Keputusan Baru

Semuanya sudah siap dan rapi untuk segera kembali ke pengaturan awal yang mereka rencanakan dari kemarin, hanya saja mereka sedikit bosan menunggu satu orang yang sejak tadi belum keluar dari kamarnya.

"Pagi semua" Sapa Airin yang baru datang pada mereka.

"Pagi Airin" Jawab mereka semua kompak.

"Irene aku minta maaf untuk semuanya, karena aku yang memaksamu datang kesini" Tiba-tiba Airin memeluk sahabatnya.

"Tidak perlu minta maaf Airin, ini semua bukan salahmu atau salah siapapun" Balas Irene membalas pelukan sahabatnya.

"Dania maafkan aku, kamu terus terganggu karena semuanya" Airin beralih memeluk sahabat satunya lagi.

"Bukan salahmu Airin, jangan pernah meminta maaf seperti ini" Jawab Dania memeluk erat sahabatnya.

"Kayla sayangku maaf ya" Airin kembali beralih memeluk sahabatnya yang bingung sejak tadi melihat kelakuan anehnya.

"Kenapa denganmu sayangku, jangan seperti ini aku jadi khawatir" Balas Kayla membalas pelukan Airin dengan perasaan cemas dan gelisah.

"Chandra terima kasih untuk cintamu selama ini, maaf sudah membuatmu lelah dan kecewa" Airin memeluk erat dan hangat sahabatnya sedari kecil itu.

"Ayolah Airin ada apa denganmu? Cinta ini akan selalu sama sampai kapanpun" Balas Chandra memeluk dan mencium puncak kepala sahabatnya.

"Sultan sayang maafkan aku dan jangan pernah membenciku" Dari Chandra Airin beralih memeluk pada sahabat tajirnya itu.

"Jangan membuatku takut Airin sayang, aku tidak akan pernah bisa membencimu untuk hal apapun itu" Sultan memeluk Airin kuat seakan tidak ingin melepaskannya.

"Sandyku yang baik maafkanlah diri ini" Airin kembali memeluk tulus sahabatnya lagi.

"Airin kumohon, ada apa denganmu? aku tidak suka hal seperti ini" Balas Sandy membawa Airin juga dalam pelukannya.

"Airin cukup berhenti di tempatmu, aku tidak ingin mendengarkan apapun" Baru saja Airin ingin mendekat pada adiknya, Bayu sudah lebih dulu mencegahnya, sepertinya Bayu menangkap sesuatu yang tidak dia inginkan pada Airin.

"Kumohon Airin tetaplah disana, sudah aku bilang jangan katakan apapun, cepatlah ikut bersama kami sekarang pergi dari sini" Bayu lagi-lagi menjauh dari kakaknya yang ingin memeluknya.

Dia tahu dan sangat hapal dengan kelakuan kakak keras kepalanya itu, sejak awal Bayu sudah curiga bahwa Airin akan melakukan hal bodoh lagi, seperti yang sudah Bayu duga Airin sengaja mendekati Jhonny dan Jefri untuk membantunya, karena tidak mudah bagi Airin membuka hati untuk pria yang tidak dia cinta.

"Bayu" Airin memeluk kuat adiknya agar tidak bisa melepaskan pelukannya, Bayu memeluknya sambil mencium setiap inci dari wajah kakak cantiknya itu.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu disini, tidak akan pernah Airin" Ucapan Bayu penuh perasaan cemas dan sangat gelisah.

"Ayolah Bayu, ada Jhonny dan Jefri disini bersamaku" Mohon Airin membuat Bayu makin erat memeluknya.

"Jangan Airin, aku tidak mau kamu melakukannya" Jawab Bayu lirih.

Jhonny dan Jefri hanya menatap hampa dan sendu semuanya, mereka berasa sangat bersalah pada semuanya, namun mereka berdua juga harus membantu Airin menemukan jasad Dava, Joy dan Leo.

"Bayu aku hanya ingin menemukan mereka" Isak tangis Airin tiba-tiba pecah seketika.

"Aku paham maksudmu Airin, tapi disini sangat tidak aman, aku belum mampu berpisah darimu" Bayu menyeka air mata Airin dengan lembut.

"Bayu dan kalian semua, cepatlah bergegas pergi dari sini kemudian lapor polisi, aku dan Jhonny akan menunggu disini bersama Airin" Jefri memberanikan diri untuk bicara.

