"Lylah! kemampuan mu meningkat lagi Ya? hmm... hebat sekali!" ucap master Sage kagum.
bagaimana tidak? hanya sebuah golem unik yang di berikan sihir peningkatan sederhana bisa membuat pertarungan sedemikian rupa.
di sisi lain Lylah membelalakkan matanya dan membuka mulutnya lebar-lebar, ia sendiri sebenarnya juga tidak mengetahui bagaimana Rocky bisa sebegitu kuatnya.
"erm... ehem! ahahaha! tentu saja! karena akulah jenius di generasi ini ahahaha" kata Lylah yang memalingkan muka namun sebisa mungkin ia menunjukkan kebanggaannya.
'bagaimana ini!? aku hanya memberikan 2 sihir penguatan di tangan, 2 sihir kecepatan pada kakinya, dan sebuah sihir ketahanan di tubuhnya!... tapi bagaimana bisa ia sekuat itu!?... argh masa bodo nanti aku tanyakan saja pada Rocky sendiri!' pikir Lylah dengan keringat yang mengalir.
di sisi lain Rocky kini dengan cepat bergerak memutar dan mencari bagian paling rawan pada monster Laba-laba adamantium namun meskipun begitu Rocky tidak begitu saja menyerang dengan seenaknya, ini di karenakan ia tidak ingin merusak kepompong yang masih menyelimuti monster laba-laba tersebut, dan daripada menambah resiko lebih baik tidak menyentuhnya.
ketika dan ketika ia telah sampai pada bagian penghubung antara Cephalothorax dan Abdomenya Rocky menyadari kalau Laba-laba tersebut tidak bisa menjangkaunya.
ia langsung menyerang pada bagian tersebut dan menyerang pada 1 titik secara bertubi-tubi, dan sepertinya serangan Rocky sangat efektif karena monster Laba-laba kini meraung kesakitan hingga membuat seluruh ruangan bergetar.
hingga ketika ia berhasil menghancurkan cangkang adamantium tersebut, Rocky melompat mundur dan menunjuk pada daerah yang pecah.
master Sage paham dengan tanda Rocky, ia pun menggenggam staf sihirnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
sebuah lingkaran sihir berwarna kuning kemerahan muncul dan mengeluarkan sebuah tombak petir.
tombak yang muncul itu terus mengeluarkan pecutan petir yang menyambar apapun di sekitarnya.
master Sage yang mengetahui sihirnya selesai langsung mengetukkan kembali ujung staf sihirnya, seketika tombak petir tersebut langsung saja meluncur pada bagian yang pecah tersebut.
"tang!" sebuah suara logam saling beradu, dan ternyata salah satu sabit milik Laba-laba adamantium tersebut telah menangkis tombak petir master Sage.
'tidak! aku tidak akan membiarkan kesempatan ini berakhir begitu saja!' kata Rocky yang langsung melesat menuju monster Laba-laba.
Rocky meraih tombak yang terpental dan menuju monster Laba-laba, kilatan petir yang sebelumnya terus menyambar kini seperti mengalir dan meresap memasuki tubuh batu Rocky namun kilatan yang terserap tidak membuat tombak petir itu melemah atau membuat tubuh Rocky hancur, namun tombak itu malah memanjang menyesuaikan dengan panjang ideal menyesuaikan seperti senjata yang menyesuaikan dengan penggunanya dan tubuh Rocky sendiri kini juga semakin cepat seperti tombak itu memberikan kekuatan kepadanya.
monster Laba-laba adamantium tersebut tentu tidak tinggal diam ia menyemburkan cairan aneh dari mulutnya dan benang adamantium namun semua itu sudah terlambat, Rocky sudah melesat dan telah mencapai bagian yang pecah pada Laba-laba tersebut.
"Jleb!" / "kiyaaaaak" begitu tombak petir tersebut menusuk Laba-laba adamantium tersebut seketika tubuhnya mengejang dan bergetar.
sengatan listrik dengan voltase besar memenuhi seluruh tubuhnya, tak lama mulutnya mulai berasap dan mengeluarkan cairan-cairan aneh menyembur dari mulutnya.
hingga setelah beberapa saat teriakan tersebut telah hilang dan menyisakan mayat Laba-laba yang beraroma gosong yang sesekali berkedut.
"ahahahaha! hebat! kau keren Rocky!" ucap Lylah sambil berlarian mendekati mayat monster Laba-laba.
Master Sage mengelus janggutnya dan mengangguk puas, "hmmm... kerja bagus Lylah! kau benar-benar berbakat!"
Lylah senang bukan main dengan pujian tersebut, sementara itu Rocky melompat turun dengan kondisi tubuhnya yang kini menjadi normal kembali.
ia terus merasakan mayat Laba-laba adamantium tersebut dengan penuh minat, Lylah yang sadar langsung mengayunkan tongkat wand nya dan mengeluarkan sebuah sinar yang mirip seperti tali.
tali cahaya tersebut langsung menuju bagian yang terluka dan langsung masuk kedalam tubuh monster Laba-laba tersebut, tak perlu menunggu lama hingga Lylah mengayunkan tongkat wand nya seperti menarik pancingan yang telah di sambar.
tali yang sebelumnya memasuki tubuh monster Laba-laba tersebut langsung keluar dengan membawa sebuah kristal berwarna biru.
