tangan mereka kotor dengan darah dan bulu yang mereka cabuti dari tubuh tupai mutant.

Namun, ada sesuatu yang mereka sadari—tubuh mereka terasa sedikit lebih kuat dari sebelumnya.

Setelah beberapa hari memakan daging mutant, mereka mulai menyadari bahwa tubuh mereka lebih bertenaga, lebih tahan lelah, dan tidak mudah merasa mual seperti pertama kali melihat darah.

Pada saat yang sama, Zhao Feng keluar dari kamar mandi.

Ia kini mengenakan pakaian bersih dan terlihat jauh lebih segar. Rambutnya masih sedikit basah, dan ada beberapa bekas luka kecil di tubuhnya, tetapi tidak ada yang terlalu serius—kecuali satu luka sobek di kaki kirinya.

Tanpa pikir panjang, ia mengambil kotak P3K dari lemari dan duduk di sofa, bersiap untuk membersihkan lukanya sendiri.

Namun, sebelum ia sempat melakukannya—

"Aku… boleh membantumu?"

Suara lembut terdengar di depannya.

Zhao Feng mengangkat kepalanya dan melihat gadis berambut putih itu berdiri di hadapannya, wajahnya sedikit memerah, tetapi matanya penuh tekad.

Zhao Feng sedikit terkejut dengan tawarannya.

Sejujurnya, ia tidak keberatan merawat lukanya sendiri, tetapi melihat gadis itu tampak begitu berusaha mengumpulkan keberanian, ia pun mengangguk pelan. "Silakan."

Gadis berambut putih itu tersenyum tipis dan segera berlutut di hadapannya, mengambil kapas dan antiseptik dari kotak P3K, lalu dengan hati-hati mulai membersihkan luka di kakinya.

Tangannya terasa sedikit dingin tetapi sangat lembut.

Zhao Feng bisa merasakan bagaimana gadis itu bekerja dengan penuh kehati-hatian, seolah takut menyakitinya.

Lin Ya, yang sejak tadi memperhatikan, menatap sahabatnya dengan ekspresi mencela.

"Pengkhianat..." pikirnya dalam hati, namun ia tidak mengucapkannya.

Ia hanya mendengus pelan, menyilangkan tangan di dada, dan menatap sahabatnya dengan tatapan penuh sindiran.

Sahabatnya tampaknya tidak menyadarinya, atau mungkin pura-pura tidak peduli. Wajahnya masih memerah saat ia fokus membersihkan luka Zhao Feng.

Zhao Feng sendiri tetap diam, membiarkan suasana mengalir apa adanya.

Namun, tak lama kemudian, Lin Ya melangkah maju dengan ekspresi tak mau kalah.

"Kalau begitu, aku juga tidak mau ketinggalan," katanya tiba-tiba.

Sebelum Zhao Feng bisa bereaksi, Lin Ya sudah berdiri di belakang sofa, tangannya bergerak ke pundaknya.

"Aku akan memijatmu," katanya santai. "Sebagai balas jasa karena sudah memberiku makanan."

Zhao Feng mengangkat alis, sedikit heran, tetapi ia tidak menolak.

"Terserah."

Dengan itu, Lin Ya mulai memijat bahunya dengan gerakan yang cukup ahli.

Sementara gadis berambut putih itu masih fokus membersihkan luka di kaki Zhao Feng, Lin Ya dengan senang hati mulai mengendurkan otot-ototnya yang tegang.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Zhao Feng merasa benar-benar rileks.

Setelah sahabat Lin Ya selesai membersihkan luka dan membalut sedikit luka Zhao Feng, Zhao Feng menatapnya sejenak sebelum mengulurkan tangan.

"Aku Zhao Feng," katanya dengan nada santai. "Dan namamu?"

Gadis berambut putih itu tampak sedikit ragu, tetapi akhirnya, dengan wajah sedikit memerah, ia menjabat tangan Zhao Feng dengan lembut.

"Bai Ling," jawabnya pelan.

Zhao Feng tersenyum tipis setelah mendengar namanya. "Bai Ling… nama yang indah," katanya dengan nada tenang.

Bai Ling yang masih menggenggam tangan Zhao Feng sedikit terkejut, pipinya merona karena pujian itu. Ia dengan cepat menundukkan kepala, mencoba menyembunyikan ekspresinya.