Rei tidak tidur. Bagaimana mungkin? Getaran asing itu, yang datang dari luar, semakin kuat seiring berjalannya siklus istirahat. Tidak seperti getaran kosmik pasif yang kadang ia rasakan menabrak cangkang Orbital. Ini adalah getaran yang aktif, terstruktur, membawa pola yang sangat kompleks sehingga membuat pikirannya yang terbiasa memproses bahasa getaran familiar Orbital terasa tegang. Dan yang paling mengganggu, itu terasa... berniat. Seperti ada sesuatu yang mendekat, menuju Orbital.
Dia meninggalkan kamarnya, meluncur sunyi di lorong-lorong yang remang-remang. Sebagian besar penduduk masih dalam mode istirahat, getaran mereka melambat dan tenang. Rei adalah satu-satunya yang terjaga penuh, mengikuti jejak getaran asing itu seperti ngengat yang tertarik pada cahaya yang tidak dikenal. Getaran itu datang dari arah Zona Luar, spesifiknya, area docking bay utama.
Apakah ini terkait dengan getaran gelisah dari inti? Apakah entitas kuno itu entah bagaimana menarik perhatian dari luar? Rei tidak tahu, dan ketidaktahuan ini, ditambah dengan penolakan para tetua, memicu rasa urgensi yang dingin di dalam dirinya. Jika sesuatu yang asing datang, dan itu bereaksi dengan getaran misterius di dalam stasiun, ia harus menjadi orang pertama yang tahu.
Dia bergerak cepat dan efisien melalui labirin Orbital, kepekaannya terus-menerus mengukur getaran di sekitarnya. Getaran gelisah dari inti masih ada, samar namun gigih, seperti latar belakang musik yang tidak diinginkan. Tetapi getaran asing yang baru ini lebih menonjol, lebih... nyaring dalam keheningan persepsinya. Rasanya seperti terbuat dari materi getaran yang berbeda, lebih halus, lebih bervariasi, dan, anehnya, membawa kesan suara yang samar dan membingungkan – seperti gumaman di tepi kesadaran yang tidak bisa dipahami.
Sementara itu, di dalam anjungan Resonant Seeker, Yumi adalah pusat keheningan yang aneh. Kru di sekelilingnya masih dalam keadaan syok, mencoba beradaptasi dengan hilangnya bahasa mereka. Beberapa telah beralih ke bentuk komunikasi paling dasar – gestur, ekspresi wajah – tetapi ini lambat dan tidak efektif untuk tugas-tugas kompleks atau menyampaikan instruksi. Ketakutan dan kebingungan mereka terpancar jelas dalam getaran halus tubuh mereka dan ekspresi sunyi di wajah mereka.
Yumi sendiri masih terpesona, meskipun ada kekhawatiran yang mendalam untuk timnya. Getaran Orbital membanjirinya, mengajarinya bahasa baru dengan paksa. Setiap detik yang berlalu, ia semakin terbiasa dengan nuansa getaran stasiun – denyut struktur, aliran energi, perbedaan resonansi antar area. Ini seperti belajar melihat setelah hidup dalam kegelapan, setiap detail visual baru terasa memukau dan membingungkan sekaligus.
Dan di tengah semua itu, getaran Rei berdenyut, semakin dekat. Polanya tetap konsisten, 'tanda tangan' vibrasinya unik. Itu adalah getaran yang terasa seperti pertanyaan, seperti pencarian, seperti... harapan. Yumi tidak bisa menafsirkannya dengan pasti, tetapi ia merasakan intensitasnya, arahnya, dan niat di baliknya. Seseorang di stasiun ini sedang bergerak, dan mereka bergerak ke arah kapal Resonant Seeker.
"Seseorang... ada di dalam," getaran Yumi memancar. Dia mencoba memancarkan pola resonansi yang paling kuat dan jelas yang dia bisa, berharap krunya bisa merasakan sesuatu.
