> "Kau bisa retak, pecah, dibuang ke tepi kehampaan. Tapi kehendak yang hidup—akan selalu mencari medan perang."
—
Menara Refraksi.
Sebuah struktur berbentuk spiral kosmik yang tertanam di antara dua lapisan realitas, berdiri melawan arah gravitasi dan logika. Terdiri dari pecahan eksistensi dan memori multiversal, menara ini bukan tempat—tapi kehendak yang membatu.
Sylvaris IX melangkah masuk ke dalamnya.
Udara di sekitarnya berubah menjadi medan tekanan abstrak.
Tak ada gravitasi. Tak ada waktu linear.
Yang ada hanyalah medan fluktuatif—tempat di mana kehendak diuji secara langsung melalui resonansi eksistensial.
> "Kau memilih jalur ini… Maka bersiaplah menjadi lebih dari sekadar pecahan."
Suara itu bukan dari luar. Itu dari dalam.
EGO-nya berbicara kembali, perlahan menyatu dengan struktur realitas Menara Refraksi.
—
Langkah demi langkah, tubuhnya mulai bersinar samar. Fragmen-fragmen kehendaknya beresonansi dengan inti spiral. Visual ruang mulai berubah: dari medan hampa menjadi galeri realitas retak, masing-masing berisi echoes dari kehancuran yang sudah terjadi—dan yang akan terjadi.
Di tiap anak tangga spiral, Sylvaris melihat kilasan dirinya yang lain—semuanya gagal.
> Satu terkubur dalam Null Abyss.
Satu hancur sebelum EGO aktif.
Satu bahkan lenyap oleh kehendaknya sendiri.
Tapi ia tetap naik. Karena ia bukan mereka.
Ia bukan versi gagal.
Ia adalah kehendak yang bertahan.
—
Setelah puluhan langkah, ia tiba di lantai datar tanpa ujung.
Medan spiral berubah menjadi dataran pantulan, seolah berjalan di atas lautan kaca.
Di hadapannya, muncul sosok humanoid bercangkang pecahan kristal. Wujudnya statis, namun bagaikan gema dari ribuan bentuk eksistensi yang pernah ada.
Bukan sepenuhnya nyata—tapi cukup padat untuk menandakan satu hal: ancaman.
Mini-Type: VIRELLA PROXY
> Manifestasi Kehendak Tertinggal
Tidak Stabil
Masih dalam mode pengamatan
Tujuan: Uji resonansi terhadap kandidat Fractured Will
—
Tanpa aba-aba, serangan diluncurkan.
Dari tubuh kristal tersebut, muncul loncatan energi eksistensial dengan pola tak terprediksi.
Lusinan fractal spikes menembus udara, menyasar Sylvaris dari segala arah.
Namun ia sudah bergerak.
> [Skill 1 – Shatter Fang: ENGAGED]
Ia menangkis dua dari sisi kanan, lalu menerobos ke depan.
Bahu kirinya tertembus satu serangan, tapi ia terus maju, menyerap kerusakan sambil mendekat. Tubuhnya mulai membias. Tidak karena luka, tapi karena EGO-nya mulai bereaksi aktif terhadap tekanan tingkat tinggi.
—
> [Skill 2 – Pulse Erosion: CHARGED]
Tangan kirinya meluncur ke tanah, dan denyut kehendak dilepaskan, membentuk gelombang destruktif yang menggulung ke arah Proxy. Setiap denyut menumbuhkan efek erosi, membuat permukaan cangkang kristalnya mulai retak.
Namun Proxy bereaksi. Ia berputar cepat, menciptakan medan balik. Serangan Pulse terpantul sebagian, memukul balik Sylvaris dan membuat tubuhnya terpental beberapa meter ke belakang.
> "Terlalu awal untuk menang... Tapi bukan terlalu lemah untuk bertahan," gumamnya, bangkit perlahan.
Wajahnya berdarah. Tapi bukan merah.
Cairan eksistensialnya bersinar seperti cahaya bintang retak.
—
Pertarungan memasuki fase kedua.
Proxy mulai mengadopsi struktur serangan berbasis pola Virella: menciptakan Zeroth Reflection, ruang pantulan realitas mini yang menyerap perintah eksistensi.
Serangan Sylvaris selanjutnya—apapun itu—akan dicerna dan dilipatgandakan.
> "Ujian bukan tentang menang. Tapi tentang tetap menjadi diri sendiri ketika dunia menolakmu."
Dengan kekuatan yang tersisa, Sylvaris mengalihkan energi ke pusat dadanya. Sebuah simbol retakan muncul—berbentuk lingkaran yang tidak lengkap.
> EGO Synthesis mulai menembus ambang baru.
Namun masih belum sepenuhnya aktif.
Sylvaris menarik napas—dan untuk pertama kalinya, ia tidak menyerang.
Sebaliknya, ia menanam residu EGO di jalur Proxy.
Saat Proxy meluncur untuk menyerang balik, Shatter Fang aktif otomatis—trigger berdasarkan pola jalur residu yang tertinggal.
Sebuah serangan pantulan dihancurkan bahkan sebelum mencapai dirinya.
Boom!
Proxy terpukul mundur. Tubuhnya mulai retak hebat, menandakan tekanan resonansi terlalu tinggi untuk tetap stabil.
—
> "Subjek memenuhi rasio kehendak minimal."
"Koneksi menuju VIRELLA ORIGINAL—dimulai."
Suara datar muncul dari langit spiral.
Proxy mulai meleleh, bukan karena dikalahkan, tapi karena tugasnya selesai.
Sylvaris berdiri, terengah, tapi matanya menatap jauh ke atas menara.
VIRELLA, THE SHATTERED IDEAL.
Ia bisa merasakan kehadirannya.
Dan yang lebih penting—ia bisa merasakan keterhubungan antara kehendaknya dan entitas itu.
—
Tapi belum saatnya.
Masih ada tiga lapisan Menara Refraksi tersisa.
Dan saat berikutnya tiba—itu bukan lagi sekadar ujian.
Itu akan jadi benturan dua kehendak besar, di medan kosong realitas.
—
To be continued…