Situasi.

"Bunuh iblis itu!!"

"Bunuh dia!! Jangan biarkan dia kabur!!"

"Iblis menjijikkan!!!"

Suara denging-an keras terdengar di telinga, "sakit..." Seseorang berbisik.

"Ini terasa sakit" Suara bisikan itu semakin keras, kabut menyelimuti pandangan-nya di ikuti dengan teriakan teriakan yang membendung telinga.

Namun diantara teriakan-teriakan itu, bisikan yang mengatakan sakit secara berulang-ulang terdengar menembus semua teriakan yang ada

"Apa yang terjadi? Dimana aku sekarang? Kenapa aku buta? Semuanya terlihat gelap" Pertanyaan itu memenuhi kepalaku sembari berusaha untuk menghilang-kan pandangan buta ini

"Dasar kau iblis kurang ajar!!!"

"Dalhan!!! Kau akan membayar semua perbuatan yang kau perbuat!!!"

"Kau sudah mau mati saja masih melawan!!!"

Teriakan-teriakan yang terdengar semakin menjadi semakin keras...

"Dalhan? Iblis? Mati? Perbuatan? Dosa apa yang ku perbuat? Lagipula namaku Vanzer, bukan Dalhan... Siapa Dalhan yang mereka teriaki itu?" Kepala-ku masih dipenuhi oleh pertanyaan pertanyaan itu, siapa Dalhan?...

Saat aku masih buta dan tidak bisa melihat, seseorang yang membisikkan kata "sakit" Berkali-kali kini memudar...

Namun, sembari suara itu memudar, aku merasakan rasa sakit... Ini aneh, ketika bisikan itu memudar, aku mulai merasakan rasa sakit yang mulai menyebar ke seluruh tubuhku

"Huhhh? Rasa sakit macam apa ini?! Ini menyakitkan!" Aku benar-benar merasakan rasa sakit yang luar biasa, rasa-terbakar, dicambuk, di sayat, aku merasakan semua itu... Tapi kenapa?

Aku benar-benar kebingungan, bisikan itu menghilang, namun, kini aku yang membisikkan kata "sakit" Berkali-kali.

Pandangan-ku masih buta-ditutupi oleh kabut dan kegelapan, aku tidak tahan, aku harus keluar dari rasa sakit ini

Setelah beberapa menit mencoba, tidak ada hasil yang-berarti dapat ku-gapai, semuanya sia-sia

"Matilah iblis tidak berguna!!!"

"Tebus semua dosa-mu!!"

"Kau tidak seharus-nya hidup!!"

Di saat aku kesakitan, semua teriakan-teriakan itu membuatku cemas, panik dan putus asa

"Apakah mereka meneriaki ku? Aku iblis? Apa salah-ku? Kenapa mereka berteriak iblis berkali-kali? Teriakan mereka seperti di tujukan kepadaku" Aku menjadi semakin panik, rasa sakitnya pun tidak mereda sama sekali

"Mereka tidak mendengarku, seperti mereka meneriaki-ku dan memanggilku iblis berkali kali..." Rasa putus asa semakin memuncak, aku tidak bisa berbuat apa apa

Di-samping aku memikirkan kenapa teriakan-teriakan itu seperti tertuju padaku, aku lebih bingung kenapa dan bagaimana aku bisa di situasi seperti ini.

"Terakhir yang ku ingat adalah aku tertidur setelah di-nyanyikan lullaby oleh kakak perempuan-ku" Aku bingung, cemas, panik dan putus asa

Dunia terasa terbalik, dunia membenci-ku? Atau apakah dosa-ku memang sebesar itu?...

Secara perlahan, kabut menghilang dari wajah-ku, mata buta-ku sudah kembali...

Namun pandangan di hadapan-ku adalah sesuatu yang paling tidak ku-harapan, pandangan yang mengerikan...

Aku terikat di sebuah batang kayu, di-bawahku terdapat kobaran api yang sudah membakar setengah dari tubuh-ku hingga hangus dan membusuk

Terdapat dua orang yang memakai armor dari kepala sampai ujung kaki, salah satu dari mereka mencambuki wajahku, dan yang satunya dengan ringan-nya menyayati tubuh-ku dengan belati tajam

Tulang leher-ku patah, aku tak bisa menggelengkan kepala-ku, mengeluarkan suara maupun berbicara, namun ajaib-nya aku masih sadar dan bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa

"HAHAHAHAHAHA!!!"