Elara menatapnya, ekspresinya bertanya-tanya. Dia melihat Yumi memancarkan getaran, tangan terulur ke arah dinding, tetapi dia tidak merasakan apa-apa. Frustrasi terpancar dari wajahnya.
Kai mendekati Yumi, gesturnya mengisyaratkan, "Apa yang kau rasakan?"
Yumi mencoba menjelaskan melalui gestur – menunjuk ke dalam stasiun, membuat pola getaran di udara dengan jarinya (yang tentu saja tidak dirasakan siapa pun), mencoba menirukan getaran spesifik yang ia rasakan dari Rei dengan menepukkan tangan di konsol (yang hanya menghasilkan bunyi tumpul tanpa resonansi). Upayanya sia-sia. Komunikasi mereka tetap terputus.
Namun, getaran Rei semakin kuat. Dia semakin dekat dengan area docking bay. Yumi tahu dia harus mencoba melakukan kontak. Orang ini mungkin satu-satunya kesempatan mereka untuk mendapatkan bantuan, atau setidaknya, memahami apa yang terjadi di sini.
Memberi isyarat kepada Elara, Yumi menunjuk ke arah pintu pendaratan, lalu ke dirinya sendiri, lalu membuat gerakan 'maju'. Elara mengerutkan kening, jelas tidak yakin. Tetapi kepanikan di wajah kru dan ketiadaan alternatif lain membuat Elara mengangguk dengan enggan. Beberapa anggota tim keamanan bersiap, senjata energi mereka terasa dingin di tangan (meskipun efek suaranya tidak akan terdengar jika ditembakkan).
Yumi, ditemani oleh Kai dan dua anggota keamanan yang bergerak hati-hati di belakangnya, berjalan menuju pintu pendaratan. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke stasiun raksasa yang sunyi itu, dan lebih dekat ke getaran unik yang ia rasakan di dalamnya.
Di sisi lain pintu pendaratan, Rei tiba di docking bay utama. Area ini luas, dirancang untuk menampung kapal yang jauh lebih besar dari Resonant Seeker, meskipun jelas sudah lama tidak digunakan. Debu melapisi permukaan, dan artefak magitek kuno yang belum pernah dilihat Rei sebelumnya tergantung dari langit-langit dan menempel di dinding, memancarkan getaran yang berbeda dari artefak di area berpenghuni.
Getaran asing itu, getaran yang membawa kesan suara, kini sangat kuat. Ia datang dari sebuah kapal yang berlabuh di salah satu jalur pendaratan. Kapal itu tampak halus dan canggih, permukaannya berkilauan bahkan dalam cahaya redup. Jelas bukan konstruksi Orbital. Itu kapal dari luar.
Rei mendekati kapal dengan hati-hati. Ia bisa merasakan banyak getaran kecil di dalamnya – getaran dari banyak individu. Mereka semua terasa kacau, gelisah, dan, anehnya, sunyi dalam cara yang ia tidak kenali. Mereka memancarkan getaran kebingungan dan... ketulian?
Sebuah pintu udara di lambung kapal itu mulai terbuka dengan desisan sunyi. Rei berhenti, tegang. Getaran asing itu, yang ia rasakan dari satu individu spesifik di dalam kapal, kini bergerak menuju pintu.
Lalu, mereka muncul.
Yang pertama adalah seorang wanita. Rambutnya pendek, wajahnya memancarkan campuran tekad dan ketakutan. Pakaiannya praktis, penuh dengan perangkat dan panel yang asing bagi Rei. Di belakangnya, ia bisa merasakan dan melihat getaran dari individu lain, tampak sama bingungnya dan, anehnya, bersenjata.
Wanita itu, Yumi, melangkah keluar dari kapal, getaran tubuhnya memancarkan campuran kehati-hatian dan rasa ingin tahu. Matanya memindai area itu, dan Rei tahu, dengan cara yang tidak bisa ia jelaskan, bahwa Yumi melihat atau setidaknya merasakannya. Getaran unik Yumi, yang membawa kesan suara, kini sangat dekat, membanjiri indra Rei dengan pola yang asing dan kompleks.
