ENAM

"Apa kalian juga melihatnya" tiba-tiba Jefri menghentikan langkah mereka.

"Melihat apa Jefri? ayolah jangan main-main ini sudah larut malam" sahut Chandra.

"Aku juga melihatnya tadi" kali ini Johnny ikut bicara.

"Dimana dan apa yang kalian lihat" Sultan mengarahkan senternya kepenjuru tempat.

"Disana Sultan, tadi seperti ada pria yang mengawasi kita" Jefri mencoba menjelaskan.

"Aku tidak melihatnya, bagaimana dengan kalian" kali ini Sandy mengawasi Airin, Irene, Kayla dan Dania.

"Aku tidak melihatnya, hanya semak-semak dan bebatuan yang kulihat" jawab Irene.

"Sama aku juga tidak melihat apapun" Kayla sedikit bingung.

"Aku takut dan kedinginan, ayo kita lanjutkan jalan" Dania bergidik ngeri sekaligus takut.

"Airin berhentilah menatapku" Bayu merasa ada yang aneh dengan kakaknya.

"Dia tampan sekali Bayu" jawab Airin santai bergegas berjalan mendahului mereka.

"Ada apa dengannya" pasrah Bayu menghela napas.

"Aku yakin selain kami berdua, Airin juga melihatnya" Johnny menatap mereka semua.

"Kalian makin tidak jelas, ayo kita jalan lagi" ajak Chandra dan mereka semua setuju.

"Dania kamu baik_baik saja? biar kubantu membawanya" Sandy melihat Dania kelelahan.

"Aku tidak apa-apa, hanya saja badanku sepertinya demam" jawab Dania jujur.

"Masih bisa jalan apa aku gendong" tanya Sandy yakin.

"Tidak usah Sandy makasih" jawab Dania tersenyum.

"Kayla dan kamu Irene, kalian benar tidak melihat yang Jefri dan Johnny maksud tadi" Sultan bertanya lagi sambil melangkah perlahan bersama.

"Sama sekali tidak melihat, sebenarnya kenapa Sultan" jawab Irene malah balik nanya.

"Entahlah aku juga tidak lihat tadi, hanya saja ada yang aneh dengan Airin" Sultan sedikit memelankan suaranya.

"Perasaan Airin juga selalu aneh sejak dulu" jawab Kayla.

"Airin sepertinya menyukai Bayu, kalian bisa lihat tatapan matanya pada Bayu" Sultan sedikit berbisik.

"Ya Tuhan Sultan, kamu sehat dan masih waras kan? itu tatapan sayang seorang kakak pada adiknya" Irene menatap kesal Sultan yang salah tingkah.

"Kita sudah berteman hampir sepuluh tahun, yang kita tahu mereka kadang ribut kadang akur, ada saatnya Airin dan Bayu saling benci, dan setelahnya lagi saling sayang" Kayla malah ikut kesal dengan Sultan.

"Tapi Airin tidak segelisah saat ini waktu melihat Bayu, sudah lupakan mungkin aku salah menduga saja" sahut Sultan pasrah.

"Serius amat kalian, pada lagi ngomongin aku nih" tegur Chandra penasaran.

"Kamu pikir kami kurang kerjaan" sahut Irene.

"Terus bicara masalah apa, muka Sultan kaya orang kurang kasih sayang" ejek Chandra lagi.

"Tidak penting Chandra, cepat sedikit jalannya" ajak Kayla.

"Airin mana Chandra? bukannya tadi bersama kalian" tanya Sultan.

"Airin sudah jauh jalan duluan" jawab Chandra santai.

"Dengan Bayu? Sultan jadi penasaran.

"Sendiri, Bayu disana bersama Johnny dan Jefri" sahut Chandra lagi.

"Maksudnya Airin sendirian, Chandra kamu dasar idiot gila memang nih anak" Irene tiba-tiba marah ketika sadar Airin berjalan sendirian.

"Kenapa lagi selalu aku yang disalahkan" keluh Chandra.

"Kalau bukan kamu lalu siapa lagi Chandra" bentak Kayla dan langsung bergegas bersama Irene menyusul Airin.

"Dania, Sandy dan kamu Chandra, ayo cepat kita susul mereka, beri tahu juga sama Bayu, Jefri dan Johnny.

"Hhmmm" sahut Chandra malas.

"Hei Tiyan! ngapain kamu malam_malam diluar" suara Airin sontak membuat Tiyan shock bukan main.

"Airin kamu disini? kenapa bisa kamu sendirian" gugup dan agak gagap Tiyan malah balik bertanya.

"Jawab dulu pertanyaanku tadi" Airin menatap curiga kekasih dari sahabatnya itu.

"Ooohh itu tadi aku lagi cari barang yang hilang" jawab Tiyan kurang yakin.

"Semalam ini? kamu bisa mencarinya besok" tanya Airin lagi membuat ekspresi wajah Tiyan berubah memerah.

"Tiyan" panggil Irene girang.

"Irene" sahut Tiyan kaget sekaligus senang.

"Kenapa malam-malam diluar Tiyan? disini dingin nanti kamu sakit" Irene memeluk Tiyan.

"Ini juga mau masuk kedalam" balas Tiyan memeluk balik kekasihnya.

"Kami semua mau menginap disini untuk beberapa hari" jelas Airin langsung bergegas masuk lebih dulu ke villa, tanpa perduli dengan yang lain ataupun Tiyan sendiri.

"Maaf Tiyan" Kayla mewakili Airin yang sangat tidak sopan.

"Tidak apa-apa" jawab Tiyan datar seperti sifatnya biasa.

"Ini Sultan, Sandy, Chandra, Jefri, Johnny dan Bayu adiknya Airin" Dania memperkenalkan mereka semua.

"Aku Tiyan pemilik villa ini, masuklah dilantai atas ada dua kamar, dan disamping taman belakang ada tiga kamar, kalian bisa pilih kamarnya dan istirahat" ajak Tiyan dingin tanpa ekspresi.

"Makasih Tiyan, ayo semuanya kita masuk dan istirahat" Irene mengajak mereka semua masuk.

Mereka berjalan mengikuti Tiyan dan Irene memasuki villa, sedangkan Airin entah sudah tidur atau apalah mereka tidak tahu, perasaan mereka aneh juga sedikit takut ketika sudah berada didalam villa, aura yang terbilang sedikit mistis dan gelap kalau dibandingkan villa biasa lainnya.