Chapter 3.Situasi (1)

Mori terus membacanya, saat dia asik membaca tiba-tiba ada langkah kaki di belakangnya dan suara rantai terhempas di lantai. Mendengar itu mori terkejut dia menoleh kebelakang tetapi tidak ada apa-apa, dia menutup buku itu dan menaruh nya kembali ke rak buku.

Pa! tiba-tiba seseorang memukul kepala bagian belakang nya, "kenapa kau membaca itu?!" Mori terkejut menoleh kebelakang, melihat pria dengan lingkaran hitam di bawah matanya dan rantai di tangan dan kaki nya. Pria itu tersenyum menyeramkan dan membuat mori merasa takut, mori melangkah mundur dan terjatuh ke tanah.

Pria itu tersenyum, "kenapa kau membaca itu? Kau menganggu tidur ku saja." pria itu mengarahkan tangannya ke arah mori, cahaya biru muncul dari tangannya cahaya di tangannya langsung mengarah ke arah mori, "aaaah!" Teriak mori, cahaya menyilaukan matanya dan menelan kesadarannya.

...

"Ahhh!" mori tersadar kembali di rumah sakit, dengan nafas terengah-engah dan keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia melihat sekelilingnya cahaya matahari telah menerangi ruangan, dia menghela nafas panjang dan menenangkan dirinya, "Apa itu tadi? Apakah itu mimpi"? Gumamnya.

Dia mengalihkan pandangannya ke ponsel pintar di atas meja dan melihatnya jam sudah menunjukkan pukul 7:30 pagi. Lalu mori mengamati ponsel itu, sungguh aneh dunia ini juga memiliki Handphone seperti ini, gumamnya dalam hati.

"Dunia ini sangat mirip dengan bumi tetapi lebih berbahaya dan banyak makhluk seperti monster mengerikan". mori terus berpikir, "tunggu, jika tadi itu nyata berarti orang itu yang memanggil jiwa ku kedunia ini? Ahhh! Sialan kupikir jiwa ku akan pergi ke surga tapi Malah kedunia sialan ini". Mori terus berpikir apakah dia bisa bebas dan pergi dari dunia ini, dia menggigit bibirnya.

Dia kembali menatap ponselnya dan membuka sandi ponsel itu dengan fragmen ingatan Raven. Dia terus melihat foto-foto Raven, dengan keluarga dan teman-temannya lalu melihat pesan yang muncul di ponselnya, dan membacanya.

"Kehancuran dunia sudah dekat dan kiamat akan datang. Apa sebenarnya yang terjadi"? Saat dia ingin melihat pengirim pesan itu tiba-tiba pesan itu menghilang, dia terus mencari pesan itu namun tidak bisa menemukannya.

"Hah kenapa kenapa pesan itu tiba-tiba menghilang? Siapa sebenarnya yang mengirimkan pesan itu"? Mori terus berpikir dan berpikir. Tunggu jangan bilang orang itu ingin mengunakan ku untuk menghancurkan dunia? Atau menyelamatkan dunia?. Pikiran mori menjadi liar.

Apapun alasannya aku hanya ingin pergi dan terbebas dari dunia ini. Aku harus mencari cara nya tidak mungkin aku harus bunuh diri kan? Agar bisa terbebas dari dunia ini, tidak pokoknya aku harus mencari caranya.

Di saat dia memikirkan rencananya ke depannya, tiba-tiba terdengar langkah kaki mendekati kamarnya. Dan seseorang mengetuk pintu, "siapa"?, kata mori.

Dan suara seorang wanita menjawab, "ini aku kaela". Segera pintu pun terbuka dan seseorang masuk itu tidak lain adalah kaela adiknya Raven.

"Apakah kau sudah lumayan"?.

Mori tersenyum dan berkata "Ya Aku baik-baik saja ayo kita pulang".

Mereka pun keluar dari rumah sakit menunggu di stasiun kereta bawah tanah. Segera kereta bawah tanah yang panjang muncul dan berhenti di depan mereka, mereka pun masuk ke dalam kereta, kereta itu di penuhi dengan orang-orang, mereka menemukan tempat duduk di dekat jendela dan segera duduk.

"Ngomong-ngomong apakah kau tidak pergi ke sekolah hari ini"?. Mori bertanya.

"Hari ini sekolah libur jadi aku tidak pergi ke sekolah". Jawab kaela. "Dan Damian akan pulang ke rumah malam ini".