Rei mendekat perlahan, getarannya memancarkan kehati-hatian dan... pertanyaan. Siapa mereka? Dari mana mereka berasal? Apakah mereka terkait dengan getaran gelisah dari inti?
Yumi mengangkat tangan, gesturnya jelas bermaksud damai. Dia mencoba memancarkan getaran komunikasi yang kuat ke arah Rei, getaran yang bagi dirinya seharusnya membawa makna dan informasi.
Rei merasakannya. Gelombang getaran yang kuat dan asing menghantamnya. Itu adalah pola yang sangat berbeda dari bahasa Orbital. Terasa seperti ledakan yang teredam, penuh dengan detail yang tidak bisa ia uraikan. Itu membawa serta kesan suara yang lebih kuat dari sebelumnya – seperti ledakan sonik yang tidak terdengar, hanya dirasakan sebagai tekanan dan kekacauan. Getaran itu terasa tidak teratur, salah, seperti suara yang dimainkan pada frekuensi yang tidak sesuai.
Dia mencoba membalas, memancarkan getaran pertanyaan yang jelas dalam bahasa Orbital – pola yang seharusnya bisa dipahami oleh siapa pun di stasiun. Getaran itu mengalir darinya, melalui lantai, ke arah Yumi.
Yumi merasakannya. Gelombang getaran yang halus dan dalam merambat ke kakinya, naik ke tubuhnya. Itu adalah getaran Orbital yang spesifik, terfokus, datang dari individu di depannya. Dia merasakannya dengan jelas – pola itu stabil, terstruktur, tetapi sama sekali tidak memiliki 'warna' atau 'bentuk' dari getaran komunikasinya sendiri. Rasanya seperti menyentuh permukaan yang halus dan dingin, tanpa tekstur apa pun yang bisa ia pegang. Itu adalah 'keheningan' yang berkomunikasi.
Frustrasi muncul di antara mereka, sunyi namun terasa. Rei mencoba lagi, gerakannya lebih lambat, getarannya lebih mendasar. Yumi mencoba lagi, membuat gestur, memancarkan getaran yang berbeda dengan tangannya. Tidak berhasil.
Mereka berdiri di docking bay yang sunyi, dua individu dari dunia yang berlawanan, terhubung oleh sensori yang unik namun terhalang oleh bahasa yang sama sekali berbeda. Mereka bisa merasakan keberadaan satu sama lain, niat dasar (kehati-hatian, penyelidikan), tetapi tidak bisa bertukar informasi yang berarti. Pertemuan tanpa kata itu adalah tabrakan antara keheningan dan suara, dan untuk saat ini, keheningan mutlak yang diciptakan oleh Orbital menang.
Ini adalah bagian pertama dari Bab 3. Kita telah menceritakan perjalanan Rei dan Yumi ke lokasi pertemuan, dan momen pertemuan pertama mereka serta kegagalan awal untuk berkomunikasi, menyoroti jurang pemisah antara bahasa getaran Orbital dan Teknomeransi suara Bumi0205.
Keheningan di docking bay bukanlah keheningan yang damai. Itu adalah keheningan yang tegang, penuh dengan getaran frustrasi yang tak terucapkan dari kedua belah pihak. Rei mencoba berbagai pola getaran – pertanyaan, salam, isyarat kehati-hatian. Dia menggunakan getaran yang lebih lembut, lalu lebih kuat, lalu ritme yang lebih rumit, mencoba menemukan 'frekuensi' yang bisa ditembus. Getaran itu mengalir darinya, Rei bisa merasakannya beresonansi di udara dan di lantai, mencapai wanita di depannya. Namun, reaksi Yumi hanyalah kebingungan yang semakin dalam, ekspresi wajah yang berkerut dan getaran tubuh yang memancarkan ketidakpahaman.
