Di kota yang tak pernah benar-benar tidur, ada sebuah kafe yang tak pernah benar-benar buka.
Tidak ada papan nama, tidak ada Wi-Fi, dan tak ada menu tertempel di dinding. Tapi jika kau tersesat cukup dalam—dalam gang, dalam luka, atau dalam hidup—kau mungkin akan menemukannya.
Spellbound Café tidak menjual kopi untuk sekadar melek. Ia menyuguhkan kenangan yang tak pernah ingin kau ingat, rasa yang membuatmu menangis, atau teh yang menyembunyikan seluruh trauma dalam satu tegukan.
Raka tidak sedang mencari keajaiban. Ia hanya ingin tahu kenapa kakaknya meninggal—dan kenapa tidak ada satu pun orang yang tampak mengingat keberadaannya. Jawabannya bukan di laporan polisi. Tapi di dalam secangkir kopi yang rasanya seperti suara terakhir seseorang.
Ini bukan cerita tentang menyelamatkan dunia. Ini cerita tentang membayar harga untuk rasa yang sudah lama hilang.
Dan terkadang ... harga itu adalah dirimu sendiri.