Lima Bayangan di Atas Takhta Dunia

 Dunia membayangkan para pemimpin sebagai simbol kebijaksanaan dan keadilan. Tapi tidak di tahun 2100. Tidak di era saat dunia dikendalikan bukan oleh negara, melainkan oleh zona. Dan di balik setiap zona, berdiri lima nama yang tak pernah muncul di berita, tak pernah muncul di pidato publik, tapi mengendalikan segalanya.

 Kelima petinggi itu disebut Konsorsium Absolutum.

Mereka bukan pemerintah. Mereka adalah penguasa realitas.

Dan inilah mereka.

1. Elandra Veyrith (Penguasa Zona Mediterania)

 Mantan ilmuwan genetika yang dipecat karena eksperimen ilegal pada embrio manusia. Ia membangun imperiumnya sendiri di Menara Vireos, tempat semua teknologi mutakhir dikembangkan. Elandra memimpin proyek modifikasi DNA untuk menciptakan manusia “super”. Ia melihat emosi sebagai penyakit dan mengembangkan prosedur untuk membersihkan manusia dari empati. Semua warga zona Mediterania yang hidup tenang dan “bahagia” sebenarnya telah direkayasa menjadi tunduk.

Rahasia terbesarnya: dia adalah dalang di balik penciptaan X12. Di laboratoriumnya tersembunyi ribuan janin gagal, makhluk cacat hasil eksperimen genetik yang dikubur hidup-hidup.

2. Thorne Gellark (Penguasa Zona Woodseek)

 Eksekutif industri bioenergi yang menciptakan sistem pembakaran tubuh manusia tak berguna menjadi energi alternatif. Dalam zona Woodseek, yang tampak hijau dan penuh hutan buatan, tersembunyi mesin penggiling daging manusia dari zona terbuang. Thorne percaya bahwa keberlanjutan dunia hanya bisa tercapai dengan daur ulang manusia tidak produktif.

Ia dikenal menyantap daging hasil eksperimennya sendiri dan menciptakan suplemen gizi dari jaringan otak manusia.

3. Mirellon Dae (Penguasa Zona Rolling)

 Arsitek ilusi. Mirellon membangun dunia virtual terbesar, tempat miliaran warga zona Rolling hidup dalam simulasi. Dunia itu tampak damai, padahal mereka hidup dalam kebohongan total. Ia menyuntikkan narasi palsu ke pikiran rakyatnya, menciptakan generasi buta yang mencintai penjara mereka sendiri.

 Mirellon memperkosa realitas. Ia menghapus memori korban yang melawannya, lalu mengisi kembali dengan kehidupan semu. Ribuan nyawa hilang tanpa jejak.

4. Calyx Ven’mar (Penguasa Zona Moodster)

 Pakar AI dan otak di balik jaringan pikiran bersama bernama Cognitia. Ia membuat sistem kontrol kesadaran yang bisa membaca dan mengubah pikiran warga. Jika seseorang memiliki pemikiran melawan, sistem akan menghapusnya. Calyx juga menciptakan prototype awal Chronoplast, tapi menjualnya kepada Elandra dengan harga darah manusia.

Ia memperbudak kesadaran manusia. Mereka yang memberontak diubah menjadi boneka yang tertawa saat disiksa.

5. Ravik Solt (Penguasa Zona Perbatasan)

 Mantan jenderal yang menjadikan zona Perbatasan sebagai kamp pelatihan tentara cybernetic. Semua anak-anak yatim dari zona terbuang dikumpulkan, dimutilasi, diubah menjadi prajurit tanpa perasaan. Ia adalah otak di balik tentara X-series. X12 adalah hasil terbaiknya. Ravik menyukai pertarungan gladiator hidup. Ia menonton dari balkon saat anak-anak dipaksa bertarung hingga mati demi hiburan elit.

 Kelima petinggi ini bukan hanya berkuasa. Mereka haus akan keabadian. Mereka menciptakan X12 dan memburu Kael, karena hanya darah dari satu manusia murni bisa menyatu dengan Chronoplast dan membuka rahasia waktu abadi.

 Tujuan mereka satu: menyatukan kelima zona menjadi satu dunia absolut di bawah kekuasaan mereka. Tak ada pemilihan. Tak ada rakyat. Tak ada pertanyaan.

 Hanya kendali mutlak. Kekuasaan tanpa batas. Dunia tanpa bantahan.

Kael, yang menyusup ke Zona Rolling dengan identitas palsu, berhasil menemukan catatan tentang "Gulungan Veritas"—sebuah arsip kuno yang mencatat semua kejahatan kelima petinggi sejak awal bangkitnya sistem zona. Gulungan itu tersembunyi di dalam Pusat Ilusi milik Mirellon Dae, dijaga oleh sistem keamanan neuro-holografik. Kael mempersiapkan dirinya.

Malam itu, ia melompat dari menara, menembus kabut dan jaringan listrik yang dijalin seperti laba-laba. Ledakan mewarnai langit ketika ia meledakkan terminal keamanan. Tentara holografik menyerangnya dari segala arah. Kael bertarung habis-habisan. Darah bercampur cahaya. Pisau dan peluru beradu di ruang sempit penuh ilusi.

 Dengan luka menganga, ia berhasil mencapai inti pusat. Di sana, gulungan emas berpendar di dalam kubah kaca. Kael meraihnya.

Seketika, bayangan lima petinggi muncul dalam bentuk rekaman.

Mereka menyiksa. Membakar desa. Menculik bayi. Memaksa ibu hamil menjadi kelinci percobaan. Mengeksekusi orang-orang yang mempertanyakan sistem. Semua terekam. Semua nyata.

Kael berlutut, menggenggam gulungan itu. “Waktunya mengakhiri semua ini,” desisnya. “Kebenaran akan menjadi peluru pertama.”