Yumi, di sisi lain, merasa seolah berteriak ke dalam jurang. Dia mencoba membuat suara dasar – nada, hum rendah – berharap stasiun atau orang ini bisa menangkap resonansinya. Tidak ada. Dia mencoba memancarkan getaran resonansi langsung dari perangkatnya yang masih terpasang (meskipun mati untuk komunikasi jarak jauh), mengarahkannya ke Rei. Rei merasakan getaran itu, ya, tapi itu terasa kacau, asing, tidak memiliki struktur yang bisa diterjemahkan menjadi makna. Rasanya seperti sentuhan acak yang tidak disengaja di tengah bahasa isyarat yang rumit.
Tim di belakang Yumi semakin gelisah. Kai mencoba mengaktifkan pemindai portabel, tetapi alat itu hanya mengeluarkan getaran statis yang aneh. Anggota keamanan menahan tangan di senjata mereka, mata mereka bolak-balik antara Rei yang misterius dan lingkungan asing di sekitar mereka. Getaran mereka memancarkan campuran kewaspadaan, ketakutan, dan ketidakberdayaan. Mereka hanya bisa mengandalkan Yumi, dan melihat Yumi sendiri kesulitan membuat kontak menambah ketegangan.
"Kita... tidak bisa..." getaran Lina, yang harus berdiri sangat dekat dengan Yumi untuk dirasakan, terasa putus asa. "Kita terdampar."
Rei merasakan gelombang getaran yang berbeda dari kelompok di belakang Yumi – lebih kacau, memancarkan ketakutan dan kebingungan. Dia bisa merasakan urgensi mereka, tetapi tidak alasannya. Jika mereka tidak bisa berkomunikasi, bagaimana dia bisa memperingatkan mereka tentang getaran gelisah yang ia rasakan merayap keluar dari inti? Bagaimana dia bisa meminta bantuan mereka untuk memahami atau melawan 'sesuatu yang disegel' itu?
Frustrasi mereka meningkat. Yumi mencoba gestur yang lebih besar, menunjuk ke kapalnya, lalu ke dirinya, mencoba menyampaikan 'kami datang dengan kapal ini'. Rei melihat gerakan tangannya, tetapi tidak ada getaran yang menyertainya yang bisa ia pahami sebagai makna. Itu hanya gerakan fisik dalam keheningan.
Rei menunjuk ke arah stasiun, lalu ke dirinya, mencoba menyampaikan 'aku tinggal di sini'. Yumi melihatnya, dan merasakan getaran yang stabil dari Rei, tetapi getaran itu tidak membawa konsep 'tinggal' atau 'di sini' dalam cara yang bisa ia proses.
Mereka berputar-putar dalam lingkaran keheningan yang membingungkan. Setiap upaya membuat jurang pemisah di antara mereka terasa semakin lebar.
Di tengah kebuntuan ini, mata Yumi beralih ke salah satu artefak kuno yang tergantung di dinding docking bay. Itu adalah lempengan metalik besar yang kusam, ditutupi glyph yang sama dengan yang dilihat Rei di Lorong Ingatan. Artefak itu memancarkan getaran latar belakang yang aneh, berbeda dari getaran stasiun atau getaran gelisah yang Rei rasakan dari inti, dan juga berbeda dari getaran manusia. Itu terasa... netral, namun kompleks.
Dorongan rasa ingin tahu seorang Teknomaser mengalahkan keputusasaan. Yumi mendekati lempengan itu. Getaran Rei di belakangnya memancarkan kehati-hatian, seolah bertanya apa yang dilakukannya.
Yumi mengabaikan kehati-hatian itu sejenak. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia mengulurkan tangan bersarungnya dan menyentuh permukaan lempengan yang dingin dan kasar.
Saat kulit sarungnya bersentuhan dengan metalik kuno itu, sesuatu terjadi.
