Gerbang Menuju yang Tak Diketahui

Kazuki menatap pintu raksasa di hadapannya—pintu yang tampaknya tidak seharusnya ada di dunia ini. Cahaya biru yang berdenyut pelan di permukaannya terasa hampir hidup, seolah sedang mengamati mereka berdua.

Di sampingnya, Rin menarik napas dalam, jari-jarinya menggenggam erat konsol portabelnya. “Kazuki… ada sesuatu yang tidak beres.”

Kazuki tidak langsung menjawab. Ia bisa merasakannya juga. Tekanan aneh di udara, seperti gravitasi yang bergeser di sekitar mereka.

Namun, lebih dari itu—ada sesuatu yang menunggu di balik pintu ini.

Sesuatu yang terasa… akrab.

Tangan Kazuki perlahan terangkat, hampir tanpa kendali, jari-jarinya menyentuh permukaan dingin pintu tersebut.

Saat itu juga, suara bergema di kepalanya.

> "Jika kau melangkah ke sini… kau akan menemukan siapa aku sebenarnya."

Kazuki langsung tersentak mundur.

Suara itu…

Itu suara dirinya sendiri.

---

Alarm berbunyi pelan dari terminal di sisi ruangan, diikuti suara mekanis yang memenuhi udara.

> "Loop Initiated: Phase Two."

"Authorized by: S.R."

Mata Kazuki membesar. “Apa yang—”

Layar utama di ruangan mulai menampilkan deretan data yang tidak bisa mereka pahami. Grafik waktu, parameter realitas, dan kode sistem yang terus berubah dalam hitungan detik.

Di tengahnya, ada satu pesan yang berdiri sendiri, berkelip pelan seolah menunggu mereka untuk membacanya.

> "Kalian belum benar-benar keluar dari permainan ini."

Dada Kazuki berdebar. “Permainan?”

Rin dengan cepat menelusuri sistemnya. “Tidak… tidak mungkin. Ini bukan hanya loop biasa. Ini adalah sistem rekonstruksi penuh.”

Kazuki berusaha memahami. “Maksudmu?”

Rin mengangkat wajahnya, sorot matanya dipenuhi ketegangan. “Dunia ini… bisa jadi hanya salah satu dari banyak simulasi.”

Kazuki menelan ludah. Jadi… mereka mungkin tidak pernah berada di realitas yang asli sejak awal?

Sebelum ada yang bisa mengatakan apa pun lagi—

Pintu mulai terbuka.

Udara di dalam ruangan terasa lebih dingin seiring celah pintu semakin melebar. Cahaya biru yang tadinya berdenyut kini bersinar lebih terang, menciptakan siluet seseorang di dalamnya.

Siluet yang… identik dengan Kazuki.

Kazuki menegang. “Tidak… mungkin.”

Cahaya biru mulai meredup, perlahan menampakkan sosok di dalamnya.

Dan kemudian, Kazuki melihatnya—

Dirinya sendiri.

Orang yang berdiri di balik pintu memiliki wajah yang sama, dengan ekspresi yang tidak terbaca.

Namun, ada sesuatu yang berbeda.

Mata sosok itu tampak lebih kosong, hampir tidak memiliki emosi… seolah-olah ia bukan manusia yang nyata.

Kazuki tidak bisa berkata apa-apa.

Sosok itu menatapnya… lalu membuka mulutnya untuk berbicara.

Namun sebelum kata-kata itu keluar, dunia di sekitar mereka tiba-tiba membeku.

Lampu-lampu di laboratorium padam, suara mesin menghilang, dan hanya ada keheningan yang tersisa.

Kazuki berusaha berbicara, tetapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Di tengah ruangan yang gelap, layar holografik perlahan meredup…

> "Loop Zero: The Anomaly."

"The Creator’s Shadow."

Dan dengan itu, semuanya berakhir dalam sunyi.

(To be continued in the Epilogue…)