Semua orang yang melihat hanya tertawa dengan puas, seperti aku telah melakukan suatu dosa yang sangat besar dan tidak pantas...

Seperti-nya dewa dan dewi sangat membenci-ku, atau aku yang salah?

Di-tengah-tengah rasa sakit yang ku-dapat, aku memejamkan mata-ku, berharap semua ini hanya mimpi belaka...

Aku ingin terbangun di-pelukan kakak perempuan-ku...

Angin lembut melintasi wajah-ku, angin itu sejuk dan sangat lembut

Merasakan angin itu, aku membuka mata-ku, aku sudah membayang-kan pandangan yang sama akan menyambut-ku lagi

Namun aku salah...

Kini di hadapan-ku hanyalah ruang kosong berwarna putih, ruang kekosongan tanpa batas...

"Tempat macam apa ini?" Aku bingung...

Lalu aku melihat ke tubuhku sendiri... Kemudian aku menyadari kalau tubuh-ku berbeda... Ini bukan tubuh-ku juga tubuh-ku tidak ada luka atau-pun bekas luka sedikit-pun

Pakaian yang ku pakai juga bukan pakaian yang terakhir ku pakai saat aku tertidur

Pakaian-ku seperti pakaian seorang pria di abad pertengahan, tidak terlalu banyak aksesoris, simpel, nyaman dan dingin...

"Banyak kejadian aneh hari ini, ayo bangunlah dari mimpi aneh ini!!" Ucapku sambil menampar wajah-ku sendiri

Namun aku merasakan rasa sakit, berarti aku tidak sedang bermimpi...

Menyadari menampar diri sendiri tidak akan membantu, aku berhenti

"Sebenarnya apa yang terjadi?! Aku hanya tertidur, namun kenapa bisa aku di-sini, aku menolak ini, ini pasti mimpi!!" Aku masih teguh dengan pendirian-ku bahwa ini hanyalah mimpi belaka...

Namun saat aku meyakinkan diriku, sebuah pecahan cermin muncul di hadapan-ku...

Ketika aku melihat ke cermin itu, aku tidak melihat diri-ku sebagai Vanzer yang tampan dan tinggi, namun seseorang yang sudah ber-umur 50 tahun ke-atas, dan juga diri-ku yang sekarang sama sekali tidak mirip dengan Vanzer...

"EHHH!! INI BUKAN DIRIKU!!!" Teriak-ku, tidak ingin menerima diri-ku...

"SIAPA DIA?!"

"INI BUKAN DIRIKU"

Suara-ku bergema dan terulang di ruang kosong itu beberapa kali sebelum memudar...

Kemudian cermin itu menunjukkan sesuatu yang berbeda... Sebuah pintu...

"Pintu? Tunggu! Cermin ini bisa menunjukkan sesuatu yang berbeda-beda?!"

Dengan ragu, aku meraih cermin itu... Saat aku menyentuh cermin itu, aku langsung tersedot ke-dalamnya...

Aku menemukan diri-ku berada di ruang kosong berwarna putih yang sama... Saat aku melihat kebelakang, cermin itu sudah tidak ada...

"Ini menjadi semakin aneh dan aneh..."

Saat aku kembali melihat ke-depan, aku melihat pintu, tidak, tapi ratusan pintu dengan bentuk, ukuran dan warna yang sama...

"Pintu pintu apa itu?!"

Aku melihat sekitar, semua pintu-pintu di-sekitarku melayang, namun ada juga yang berada di dataran yang sama seperti-ku

Semua pintu-pintu di-sekitar tertutup rapat, semua pintu itu di-rantai dengan gembok yang membutuhkan kunci

Bentuk kunci yang di butuh-kan setiap gembok pintu itu juga berbeda-beda, itu malah membuat-ku merasa lebih aneh lagi...

Namun, akhirnya aku melihat sebuah pintu yang tak di rantai dan tak di gembok...

Aku merasa kebingungan, aneh dan ragu, namun rasa ingin tahu-ku lebih tinggi, di-dorong dengan rasa ingin tahu, aku menghampiri pintu itu

Beruntungnya pintu itu tidak melayang... Melewati ratusan pintu, akhirnya aku mencapai pintu yang ku-tuju

Pintu-nya sedikit terbuka, terdapat sebuah kalimat yang tertulis di pintu yang berkata "Pintu Pergantian"

Aku sedikit bingung, apa yang di-maksud dengan pintu pergantian?...