Artefak itu tidak menyala atau berbunyi (tentu saja). Tetapi getaran yang dipancarkannya tiba-tiba berubah. Getaran yang netral itu meledak menjadi pola yang kompleks, berdenyut dengan energi resonansi yang kuat. Rei merasakan lonjakan getaran dari artefak itu, dan dari Yumi yang menyentuhnya. Getaran itu tidak terasa mengancam, tetapi sangat kuat dan... aktif.
Bagi Yumi, sensasinya luar biasa. Saat tangannya menyentuh lempengan, getaran Orbital yang sebelumnya ia rasakan sebagai banjir data mentah tiba-tiba terasa terstruktur. Getaran Rei yang ia rasakan dari kejauhan kini memancar langsung ke dalam kesadarannya, tidak sebagai pola mentah lagi, tetapi dengan lapisan makna yang samar.
Rasanya seperti ada filter yang tiba-tiba terpasang di antara indranya dan dunia getaran. Getaran dari Rei mengalir melaluinya, dan kali ini, Yumi merasakan sensasi yang lebih spesifik: rasa pertanyaan yang tajam, rasa keberadaan yang stabil, dan rasa keprihatinan yang samar. Itu belum berupa kata-kata, tetapi itu adalah konsep, niat, emosi yang diterjemahkan ke dalam bahasa yang bisa ia rasakan. Getaran menjadi intuitif.
Di sisi lain, saat Yumi menyentuh artefak, Rei merasakan getaran yang dipancarkan oleh wanita itu berubah secara dramatis. Getaran asing yang kacau dan membawa kesan suara itu tiba-tiba menjadi lebih teratur. Polanya meliuk-liuk dengan kerumitan yang belum pernah ia rasakan dari sumber non-Orbital, dan mereka membawa sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dari getaran: gagasan.
Rei merasakan getaran dari Yumi mengalir melaluinya, diterjemahkan oleh artefak (atau mungkin oleh artefak dan kepekaannya yang luar biasa yang disatukan) menjadi serangkaian kesan: bentuk kapal Yumi, gambaran planet yang dipenuhi cahaya (Bumi0205), rasa banyak orang di kapal, dan rasa datang dari jauh. Ini bukan hanya getaran; ini adalah informasi.
Mata Rei bertemu mata Yumi. Di wajah Yumi, Rei melihat keterkejutan dan kelegaan. Di wajah Rei, Yumi melihat keterkejutan dan... pengertian?
Berhati-hati, Yumi melepaskan tangannya dari lempengan. Getaran dari Rei kembali ke pola mentah yang tidak bisa ia tafsirkan. Kekecewaan melintas di wajah Yumi.
Rei mengerti. Artefak itu. Ia adalah kunci.
Dengan gestur lambat, Rei menunjuk ke lempengan itu, lalu ke Yumi, lalu ke dirinya sendiri. Gerakannya jelas, dan Yumi, dengan indra barunya yang terhubung ke artefak, merasakan getaran dari Rei mengalir bersamanya – getaran menunjuk, getaran koneksi, getaran kami.
Yumi mengangguk penuh semangat, getarannya kini memancarkan campuran kelegaan dan kegembiraan yang meluap-luap (meskipun Rei merasakannya sebagai pola getaran yang intens dan cerah). Dia kembali meletakkan tangannya di lempengan.
Seketika, koneksi kembali terjalin.
"Siapa... kau?" Getaran Rei mengalir melalui lempengan, diterjemahkan menjadi sensasi yang terasa seperti pertanyaan langsung ke dalam benak Yumi, disertai dengan pola getaran stabil yang Yumi kini asosiasikan dengan 'Rei'.
Yumi, fokus pada lempengan, mencoba memikirkan jawabannya, memancarkan getaran yang paling jelas yang ia bisa. "Yumi. Aku... dari... Bumi..." Dia mencoba memancarkan getaran yang mewakili 'Bumi0205', sebuah konsep yang kompleks.
