Jam 02.00 Malam
"kemana perginya? oceh bayu masih terus berjalan di kawasan hutan, yang tepat berada di belakang villa miliknya Tiyan.
"sepertinya aku tidak salah lihat, dia memang benar-benar ada disini" Bayu mengawasi sekitarnya.
"Bayu"panggil Jhonny buru-buru.
"Jhonny ngapain kamu disini" Bayu terkejut sekaligus bertanya.
"Aku kebetulan lewat, apa kamu melihat Jefri? dia tidak ada di kamar saat aku terbangun" jawab Jhonny dan balik bertanya.
"Aku tidak melihatnya, tapi tadi aku melihat Leo, terus mengejarnya sampai kemari dan dia menghilang begitu saja" jawab Bayu meyakinkan.
"Leo ada disini? kamu yakin itu benar-benar dia" tanya Jhonny dengan raut wajah khawatir.
"Aku sangat yakin itu dia, aneh sekali hampir dua bulan kami tidak bertemu" jawab Bayu lagi yakin.
"Sekarang kita cari Jefri dulu, dan secepatnya kembali ke villa temui yang lain" ajak Jhonny.
"Kurasa itu lebih baik, ngapain juga Jefri pakai keluar villa sendirian" oceh Bayu berjalan dibelakang Jhonny.
"Entahlah, mungkin dia bosan dan memilih keluar untuk cari angin" jawab Jhonny.
Sementara itu di tempat lain.......
"Jefri apa itu kamu? panggil Chandra setengah terkejut.
"Chandra" jawabnya dengan napas memburu.
"Ada apa denganmu? apa yang terjadi Jefri" tanya Chandra heran.
"Aku baru saja mengejar pria yang ada di hutan tadi, aku sangat yakin dari fostur tubuhnya dia orang yang sama" jawab Jefri
menarik napas lega.
"Maksudnya pria yang kamu dan Jhonny lihat di balik pohon tadi? aku baru saja melihat pria yang juga kutemui di hutan itu" Chandra semakin bingung.
"Bukannya hutan yang kita lewati tadi sangat jauh dari sini, butuh waktu empat jam untuk kita sampai ke villa, dan itupun dengan menggunakan mobil" Jefri menatap lekat Chandra.
"Itulah maksudku Jefri, ada yang aneh dengan villa disini, pria itu turun dari lantai atas membawa pisau, anehnya tiba-tiba dia menghilang begitu saja tepat di depan pintu" jelas Chandra lagi.
"Sepertinya ada yang tidak beres disini, kita kembali ke villa sekarang, nanti kita bicarakan dengan yang lain" ajak Jefri bergegas.
"Kamu benar Jefri, tiba-tiba saja aku jadi merinding" Chandra bergidik mempercepat langkahnya.
Di Villa Tiyan........
"Kayla, Dania, apa yang kalian lakukan" Sultan shock tiba-tiba kedua sahabatnya berlari memeluknya.
"Apa kalian kerasukan hantu perawan tanya Sandy heran.
"Ada hantu di villa ini" jawab Kayla ketakutan.
"Tiga bulan yang lalu villa ini masih aman, dan sekarang bisa ada hantunya" Dania beralih mendekat pada Sandy.
"Hantu??? kalian pasti mimpi" jawab Sultan menenangkan.
"Mungkin kalian terlalu lelah dengan perjalanan kita tadi" Sandy membenarkan helai rambut Dania yang berantakan.
"Itu kenyataan yang sangat menakutkan Sultan, kenapa bisa aku tiba-tiba kesal denganmu" Kayla memasang wajah cemberut.
"Kami tidur disini saja bersama kalian, aku takut kembali ke Kamar lantai atas" mohon Dania.
"Tidak masalah, kalian boleh tidur disini, tapi kenapa bukan memilih satu kamar dengan Irene dan Airin" tanya Sultan penasaran.
"Tadinya aku juga mau menanyakan itu pada kalian berdua" Sandy bicara sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
"Irene dan Airin tidak ada di kamarnya, bahkan tidak bisa kami temukan di dalam villa" jawab Kayla tegas dan lantang.
"Mereka mungkin keluar villa menikmati ketidak beresan di sini" Dania menambahkan.
"Chandra dan Bayu juga tidak ada di kamarnya" Sultan bicara santai.
"Begitupun dengan Johnny dan Jefri, mereka juga meninggalkan kamar" Sandy melirik Kayla dan Dania bergantian.
"Apa!!! pada kemana sih malam-malam begini" Kayla heran bercampur kesal.
"Aneh sekali, mereka semua tidak ada di waktu bersamaan" Dania merasa tubuhnya dingin.
"Sudahlah kalian lanjut tidur lagi, biar aku dan Sandy lesehan di lantai" Sultan memberikan kasur empuk mereka untuk
Kayla dan Dania.
"Ini pakai selimutnya, kalau ada apa-apa langsung bangunkan kami" Sandy memberikan selimut halus dan lembut milik
mereka.
"Itu jauh lebih baik untuk di dengar, tapi ingat kalian jangan sampai pergi kemana-mana" ancam Kayla sebelum memejamkan matanya.
"Terima kasih banyak, rasanya aku benar-benar lega" ucap Dania senang.
"Tenang saja kami disini sampai pagi" jawab Sultan mantap.
"Syukurlah kami menjadi berguna sekarang" Sandy bicara sebelum merebahkan tubuhnya di samping Sultan.