Rosegold_n

"Aku sudah bilang jangan sentuh aku," kata Audrey.

"Di depan orang lain," ingatkan dia. Audrey bisa merasakan senyum sinis di suaranya.
~~~
Tujuh belas tahun Audrey di Grey Blood pack seperti binatang yang terkurung. Dia menjalani setiap hari dengan penuh ketakutan terhadap hal tak terduga berikutnya yang bisa membuatnya dihukum oleh Alpha. Audrey berusaha keras memahami mimpi misterius yang dialaminya, tetapi tidak ada yang masuk akal baginya, dia tersesat.
Dia berharap bisa dibebaskan dari Grey Blood pack, tetapi dia kehilangan semua harapan untuk bertahan hidup ketika mendapati dirinya dikunci dan dirantai di dalam penjara bawah tanah yang gelap dan dingin. Dia membencinya, dia mengutuknya saat darahnya terkuras darinya. Dia senang mati dan pergi jauh dari monster-alpha itu.
Audrey bangun di dunia ajaib di mana dia belajar segalanya tentang dirinya, dia mengasah dirinya menjadi serigala dan penyihir terkuat yang hidup. Namun, satu barang membawanya kembali ke tempat terakhir yang ingin dia kunjungi.
Alpha Aloha Lake memimpin Grey Blood pack, kawanan terbesar dan terkuat di Amerika Serikat. Dia dikenal kejam, bahkan mafia pun takut padanya. Tidak ada yang mengganggunya, kecuali satu; pelacur terkutuk Audrey. Dia membencinya, dan dia akan membuatnya membayar dosa-dosa ibunya. Tapi dia tidak bisa membunuhnya...belum.
Alpha Lake menatap dingin tubuh Audrey yang berdarah yang tergeletak di lantai penjara bawah tanah, dia memerintahkan betanya untuk menyingkirkannya tanpa berpikir dua kali.
Satu tahun kemudian musuh-musuh itu bertemu lagi. Apakah kebencian akan menjadi satu-satunya emosi yang mereka bagikan? Bisakah mereka menahan daya tarik berbahaya yang mereka rasakan satu sama lain?

Dibenci oleh Sang Alpha

Dia sedang duduk di tempat tidurnya ketika Audrey berjalan melewatinya tanpa memberi pandangan sekilas.


Dia juga merasa baik-baik saja dengan dirinya.


"Ugh!" Audrey merasakan pergelangan tangannya digenggam dan dalam sekejap berikutnya, dia mendapati dirinya terbaring di atas Alpha Lake dengan lengannya melilit punggung bawahnya.


"Sudah mau pergi?" Dia bertanya dengan suara menggoda di sebelah telinga Audrey.


"Sudah larut seperti yang kamu katakan- ouch!" Audrey menatapnya dengan mata lebar.


Dia tidak percaya dia baru saja memukul pantatnya.


"Apa aku bilang kamu bisa pergi, Kitten?" Dia bertanya dengan nada dominan.


Dia mencium lehernya, menyebarkan tangannya di atas pantat lembutnya, meremasnya secara bersamaan.


Audrey tidak mengatakannya, tapi dia menikmati cara dia memerintah dirinya dan tubuhnya. Dia merasakan gairah kerasnya menusuk di pusat tubuhnya, dan dia terdiam, tidak ingin menggoda binatang buas itu.


Tempat Perlindungannya