Rei merasakan gelombang getaran dari Yumi. Rasanya seperti gambaran yang rumit: bola biru kehijauan yang berdenyut dengan cahaya, rasa banyak kehidupan, dan getaran yang Rei asosiasikan dengan 'datang dari luar'. Dia mengerti konsepnya, meskipun namanya ("Bumi") tidak berarti baginya.
"Kapal... rusak?" Getaran Rei, dipenuhi rasa ingin tahu dan keprihatinan.
Yumi merasakan getaran itu, pertanyaan yang tajam. Dia mengangguk, lalu memancarkan getaran 'rusak', 'tidak berfungsi', dan 'diam'. Getaran dari tim di belakangnya, yang masih panik, mengalir melalui koneksi itu, diterjemahkan menjadi pola getaran yang Rei rasakan sebagai kebingungan dan ketakutan kolektif mereka.
Rei merasakannya. Getaran kepanikan tim Yumi. Dan dia berpikir tentang getaran gelisah yang merayap dari inti. Bahaya. Tim ini terdampar, tidak berdaya, dan ada sesuatu yang mengerikan bersembunyi di rumahnya sendiri.
Melalui lempengan, Rei memancarkan getaran yang paling serius yang ia bisa. Getaran bahaya. Getaran di dalam. Getaran inti.
Yumi merasakan getaran itu. Getaran bahaya yang tajam dan getaran yang dalam yang ia kenali dari sensasi stasiun, kini terfokus pada satu titik: inti. Pikiran Rei memancarkan kesan gelap, getaran gelisah yang asing baginya tetapi jelas terkait dengan sesuatu yang tidak baik.
Komunikasi masih primitif, lambat, dan terbatas pada konsep dasar. Tetapi jembatan telah dibangun. Di tengah keheningan yang luas, dua individu dari alam yang berbeda telah menemukan cara untuk berbagi getaran makna. Misteri Orbital, ancaman Zoadz, dan nasib tim ekspedisi Bumi0205 kini terhubung oleh getaran rapuh yang mengalir melalui sebuah artefak kuno di docking bay yang sunyi. Pertemuan tanpa kata telah menghasilkan awal pemahaman, dan petualangan sesungguhnya baru saja dimulai.
Kebuntuan komunikasi tiba-tiba pecah, tergantikan oleh getaran kejutan yang mengalir melalui Yumi saat ia merasakan gagasan mengalir dari Rei melalui lempengan kuno itu. Di belakangnya, kru Resonant Seeker menatap dengan mata melebar. Mereka tidak merasakan aliran informasi itu secara langsung, tetapi mereka melihat Yumi bereaksi. Ekspresi frustrasi di wajahnya menghilang, digantikan oleh keterkejutan yang tak bisa disembunyikan, lalu kerutan konsentrasi yang dalam. Mereka melihat Yumi mengangguk, menggeleng, dan raut wajahnya berubah seolah-olah dia sedang... bercakap-cakap.
"Yumi! Apa yang terjadi?" Getaran Kai terasa panik dari jarak beberapa langkah, meskipun ia harus menggerakkan tangannya dengan jelas agar Yumi melihatnya.
Yumi mengabaikan mereka sejenak, terlalu terfokus pada sensasi getaran yang diterjemahkan. Rasanya seperti potongan-potongan teka-teki sensorik yang akhirnya menemukan tempatnya, membentuk gambaran kasar dari apa yang Rei coba sampaikan. Ini adalah proses yang melelahkan mental, membutuhkan konsentrasi penuh untuk merasakan pola-pola getaran yang asing ini dan membiarkan lempengan itu 'membisikkan' maknanya ke dalam kesadarannya.