"waah! kau beruntung Rocky! lihat kristal ini! bahkan lebih besar dari kepalaku!" ucapan Lylah dengan menunjukkan senyuman puasnya.
"ini untukku?" tanya Rocky disertai gestur tubuh.
Lylah mengangguk, "aku tidak tau apa yang kau katakan! tapi! kristal ini memang milikmu!, lagipula kristal ini tidak berguna untukku maupun master.... benar bukan master?"
master Sage mengangguk sambil membelai janggut panjangnya, "hm!... benar! hal seperti ini memang bukan keahlian ku jadi lakukan apa yang kau mau... dan mayat ini jika kau masih memerlukan sesuatu darinya lakukan sesukamu"
Rocky tersenyum mendengar perkataan kedua penyihir di depannya (jika dia bisa menggerakkan bibirnya sih), ia bahkan membungkuk untuk menunjukkan rasa trimakasih nya, "trimakasih master! Lylah!".
"aku masih tidak mengerti ucapanmu tapi... sama-sama! hehehe... " ucap Lylah sambil menggandeng tangan Rocky dan mengayun-ayunkan nya.
sementara itu master Sage langsung kembali berjalan dan menoleh kepada Lylah, "ayo Lylah... urusan kita masih belum selesai di sini ... dan Rocky! kau bisa menunggu disini atau mengikuti kami kedalam"
"baik master!... dadah Rocky" ujar Lylah sambil berlari menyusul masternya.
Rocky kini bingung dengan kristal yang ia dapatkan, sebuah kristal berwarna biru kehijauan dengan bentuk Pentagon di sertai beberapa kristal yang mencuat di sekelilingnya.
Rocky menghela nafas, dan ia kini langsung mencoba 1 gigitan pada kristal tersebut.
Rocky membuka mulutnya yang isinya kurang lebih sama dengan mulut manusia pada umumnya, hanya saja pada bagian lidahnya tidak bisa di gerakkan dan bagian giginya sperti stalaktit dan stalagmit yang terbentuk di dalam sebuah gua.
Rocky menggigit kristal tersebut, dan begitu mengunyahnya sebuah gelombang aliran kekuatan meluap di tubuhnya.
dan tanpa ia sadari tubuhnya yang sebelumnya seperti manekin batu yang di pahat secara asal kini mulai mengecil dan halus, namun hanya sebagian kecil saja.
di sisi lain tubuhnya juga mendapat sebuah kekuatan seperti di beri sihir dukungan oleh Lylah meskipun tidak sekuat itu yah mungkin hanya 1 hingga 5 %.
kini Rocky memutuskan untuk menghabiskan kristal tersebut sabil jalan dikarenakan gigitan sebelumnya membuat mana yang di dalamnya sedikit demi sedikit bocor keluar.
Rocky tentu saja tidak ingin kwalitas mana di dalam kristal monster tersebut hilang begitu saja, ia memandang mayat monster Laba-laba di depannya dan ia kini tertarik pada kaki depan yang berbentuk seperti sabit dan kaki belakang yang berbentuk seperti tombak.
Rocky akhirnya memutuskan untuk mengambil kaki depan tersebut dan 4 buah kaki belakang yang tersisa dan entah kenapa ia juga tertarik untuk mengambil cangkang Adamantium di tubuh laba-laba tersebut khususnya pada bagian matanya, selain itu ia juga memintal beberapa meter benang adamantium yang menempel di pintu dan beberapa benang lengket.
setelah dianggap selesai Rocky mengikat semuanya menjadi 1 di punggungnya dan menyusul master Sage dan Lylah.
Rocky bisa melihat sebuah dinding yang telah retak dan beberapa bagian yang berlubang, seperti sebuah tembok yang beberapa baru batanya di ambil atau seperti puzzle yang sengaja tidak di selesaikan.
hal tersebut sama dengan pintu kayu di depannya, pintu yang tidak sebesar dan semegah pintu ruangan untuk memasuki ruangan ini karena pintu di depannya hanya papan kayu yang di satukan dengan besi biasa.
Rocky membuka pintu tersebut dan ternyata ruangan di sebelahnya tidak benar-benar bersatu dan bisa Rocky rasakan kalau kedua ruangan tersebut seperti ingin berpisah.
namun karena banyak jaring Laba-laba yang menempel kuat kedua ruangan tersebut di paksa untuk terus menyatu.
Rocky melompat menuju ruangan selanjutnya seketika indranya dan matanya mendapati sebuah ruangan yang didalamnya terdapat pusaran mana pekat yang terus bergerak di dalam ruangan tersebut.
mana pekat tersebut berasal dari batu-batu mana yang seperti tumbuh di dinding ruangan yang ia masuki, dan selain itu.
"Rocky kau sudah selesai!? tolong bantu kami.... huaaa... " dan rengekan dari seorang anak perempuan pun menggema ketika ia sedang menikmati suasana yang menurutnya nyaman.