Bab 7 Persiapan untuk melawan balik

Pertarungan pun tak dapat di elakan Ace dan Ren bertarung dan menggiring monster itu menjauh dari benteng perlindungan, mereka bertarung hingga kehutan yang mereka barusan keluar.

Berbagai serangan di lancar tetapi Ace yang di unggulkan,dia tidak terlalu masalah dengan tempat nya karena dia sudah tau seluk beluk hutan yang lebat ini, hampir setengah hutan gundul karena monster itu.

"Huu,apa kau merasa senang Ren karena kita melawan monster yang menyenangkan"

"Hah,kau sebut itu menyenangkan,kau hanya berpura-pura lemah dan bercanda, padahal kan kau bisa langsung menebasnya"

"Hehehe,main main dikit boleh lah ya lagi pula aku ini sudah biasa bermain seperti di kehidupan ku sebelum nya, ujung ujungnya tetap aku lah yang akan menang hehe"

Ren merasa bingung dan tidak tau harus berkata apa kepada Ace, karena tingkah nya konyol dan seperti tidak serius.

Dikarenakan hal itu monster itu kelelahan dan tidak kuat lagi untuk bertarung,bahkan di sampai meler kaya abis maraton 1000m,dia prustasi dan berterik.

"AKU SUDAH MUAK"

"KENAPA AKU SEPERTI SEEKOR ANJING YANG SEDANG DIPERMAINKAN"

Tanpa diduga-duga Ace pun tiba tiba menyerang nya hingga dia terjatuh dan Ace berdiri di atas nya serta membuat aura inti midasi.

"Hey,jawab aku monster ganas yang lembut, siapa orang di balik semua ini"

"Atau.."

"Oke oke akan beritahu"

"Bagus, monster yang pintar jadi bisa tolong jelaskan!"

"Sebenarnya.."

Belum sepatah kata pun yang monster itu katakan tiba-tiba tubuh nya membesar,Ace yang menyadari seketika menjaga jarak dan monster itu tiba tiba hancur dan hanya meninggalkan drop item.

"Astaga, kukira hanya di dunia ku saja, ternyata di sini juga ada toh"

Merasa kebingungan dengan apa yang terjadi,tapi hal itu membuktikan bahwa hal ini memang sudah di rencanakan, sebelum pergi Ace ingin memperbaiki hutan nya yang di mana baru setengah hancur ,tapi saat dia ingin melakukan hal itu dia melihat bahwa hutan nya kembali normal.

"Loh, bukan nya tadi hutannya baru hancur setengahnya, kenapa bisa.."

"Astaga kau benar benar tidak tau"

"Emm, tidak.."

Ren menghela nafas dan berkata sembari mengurutu ke Ace.

"Lalu, kemana kau pergi saat para rombongan memberikan kita informasi penting saat di hutan ini"

"Emm,aku sedang menolong Gen jadi tidak sempat berdiskusi hehe.."

"Terserah saja,ayo cepat kita pergi"

Mereka pun pergi ke tempat dimana yang lain mengungsi,saat sampai ada banyak prajurit yang ada di luar gerbang dan Mereka merasa senang karena Ace dan Ren kembali selamat.

Mereka pun masuk dan waktu pun berlalu,di suatu rumah mereka sedang mendiskusikan tentang rencana melawan balik dan mencari cara untuk menemukan siapa di balik semua ini,hal ini di lakukan selama seminggu dan tidak hanya itu saja mereka juga mengeksplorasi ke setiap penjuru mau itu di dalam atau diluar tembok sodari Kedua.

Hal ini bermaksud untuk menolong pengungsi lain atau prajurit yang terjebak atau terkena masalah atau terkena imbas dari tragedi ini.

Dari hal itu semua mereka pun bersiap untuk pergi ke benteng terakhir yaitu adik yang di mana mereka semua aman di dalam nya tetap hal buruk nya adalah banyak monster dan kroco kroco yang ada di luar gerbang nya,kami juga menjaga jarak dan mengamati pergerakan mereka.

Jika menurut kalian mereka yang didalamnya itu aman kalian salah, bisa di sebut juga mereka sedang di karantina,bahkan masuk lewat udara saja tidak bisa karena pelindung nya di aktifkan untuk menghalangi mahluk hidup lain nya termasuk manusia.

Hal ini bukan tanpa alasan karena mereka juga mempersiapkan ini juga dengan matang, mereka tidak bermaksud untuk mengkhianati tetapi yang di dalam itu semuanya lemah bahkan hanya orang-orang yang sudah mengungsi dan Raja dan lain nya.

Mereka hanya bisa berdoa untuk keluarga dan orang orang tercinta mereka untuk berjuang melawan semua ini, mereka semua nya mengalami kesedihan karena tidak bisa membantu.

Dan mereka hanya menunggu keajaiban terjadi.

Dan hari ini lah kami akan menolong mereka dan memperbaiki setiap benteng yang di curi batu nya.

Dan dari mana mereka mendapatkan Batu itu,itu terjadi saat 3 hari yang lalu di mana saat mereka mereka melakukan eksplorasi mereka bertemu seorang jendral,yang di mana dia adalah salah satu orang di balik tragedi ini.

Lebih tepatnya mereka berada di Barat Laut.

"Hmm, sebaiknya kali ini mengamati saja dulu aku akan berbicara kepada nya dan memberikan isyarat kepada kalian"

Untuk posisi mereka berada di hutan dan diperbatasan sunga besar dan dangkal,dan mereka ada di atas pohon.

Yang dimaksud sang jenderal sudah tau kalau dirinya sendang di pantau, tapi dia tidak tau kalo Ace sudah berada di sisi dan juga hal ini membuat Ace merasa heran karena dirinya yang berada tepat di samping sang jenderal malahan tidak sadar sama sekali.

Ace melihat setatus nya melihat bahwa skil penyembunyian dirinya aktif,dan juga ternyata dari kejauhan ada banyak prajurit musuh,alhasil sang jenderal dilumpuhkan dengan cara yang konyol bukan dengan cara yang epik.

Lalu Ace memberi Isyarat pada pemanah untuk menembak ke arah yang dia tunjukkan dan sebuah anak panah melesat dan mengenai pasukan musuh,ada sebagian yang sekarat dan tanpa banyak basa-basi Ace melempar kan bumerang nya ke arah pasukan lawan masih setengah sadar.

"Incar para target dan potong menjadi dua"

Semua target tidak ada yang selamat dan semuanya rata, kemudian mereka menemukan kotak besar dan isinya itu adalah batu dari tembok yang fungsinya untuk memperkuat benteng,dan aneh nya ada tiga batu dong.

"Mereka serius,naruh tiga langsung disini bukan nya kalo di serang bisa bahaya"

"Iya lagi, harusnya kan juga ada pertanda jika di serang,kalo ini kaya kagak ada persiapan sama sekali"

"Yah, kukira bener bener kuat"

Orang orang di Benua Inti sangat heran dan tidak percaya bahwa yang awalnya di jajah secara menakutkan, ternyata hanya orang kuat yang otaknya kosong.

"Penampilan aja serem, pengen ngejajah aja kaya baru pertama kali atau mereka ini hanya kuat pas di awal aja"

Ucap Ren yang tidak senang karena lawan nya gak menarik dan tidak terlalu menantang.

Dan yang lain geleng geleng kepala karena tingkah nya.