"Tapi itu sangat berbahaya Jefri, sebaiknya kita pergi saja dari sini" Protes Bayu marah.

"Bayu dengarlah, harus ada diantara kita semua yang pergi dan tetap tinggal disini, percayalah aku dan Jefri akan menjaga Airin dengan baik" Jhonny juga berusaha agar Bayu sedikit memahami situasi mereka sekarang.

"Jhonny apa maksudmu? Harusnya kamu juga membujuk Airin untuk bisa pergi dari tempat sialan ini, bukan malah sebaliknya Jhonny" Bayu semakin tidak bisa menerimanya.

"Bayu benar itu sama sekali bukan sesuatu yang baik Jhonny Jefri" Sultan juga memberi pengertian untuk mereka.

"Kita tinggal pergi bersama-sama saja dari sini, kemudian lapor polisi dan membuat rencana baru, bukankah itu jauh lebih aman dan masuk akal Jhonny Jefri" Oceh Sandy juga tidak percaya dengan apa yang direncanakan mereka.

"Kalian tahu Tiyan juga menghilang, tadinya aku curiga bahwa Tiyan dibalik semua ini, tapi perasaanku mengatakan Tiyan juga dalam masalah sekarang" Jefri lagi-lagi menjelaskan agar mereka bisa mengerti.

"Apa yang bisa kalian lakukan bertiga? Kalau begitu baiklah kita semua tetap tinggal disini" Bayu masih tidak bisa menerima ide aneh yang mereka pikirkan.

"Bayu harus ada yang melaporkan kejadian aneh disini pada polisi, kalian semua tahu kan ditempat ini tidak ada sinyal sama sekali, kalau kita semua tetap tinggal dan tidak ada yang pergi, itu semua akan menjadi sangat sia-sia dan sama halnya dengan tidak membantu" Jhonny lagi-lagi berusaha untuk menjelaskan semuanya.

"Lalu mau kalian apa, aku benar-benar tidak percaya ini" Tanya Bayu prustasi dan kecewa.

"Hey disini kita juga ada Irene yang sedang hamil, Dania dan juga Kayla, kalian pasti paham maksudku dan Jefri" Ucapan serius Jefri membuat mereka sedikit tersadar.

"Maksudmu kami berempat pergi membawa Irene, Dania, dan Kayla, kemudian kembali lagi kesini bersama polisi" Sultan bertanya namun ada kecemasan diwajahnya.

"Tapi bagaimana dengan kalian bertiga? kamu pikir kami tega meninggalkan kalian disini begitu saja" Sandy memperjelas setiap ucapannya.

"Kami sudah merencanakan sesuatu dan berjaga-jaga untuk hal terburuk nantinya, jadi kumohon tolong percayalah dan bantu kami disini dengan memanggil keamanan" Mohon Jhonny lagi bersungguh-sungguh.

"Apa kalian benar-benar yakin kita akan berhasil" Tanya Bayu masih tidak terima.

"Bayu tolong percayalah dengan kakakmu sekali ini saja, kamu bisa bicara dengan ayah kemudian dia pasti akan membantu kita" Mohon Airin lagi pada adiknya.

"Airin benar Bayu, ayahmu mungkin jauh lebih bisa diandalkan ketimbang polisi, bagaimana kalau aku tetap disini membantu mereka" Chandra memberikan sarannya.

"Baiklah kalau itu mau kalian, tapi ingatlah kalau sampai terjadi sesuatu pada Airin, aku tidak akan pernah mau memaafkan kalian" Bayu setuju dan menegaskan ucapannya.

Chandra, Jhonny, dan Jefri mengangguk tanpa beban, sementara Irene, Dania dan Kayla tidak bisa berkata apapun lagi, mereka hanya berharap yang terbaik untuk semuanya, Bayu bergegas pergi tanpa mau menoleh pada yang lainnya, Sultan juga Sandy mengikuti Bayu keluar dari Villa bersama Irene, Dania, dan Kayla.

Mereka yang pergi membawa sejuta perasaan sakit, takut dan khawatir akan kehilangan, sementara mereka yang tinggal memiliki harapan yang sangat indah, meskipun dihantui oleh hal-hal buruk nantinya dan rasa takut akan kegagalan.