Dengan ragu aku membuka pintu di hadapan ku dan memasuki-nya...

Cahaya dari pintu barusan membutakan-ku untuk sementara, ketika aku membuka mata-ku, aku berada di sebuah perpustakaan yang sangat megah dan luas

Perpustakaan itu di-hiasi dengan banyak sekali buku, lampu lampu menyala dengan terang, menerangi seluruh penjuru perpustakaan

Lampu redup dan terang menghiasi perpustakaan dengan sempurna, meski perpustakaan itu sedikit berserakan, namun selebihnya indah, aku melihat kebelakang, pintu di-belakangku menghilang

Aku menghela nafas dan mencoba untuk mengendalikan diriku...

Aku mulai menyusuri perpustakaan tanpa melihat diriku sendiri terlebih dahulu

"Pintu pergantian... Apa maksudnya ya?"

Aku melihat sekeliling, meminum keindahan yang di-sediakan oleh perpustakaan itu

Aku berjalan melewati beberapa rak yang di-penuhi buku, semua buku di perpustakaan terlihat menarik untuk di-baca

Saat aku berjalan, aku melewati sebuah cermin... Awalnya aku hanya melewati cermin itu tanpa ada rasa curiga

Namun aku sempat melihat sekilas diri-ku di cermin itu, dan aku terlihat berbeda...

Aku dengan cepat langsung menuju cermin itu lagi untuk memastikannya... Dan ternyata benar...

"EHHHHH?! AKU SEORANG PEREMPUAN SEKARANG?!" Aku panik, aku melihat ke dada-ku yang sekarang menjadi payudara yang bisa di bilang cukup besar

Aku meraih bagian bawah dari tubuh-ku, dan ternyata benar, aku sekarang menjadi seorang perempuan- bukan, tapi seorang gadis muda...

Aku sangat panik ketika mengetahui itu, aku tidak menyangka kalau aku akan menjadi perempuan...

"M-Mungkin yang di-maksud dari pintu pergantian adalah... P-Pergantian gender?!!!"

Aku menyentuh rambut panjang-ku yang berwarna merah merona, mencoba merasakan-nya... Rambut-ku terasa lembut seperti sutra

Dengan putus asa, aku menyentuh payudara-ku dan meremas-nya, benar saja, itu asli dan bukan ilusi...

"Ini nyata..." Aku menghela nafas dengan putus asa...

Saat aku masih putus asa, pandangan-ku teralih-kan ke tengah-tengah perpustakaan...

Di tengah perpustakaan terdapat seperti altar yang di tengahnya terdapat sebuah buku yang di kelilingi oleh simbol-simbol aneh...

Aku mendorong kegelisahan diri-ku yang menjadi seorang gadis, aku menghampiri Altar itu

Sesampainya di Altar, aku membungkuk untuk mengambil buku di bawah... Buku itu kosong...

Aku berkali-kali membolak-balikan halaman buku di tanganku, tapi masih saja kosong... Namun di halaman terakhir, terdapat suatu kalimat...

"Kalimat apa ini?... Ini bukan kalimat yang sering ku lihat..."

Dengan ragu, aku menarik nafas dan membaca kalimat itu dengan lantang...

"Benedictio Dimiterre"

Setelah aku membaca kalimatnya, tidak terjadi apa apa... Namun, tak lama kemudian, buku itu mulai bersinar...

Buku itu kemudian mulai melayang ke-atas dari tanganku... Aku hanya melihat, aku sudah menduga kalau itu bukan kalimat biasa...

Simbol-simbol di tanah sekitar buku tadi juga ikut bersinar...

Secara bersamaan, semua buku di perpustakaan juga mulai bersinar dan keluar dari rak mereka masing-masing... Buku buku itu terbuka dan membolak-balikan halaman dengan sendirinya...

Dari setiap buku itu, se-benang cahaya muncul, benang cahaya dari setiap buku-buku perpustakaan mulai menuju buku yang melayang di altar...

Simbol-simbol di altar juga mengeluarkan benang cahaya yang langsung menuju ke buku itu...

