Hah siapa ini apakah itu Damian atau kaela? Dia membuka pintu kamar dan keluar, tetapi Tidak ada siapa-siapa. Dia pergi ke ruang tamu dan mencoba mendengarkan suara ketukan itu.
Setelah beberapa saat, suara ketukan kembali terdengar, dan suara yang tajam terdengar, "ini aku Adam dari kepolisian."
Kepolisian.... Ketika mendengar suara itu fragmen ingatan Raven segera muncul di benaknya.
Dia adalah inspektur, dan Kapten tim kepolisian penyihir tempat Raven bekerja. Dia adalah pria yang lembut namun tegas, dan kuat.
Kenapa orang ini malam-malam seperti ini, dan kenapa Damian dan Kaela tidak terbangun, dan tidak bisa mendengarkan ketukan keras itu?.
Mori sedang memikirkan tentang penyebab kematian Raven, pemilik asli tubuh ini dan bahaya yang mungkin dia hadapi. Mendengar itu, mori kembali ke kamar membuka laci dan mengeluarkan pistol, dan bergegas menuju pintu dan menjawab dengan waspada.
"Oke, aku akan segera membuka pintu."
Dia menyembunyikan pistol di saku celananya,
Dan dia dengan hati-hati membuka pintu. Di luar pintu berdiri tiga polisi berseragam hitam putih dengan dasi panjang.
Mori tersenyum dan berkata, "ada perlu apa?."
Inspektur polisi itu menjawab dengan suara tajam, "ada hal yang harus kami selidiki, dan menanyakan sesuatu padamu."
Mori tersenyum dan berkata, "ayo kita bicarakan di dalam."
Polisi itu menggelengkan kepalanya, "tidak, tidak perlu ini tidak akan lama." Kata polisi itu. Dia lalu berkata, "apa yang terjadi saat itu? Mahluk apa yang kalian Lawan?." Tanya polisi itu dengan nada tegas.
Mori menjadi guguk dan menelan ludahnya, "aku benar-benar tidak ingat apapun, yang ku ingat adalah aku sudah ada di rumah sakit." Dia mengatakan yang sebenarnya. Karna anehnya tidak ada ingatan Raven tentang kejadian itu.
"Tolong jujur kepada kami." Kata polisi itu.
"Aku mengatakan yang sebenarnya." Kata mori
"Tolong ikut dengan kami sebentar, kami harus memastikan kebenarannya, dan menyelidiki yang sebenarnya terjadi." Jawab polisi itu.
Kedua polisi di samping, segera mendekati mori dan memborgolnya. "Maaf kau harus ikut Dengan kami" kata salah satu polisi itu, dia terlihat seumuran dengan Raven, dia memiliki rambut hitam pendek mata coklat dan berwajah tampan.
Mori mengenal orang ini melalui ingatan-ingatan Raven yang terus muncul di benaknya, dia adalah teman masa kecil dan teman dekat Raven, Ren aster.
"Tunggu Sebentar aku akan mengunci pintu dulu"
"Baik tapi jangan mencoba untuk kabur" kata Ren. Dia melepaskan borgol Dari tangan mori.
Mori berbalik dan mengunci pintu, dia ingin melarikan diri tetapi tidak berani melakukan nya.
Setelah itu tangan mori kembali di borgol, dan mereka berjalan menuruni tangga, bulan bersinar terang di langit menyinari kegelapan malam.
Setelah beberapa saat mereka tiba di sebuah mobil berwarna hitam, dan mori masuk kedalam mobil bersama para polisi. Selama perjalanan mori hanya diam dan tenggelam dalam kedalaman pikiran nya, suana canggung pun terjadi.
Mobil itu melaju di jalan yang sunyi dan gelap di bawah bulan bulat, tak lama kemudian mobil itu berhenti di sebuah rumah yang gelap dan hanya di terangi oleh obor api. Rumah itu terlihat menyeramkan dan di penuhi dengan aura Gelap.
"Ayo ikuti aku kalian tetap di mobil" kata inspektur polisi itu. Mori hanya mengaguk dan mengikuti inspektur polisi kedalam rumah yang terlihat menyeramkan itu.
Saat sampai di depan pintu inspektur itu mengetuk pintu tiga kali, dan suara lembut seorang wanita terdengar, "silahkan masuk."
Inspektur polisi itu pun membuka pintu secara perlahan dan menyebabkan bunyi berderit, dan masuk di ikuti oleh mori. Bagian dalam rumah itu gelap dan hanya di terangi lampu gantung di dindingnya di penuhi dengan lukisan-lukisan menyeramkan seperti mahluk humanoid zombie sedang memakan bagian dalam perutnya, dan lukisan menyeramkan mahluk-mahluk menyeramkan lainnya.