"Akhirnya dia pulang juga dia selalu sibuk dan tidak punya waktu untuk pulang dan makan di rumah".

Segera kereta pun berhenti di depan stasiun. Mori dan kaela pun turun dari kereta, dan harus berjalan kaki lima belas menit untuk sampai ke rumah mereka, lima belas menit kemudian mereka pun sampai di depan rumah, rumah itu tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil.rumah itu hanya memiliki tiga kamar tidur yang agak sempit dan satu kamar mandi.

Mereka pun memasuki rumah. "Senang bisa kembali ke rumah". kata mori,karna fragmen ingatan Raven rumah ini terlihat familiar baginya.

"Kalian berdua jarang pulang ke rumah, dan aku harus mengurus rumah ini sendirian. nah karena kau sudah pulang ayo bantu aku membersihkan rumah". Mereka pun membersihkan rumah, bersama.

Setelah itu mereka pun sibuk dengan urusannya masing-masing. Kaela pergi ke luar, sedangkan mori hanya berada di rumah. Dia memasuki kamar Raven, kamar itu tidak besar dan agak sempit. Terdapat meja dan kursi di sebelah tempat tidur, meja itu di penuhi dengan buku-buku. Buku-buku itu di penuhi dengan simbol-simbol aneh. Dan cara mempelajari sihir dan mantra-mantra aneh. Raven yang asli ini suka membaca buku, sama dengan mori mori merasa Raven ini agak mirip dengan nya.

"Jika saja dia punya kebiasaan menulis buku harian aku pasti bisa mendapatkan informasi tentang dunia ini, dan cara untuk terbebas dari dunia ini". Gumamnya.

Mori membuka buku itu dan membacanya satu persatu.dia tidak keluar sampai sore, dia hanya membaca buku seharian, dan Waktu berlalu begitu cepat, dan malam pun akan segera tiba.

Hari pun semakin gelap, dan matahari pun menghilang di gantikan dengan bulan yang bersinar terang. Setelah selesai membaca mori menunju kamar mandi dan mandi. Setelah itu dia hanya duduk di sofa ruang tamu dan menunggu Damian dan Kaela pulang, saat dia merenung banyak hal yang dipikirkanya.

Setelah beberapa saat terdengar suara langkah kaki dan seseorang membuka pintu, dan masuk "Ah akhirnya bisa pulang ke rumah juga, hey Raven ternyata kau sudah pulang". Itu tidak lain adalah Damian. Dia bekerja di perusahaan game dan selalu lembur hingga tidak punya waktu untuk pulang.

"Ah akhirnya kau pulang ke rumah juga setelah sekian lama". Jawab mori.

"Haha aku sangat sibuk akhir-akhir ini jadi tidak punya waktu untuk pulang, ngomong-ngomong dimana kaela"?

"Aku di sini", kaela tiba-tiba muncul di belakang Damian. Dia membawa makanan di tangannya.

Mori dan Damian terkejut melihat Kaela yang tiba-tiba muncul, "huh kau memang suka sekali mengejutkan orang". Kata Damian.

"Tumben sekali kau membeli makanan di luar". Mori bertanya.

"Aku sedang malas masak, udah ayo kita makan". Jawab kaela.

Mereka pun makan malam dengan makanan sederhana, dan saling mengobrol. "Raven apakah kau sudah sembuh"?

"Ya aku hanya sedikit pusing" jawab mori.

"Lebih baik kau mencari pekerjaan yang tidak berbahaya dan aman saja".

"Aku tidak apa-apa dan aku suka pekerjaan ku, ini adalah pekerjaan pahlawan". Mori berpura-pura menjadi seperti Raven.

Mendengar jawaban mori Damian dan Kaela saling memandang dan menggelengkan kepala nya. Damian bersandar dan berkata, "Kau memang kerasa kepala".

"Lalu bagaimana denganmu kaela apa rencana mu setelah lulus sekolah ini"?.

"Aku ingin menjadi dokter seperti ibu dan menyelamatkan nyawa orang banyak". Jawab kaela.

Setelah selesai makan mereka memasuki kamar masing-masing dan bersiap untuk tidur.

Beberapa saat kemudian, ada serangkaian ketukan pintu yang cepat dan kuat.

Mori duduk tegak dan mendengarkan.

Knock, knock!

Knock!

Ketukan itu semakin keras dan bergema di ruang dan lorong yang kosong.