Yang Tidak Seharusnya Ada

Di Ambang Kebenaran

Kazuki menatap buku lusuh di tangannya, The Last Observer. Kata-kata di halaman pertamanya terus terngiang di benaknya:

> "Jangan percayai ingatanmu."

Ia telah melewati begitu banyak hal—loop yang terus berulang, kehilangan yang tidak bisa dijelaskan, dan kini… sesuatu yang lebih besar mengawasinya.

Ia mengira sudah menemukan jalan keluar. Tapi semakin ia menggali, semakin jelas bahwa ia hanya menyentuh permukaan.

Loop ini belum berakhir.

Dan mungkin… tidak akan pernah berakhir.

---

Kazuki melangkah di jalanan malam yang sepi. Kota ini terasa… kosong. Bukan karena tidak ada orang, tetapi karena sesuatu yang lain.

Sebuah perasaan aneh yang tidak bisa ia jelaskan.

Ia melewati sebuah toko kecil, kaca jendelanya memantulkan bayangannya. Tapi kali ini, ia memperhatikan sesuatu yang membuatnya menahan napas.

Bayangannya tertinggal.

Sejenak, refleksi dirinya tidak bergerak.

Kazuki mundur satu langkah. Bayangan itu tetap di sana, seolah-olah sesuatu yang lain sedang memerhatikannya dari sisi lain kaca.

Lalu, perlahan… bayangan itu mulai tersenyum.

Senyuman yang bukan miliknya.

Kazuki merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia berbalik dan berjalan cepat menjauh, tetapi dalam benaknya, satu pikiran terus mengganggunya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Apa yang telah berubah sejak ia 'kembali'?

---

Di rumahnya, Kazuki duduk di meja, mengamati buku lusuh itu dengan seksama. Ia mencoba mencari sesuatu—petunjuk, kode tersembunyi, apa saja.

Lalu, layar ponselnya menyala.

[Pesan Baru: The Last Observer]

Kazuki menahan napas. Tangannya bergerak cepat membuka pesan itu.

> "Kau tidak seharusnya kembali."

"Dia masih di sana."

Kazuki menggertakkan gigi.

Siapa 'dia'?

Jari-jarinya mengetik balasan dengan cepat.

"Apa yang kau maksud? Siapa yang masih di sana?"

Namun, seperti sebelumnya, pesannya menghapus sendiri.

Sebuah suara lirih berbisik di telinganya—bukan suara nyata, tetapi sesuatu yang terasa seperti serpihan ingatan yang hampir hilang.

> "Kazuki… tolong jangan lupakan aku."

Kazuki membeku.

Aoi?

Tapi… Aoi sudah tidak ada.

Atau… apakah ia masih di sana?

---

Kazuki kembali ke fasilitas Omega Shift.

Ia tidak tahu apa yang ia cari. Ia hanya tahu bahwa ada sesuatu yang tertinggal di sini.

Langkahnya bergema di lorong panjang dan sunyi. Cahaya lampu berpendar lemah, menciptakan bayangan aneh di dinding.

Saat ia mencapai ruang arsip, ia melihat sesuatu yang baru.

Sebuah pintu.

Pintu ini tidak ada sebelumnya. Tidak ada di peta, tidak ada dalam ingatannya. Tapi entah kenapa, ia merasa pernah melihatnya.

Di permukaannya, terukir simbol aneh—sesuatu yang samar-samar mengingatkannya pada sesuatu yang familiar.

Lalu ia melihatnya.

Kalung perak.

Tergantung di pegangan pintu, berkilau lemah dalam cahaya lampu.

Kazuki meraihnya dengan hati-hati, membalik liontin kecil itu.

Di belakangnya, ada inisial yang tergores halus:

> K.A.

Kazuki menatapnya dalam diam.

Lalu, sebuah suara berbisik dari balik pintu.

> "Kazuki… kau akhirnya kembali."

Jantungnya berdetak kencang.

Ia mengenali suara itu.

Tapi mustahil.

Karena suara itu seharusnya tidak ada di sini.

Kazuki menelan ludah.

Ia tidak tahu apakah ia harus membuka pintu ini atau tidak.

Tapi satu hal yang pasti…

Apa yang menunggunya di balik sana bukanlah sesuatu yang berasal dari dunia ini.

---

Kazuki berdiri diam di depan pintu.

Otaknya bekerja cepat, mencoba memahami semuanya.

Kalung ini milik Aoi.

Tapi Aoi sudah menghilang.

Atau mungkin…

Ia tidak pernah benar-benar pergi.

Kazuki mengepalkan tangannya.

Jika ada sesuatu yang masih ada di balik pintu ini…

Maka ia harus mengetahuinya.

Namun, sebelum ia bisa bergerak, ia melihat sesuatu di dinding sebelah pintu.

Cakaran panjang.

Dan di tengahnya, ada satu pesan terukir dalam goresan yang kasar:

> "Jika kau membukanya… kau tidak akan bisa kembali."

Kazuki menelan ludah.

Sebuah pilihan ada di tangannya sekarang.

Dan apa pun yang ia pilih…

Akan mengubah segalanya.

---

> "Jika aku bukan yang pertama… apakah aku akan menjadi yang terakhir?"

---

To be continued