Begitu juga Rei. Getaran yang mengalir dari Yumi melalui artefak tidaklah sama dengan bahasa Orbital. Itu lebih... abstrak, penuh dengan nuansa yang tidak bisa ia kaitkan dengan apa pun yang ia kenal. Rasanya seperti melihat warna yang belum pernah ada atau merasakan suhu yang tidak ada di spektrum. Tapi lempengan itu, entah bagaimana, mengambil kompleksitas itu dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bisa diproses oleh 'mata' sensoriknya – gambaran mental yang samar, perasaan yang jelas tentang maksud, dan pola getaran yang, jika ia fokus, terasa seperti 'kata' baru yang ia pelajari.
Ini bukan terjemahan kata per kata. Ini lebih seperti penerjemahan konsep dan niat melalui jembatan getaran.
"Artefak ini..." getaran Yumi, dipancarkan sambil tetap menyentuh lempengan, terasa seperti hipotesis. "Ia mengubah... getaran..."
Rei mengangguk (getaran persetujuan Rei terasa seperti resonansi yang stabil dan berulang). Dia merasakan getaran Yumi, mencoba memahami apa yang ia maksud dengan 'mengubah'.
"Di sini," getaran Rei mengalir, disertai dengan gestur menunjuk ke lempengan dan dirinya sendiri. "Kita... mengerti." Getaran Rei untuk 'mengerti' terasa seperti pola yang rapi dan terorganisir.
Yumi mulai mendapatkan gambaran. Artefak ini entah bagaimana mampu menjembatani jurang antara dua sistem komunikasi berbasis getaran yang sangat berbeda – bahasa getaran fisik, primordial, dan intuitif milik Orbital, serta Teknomeransi suara/resonansi yang kompleks dan terstruktur milik Bumi0205. Mungkin lempengan ini adalah sisa teknologi kuno yang dirancang untuk antarmuka dengan berbagai bentuk energi resonansi, sebuah penerjemah universal untuk bahasa getaran.
"Bagaimana... ini... bekerja?" getaran Yumi, penuh rasa ingin tahu ilmiah.
Rei memancarkan getaran yang terasa seperti kebingungan, lalu menunjuk ke glyph di artefak. Getarannya memancarkan konsep 'kuno', 'tidak tahu', 'sudah ada'. Pengetahuannya tentang artefak ini terbatas pada apa yang ia baca di arsip, yang juga tidak lengkap.
Yumi mencoba merasakan glyph di artefak itu dengan sarung tangannya. Mereka memancarkan getaran yang kuat saat ia menyentuh lempengan, getaran yang berbeda dari glyph Zoadz, tetapi jelas kuat. Mungkin glyph ini adalah kunci mekanismenya, sebuah program resonansi yang tertanam dalam material kuno.
Sementara mereka berdua tenggelam dalam upaya untuk memahami artefak dan menggunakannya, kru Resonant Seeker di belakang mereka mulai tenang, kebingungan mereka beralih menjadi kewaspadaan dan rasa ingin tahu yang hati-hati. Kai mendekat, getarannya memancarkan pertanyaan sunyi. Elara dan anggota keamanan lainnya juga mendekat, menjaga jarak, siap bereaksi.
Yumi menarik tangannya dari lempengan sejenak, lalu berbalik ke krunya. Dia mencoba memancarkan getaran sejelas mungkin yang mereka kenali, ditambah dengan gestur yang meyakinkan. "Ini... berfungsi. Kami... berkomunikasi. Melalui... ini." Dia menunjuk ke lempengan dan Rei.
Kru saling pandang, lalu ke Rei, lalu kembali ke Yumi dan lempengan itu. Mereka tidak merasakan komunikasi itu, tetapi melihat Yumi, orang yang paling peka di antara mereka, berhasil berinteraksi dengan penduduk stasiun sunyi ini, memberikan mereka harapan. Getaran lega yang hati-hati mulai menyebar di antara mereka.
Kembali ke lempengan, Yumi dan Rei melanjutkan pertukaran informasi penting mereka, proses yang lambat dan sulit, seperti dua orang yang mencoba bernegosiasi dalam kegelapan dengan hanya satu lilin kecil sebagai penerangan.