Aku melihat itu semua dengan kagum... Tak lama kemudian, semua buku di perpustakaan langsung terjatuh secara bersamaan setelah mengeluarkan benang cahaya tadi

Buku yang melayang tadi pun jatuh kembali ke tanganku... Aku membuka buku itu, dan benar saja, sekarang semua halaman buku yang ku pegang tidak lagi kosong, namun aku menutup buku itu kembali...

"Belum saatnya aku membaca ini"

Buku yang ku pegang memiliki judul "The Seventh Artifacts, Draca" Jujur saja aku terkejut dengan fakta kalau buku yang ku pegang adalah sebuah artefak

"Aku akan menyimpan ini..."

Aku melangkah keluar dari Altar dan menuju sebuah meja, aku pun meletakkan buku yang ku pegang di meja...

"Hmmm... Kesimpulan yang bisa ku ambil adalah... Ini bukan dunia biasa... Dunia ini penuh dengan sihir seperti di novel yang sering ku baca..."

"Aku sekarang sadar kalau ini bukan mimpi... Tapi meski aku sudah menduga ini, ini masih terlalu berlebihan bagiku..."

"Di siksa, di rubah menjadi perempuan, aku bisa gila..."

Aku meletakkan tanganku di kepala sambil menghela nafas...

"Sekarang hanya satu tujuanku... Pulang ke rumah..."

Selesai mengucapkan itu, buku yang tadi kuletakkan di meja mulai bersinar... Secara tak terduga, buku itu menyusut menjadi kecil...

Rantai muncul dari buku itu...

Tentu aku terkejut, namun aku lebih terkejut lagi ketika buku kecil itu melayang ke arahku, rantai dari buku itu pun melilit leher...

Di akhir, buku yang tadi kuletakkan di-meja menjadi kalung...

"Ehh? Buku ini bisa menjadi kalung? Ini akan mempermudah-ku untuk membawa-nya..."

Aku menghela nafas

"Dunia yang benar benar aneh"

Selesai aku mengucapkan kalimat itu, dengan sekali kedipan mata... Semuanya berubah... Aku tak lagi di perpustakaan... Namun melayang di kehampaan

Aku kebingungan, namun aku mencoba untuk tetap tenang kali ini... Dalam kehampaan, aku terjatuh tanpa henti...

Kemudian aku memejamkan mataku, berharap aku berhenti terjatuh... Dan benar saja, beberapa detik setelah aku memejamkan mataku, aku mendengar suara teriakan-teriakan yang tak asing...

Saat aku membuka mataku lagi, aku sudah berada di atas sebuah pohon... Dan pandangan di hadapan-ku juga pandangan yang paling tidak ku harapan...

Aku melihat diriku sendiri- bukan, namun seorang pria ber--umur lebih dari 50 tahun di ikat di sebuah batang kayu dan di bakar hidup hidup sembari di-cambuk di bagian kepala dan di sayat... Itu adalah diriku sebelum berubah menjadi seorang gadis

Melihat itu, aku menjadi marah... Dilihat dari kondisi diriku yang di ikat itu, aku sudah mati dan membusuk... Tidak, aku tidak ke-masa lalu, kesadaranku selamat dan berpindah tubuh... Mungkin kesadaran-ku telah berpindah ke tubuh gadis ini, tetapi aku tidak yakin...

Meskipun aku sangat marah, namun ada baiknya aku tidak gegabah dalam tindakan-ku, aku tidak boleh gegabah dan tidak akan gegabah...

Dengan menyelinap, aku kabur dari area itu, meninggalkan diriku yang sudah mati itu...

Aku kabur, berlari di-antara pepohonan yang lebat dengan sekuat tenaga

Aku tidak boleh mati, aku harus tetap hidup, aku harus keluar dari dunia menyebal-kan ini, aku harus hidup... Aku ingin kembali ke-dunia ku...

Aku terus berlari tanpa henti, air mata keluar dari mataku sembari aku berlari, aku tidak boleh berakhir di sini, aku tidak mau tinggal di sini... Aku tidak akan pernah mau tinggal di sini...

Tujuan-ku hanya satu, yaitu keluar dari dunia ini, karena aku sudah sadar sepenuhnya kalau ini bukanlah sebuah mimpi, aku harus kembali bagaimanapun caranya, ini bukan akhir, namun awal bagi diriku...