Davis, kamu sudah mati...

Pada saat mereka kembali ke hotel, hari hampir berakhir. Matahari telah tenggelam rendah, menciptakan bayangan panjang di seluruh tempat parkir.

Hari itu telah menguras setiap tetes kekuatan dari tubuh mereka. Tidak satu pun dari mereka berkata sepatah kata pun — keheningan berbicara banyak.

Beban emosional dari apa yang telah mereka lihat menggantung di atas mereka seperti awan tebal. Bangunan yang hancur, yang dulunya merupakan simbol kebanggaan dan kerja keras, sekarang berdiri sebagai pengingat kosong dari apa yang telah hilang.

Bagi Davis dan Ethan, itu lebih dari sekadar bangunan yang hancur. Itu adalah bertahun-tahun darah, keringat, dan pengorbanan — terbakar menjadi abu oleh iri hati dan pengkhianatan. Hati mereka sakit dalam cara yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Kejutan itu belum hilang.

Tidak ada yang memprediksi kehancuran seperti itu.