"Kami... dari jauh," getaran Yumi mengalir, diikuti dengan getaran yang menggambarkan perjalanan mereka, kapal mereka, dan niat mereka – 'menyelidiki', 'anomali', 'getaran aneh'.
Rei menyerap informasi itu. Dia membalas dengan getaran yang menggambarkan Orbital, penduduknya, kehidupan yang sunyi. Lalu, ia beralih ke getaran yang lebih gelap dan mendesak. Getaran 'gangguan', 'baru', 'dari inti', 'sesuatu yang disegel'. Dia memancarkan getaran yang menggambarkan pengalamannya di Lorong Ingatan, rasa 'keinginan' yang ia rasakan dari balik pintu disegel – getaran 'hening', 'semua hening', 'menghapus'.
Yumi merasakan rentetan getaran ini – getaran kecemasan dari Rei, konsep 'inti', 'disegel', dan kesan yang sangat mengganggu dari 'keinginan' entitas itu. Itu terasa dingin, luas, dan berbahaya. Ini sesuai dengan anomali resonansi kacau yang mereka deteksi dari jauh, tetapi sekarang memiliki konteks yang mengerikan.
"Anomali... itu... ini?" getaran Yumi, menghubungkan informasinya.
Rei memancarkan getaran konfirmasi. "Ya. Bangun." Getarannya memancarkan bahaya yang semakin besar. "Kapal... mati?" Getaran Rei, menghubungkan getaran panik tim Yumi dengan ancaman yang ia rasakan.
Yumi memancarkan getaran konfirmasi, menggambarkan kapal mereka 'rusak' untuk komunikasi, 'terperangkap', 'tidak bisa pergi'.
Kenyataan pahit itu memukul mereka berdua. Tim Yumi terdampar dan tidak berdaya. Sesuatu yang kuno dan berbahaya bersembunyi di dalam stasiun Rei, dan itu semakin kuat. Ancaman eksternal dan internal tiba-tiba menyatu, menciptakan krisis yang rumit.
Getaran Rei, yang sebelumnya penuh dengan kehati-hatian dan penyelidikan, kini memiliki lapisan baru – urgensi dan kesadaran akan tanggung jawab. Getaran Yumi, yang dimulai dengan rasa ingin tahu ilmiah dan kepanikan, kini bercampur dengan tekad yang dingin.
Mereka berdiri di sana, Rei dan Yumi, tangan menyentuh artefak kuno, getaran makna mengalir di antara mereka, melintasi jurang bahasa dan dunia. Di belakang mereka, tim ekspedisi yang terdampar menunggu dalam keheningan. Di bawah mereka, di kedalaman stasiun, sesuatu yang kuno berdenyut dengan keinginan untuk keheningan absolut.
Mereka adalah dua jiwa yang sangat berbeda – satu lahir dari keheningan yang dipaksakan, yang lain ahli dalam dunia suara. Tetapi takdir, atau artefak kuno ini, telah mengikat mereka. Mereka memiliki pemahaman yang unik dan rapuh tentang situasi yang dihadapi, pemahaman yang tidak dimiliki orang lain.
"Kita... bersama," getaran Rei memancar, menawarkan sebuah pakta sunyi.
Yumi merasakan getaran itu, merasakan niat di baliknya – aliansi, kerja sama. Dia memancarkan getaran konfirmasi yang kuat melalui lempengan. "Bersama."
Langkah pertama telah diambil. Mereka tidak lagi sendirian dalam ketidaktahuan di stasiun yang sunyi ini. Mereka sekarang adalah sekutu, dipaksa untuk menavigasi labirin Orbital yang misterius dan menghadapi ancaman yang tidak mereka pahami sepenuhnya, hanya dengan mengandalkan jembatan vibrasi yang rapuh ini. Orbital the Silent telah menyambut mereka, bukan dengan suara, tetapi dengan misteri yang dalam dan kemitraan yang tak terduga.