Melihat itu mori menelan seteguk air liurnya, beberapa saat kemudian ada seseorang wanita muda mengenakan jubah penyihir, Duduk di sofa wanita itu terlihat Masi muda dan cantik dengan rambut hitam panjang dan mata biru, terlihat seumuran dengan Raven sekitar 20an. Penyihir itu bernama mordane.
Wanita itu tersenyum dan menyuruh mereka duduk "silahkan duduk. Apa yang bisa saya bantu" Wanita itu bertanya kepada inspektur polisi.
"Selamat malam nona mordane, ini adalah Raven Evans bisakah kau mendapatkan sesuatu darinya."
Modane segera mengalihkan pandangan kepada mori.
Apa yang akan terjadi setelah ini? Apakah rahasia dan identitas ku akan terbongkar?. Pikir mori dia merasa takut dan tidak berdaya.
Mordane tersenyum dan berkata kepada mori, "jangan khawatir aku tidak akan melakukan hal yang kasar kepada mu atau membunuh mu, lagipula kau bukan musuh ku. Ini akan sedikit menyakitkan tetapi tidak membahayakan mu."
Inspektur polisi di sebelah nya tertawa dan berkata kepada mori, "jangan takut kami tidak akan menyakiti mu."
"Mari kita mulai" kata mordane dia mengambil botol di atas meja, botol itu di penuhi dengan air berwarna biru tua, dia menuangkan air itu kedalam gelas, saat air itu masuk kedalam gelas air itu mengeluarkan asap.
"Silahkan minum ini" kata mordane.
"Aku akan melepaskan borgol nya" inspektur polisi disebelah nya melepaskan borgol dari tangan mori.
Mori mengambil gelas dan menatap cairan aneh itu, dan menelan ludah nya, dia dengan ragu-ragu meminum cairan itu dengan satu tegukan, saat cairan itu masuk ke tenggorokan nya dia merasa pusing, dan pandangan nya menjadi gelap.
Saat mori membuka matanya dia berada di kegelapan yang di penuhi dengan kabut tebal, "dimana aku?" Gumamnya.
Tiba-tiba suara serak seseorang terdengar, "ini adalah alam bawah sadarnya mu." Seseorang muncul dari kegelapan, orang itu berambut hitam dan memiliki lingkaran hitam di bawah matanya, dan ada rantai di tangan dan kakinya. Orang itu adalah Raven.
"Serahkan kepada ku aku akan mengambil alih tubuh ku agar rahasia ku tidak terbongkar." Kata Raven.
Setelah beberapa saat Raven mengambil alih kesadaran tubuhnya dan membuka matanya.
Mordane terus mengucapkan mantra sihir kepada Raven, tetapi Raven masih mempertahankan kesadarannya Dan Sama sekali tidak terpengaruh.
"Katakanlah apa yang terjadi saat itu dan mahluk apa yang kalian Lawan?". Kata mordane.
Raven memegang kepala nya dan menjawab, "a aku tidak ingat apapun yang aku ingat adalah aku sudah terbaring di rumah sakit."
Mordane terus menanyakan sesuatu tetapi Raven sama sekali tidak terpengaruh.
Mordane menghela napas dan berkata "Oke ini akan berakhir disini, kau boleh pergi." Suara nya mengema.
Setelah beberapa saat kemudian penglihatan Raven kembali normal, dan rasa sakit kepala nya menghilang.
Untunglah aku tepat waktu dan sering melatih kesadaran diriku agar tidak terpengaruh oleh sihir. Gumam Raven, dia menghela nafas lega dan bertanya, "eh apakah sudah selesai?."
"Jadi kau tidak menemukan apapun?." Tanya inspektur polisi itu kepada mordane.
Mordane menghela nafas dan menjawab, "biasanya mantra ini sangat akurat tetapi aku tidak bisa menemukan apapun."
"Kalau begitu kami akan pulang," kata inspektur polisi itu.
Setelah beberapa saat mereka meninggalkan rumah itu.
...
"Sekarang kau boleh pulang kerumah tetapi ingatlah jangan mengatakan hal ini kepada orang lain."
Raven menjadi tenang dan bertanya, "kapten, apa yang sebenarnya terjadi waktu itu? Aku benar-benar tidak ingat."
Inspektur polisi itu menghela nafas dan berkata, "jangan khawatir kami akan menyelidiki kasus ini , dan kau boleh kembali bekerja besok jika kau sudah sehat."
Setelah mengatakan itu inspektur polisi itu berbalik, menuju mobilnya.
Inspektur polisi itu, membuka kaca mobilnya dan berkata, "jagalah dirimu sendiri." Setelah mengatakan itu mobilnya pergi dan semakin menjauh.
Raven menghela nafas panjang dan kembali ke rumah, dan memasuki kamarnya tiba-tiba kepala nya terasa sakit dan tubuhnya terasa lemas, "sudah ku duga ini tidak bisa bertahan lama," gumamnya, dia terjatuh ke tempat tidur dan pingsan tak sadarkan diri.