PROLOG

Dalam ruangan besar yang dipenuhi oleh layar-layar dan peralatan-peralatan canggih tersebut hanya ada seorang wanita cantik berparas Arab-Melayu mengenakan jubah putih, kacamata bertengger cantik di hidungnya yang mungil, menatap beberapa layar besar seperti sebuah monitor transparan. Terdapat tulisan-tulisan dengan gambar serta simbol-simbol yang aneh. Tatapan serius dengan sesekali mengerutkan kening membuatnya seperti sedang melakukan hal besar yang tidak mengizinkan adanya kesalahan apalagi kegagalan.

Wanita itu menyeruput kopi yang ada di meja tepat di depan dirinya berdiri saat ini, masih tetap menatap layar monitor yang saat ini menunjukkan proses searching dan loading, wajah harap dan cemas terlihat sangat ketara ketika mulutnya komat-kamit seakan menggumamkan doa.

"Yes....Finish." Teriakan bahagia yang spontan itu baru saja terlontar dengan raut wajah yang sangat bahagia ketika monitor menunjukkan "Mission Complete".

Wanita itu langsung mengutak-atik monitor transparan tersebut yang ternyata dalam mode touchscreen, wajah yang awalnya terlihat serius dan tegang sekarang berubah menjadi wajah sumringah, dia melanjutkan pekerjaannya dengan monitor, kabel-kabel dan beberapa peralatan canggih yang menyambung pada sebuah tabung seperti kapsul besar tidak jauh dari layar monitor tersebut. Wanita itu menatap kapsul yang di dalamnya terbaring seorang wanita muda yang tak kalah cantik darinya, bahkan bisa dikatakan jauh lebih cantik daripada dirinya. Dengan senyuman bahagia dia membelai wajah pucat dan kaku wanita di dalam kapsul besar itu sambil bersenandung riang.

HmpphooooooahhH.....

Tidak lama setelah itu wanita itu menguap dan menggeliat setelah dia merasa puas memandangi wajah kaku di depannya, ditambah lagi entah sudah berapa lama dia selalu begadang demi menyelesaikan misinya ini sehingga dia merasa sangat lelah. Lingkaran hitam disekitar matanya juga terlihat sangat jelas menggantikan warna cerah blush on yang dulu selalu menghiasi pipinya, dia melepas jubah putihnya dan menekan sebuah tombol yang menggeser sebuah lemari dan ternyata itu adalah ruangan rahasia karena hampir tidak terlihat seperti pintu, ruangan tersebut tampak seperti sebuah kamar mewah dengan semua fasilitas lengkap didalamnya.

"Akhirnya aku bisa tidur tenang untuk sesaat." Ucapnya merebahkan diri dikasur yang tidak terlalu besar tapi terlihat sangat nyaman.

Empat jam berlalu ketika alarm dari ponselnya berdering sangat nyaring, dia menggeliat bangun dan duduk sambil menyandarkan diri di kepala tempat tidur sambil melihat ponselnya. Tangannya membuka laci nakas di samping tempat tidurnya, mengambil satu buah tablet multivitamin yang selalu dia konsumsi rutin untuk menjaga stamina tubuhnya.

Wanita menghubungi kontak WhatsApp dengan nama yang tertulis "Sweety Hero". Panggilan tersambung setelah beberapa saat berdering, dia memejamkan mata dan menarik nafas dalam sebelum akhirnya berteriak kegirangan.

"Berhasil....... Echa berhasil." Teriaknya tanpa memperdulikan kondisi telinga orang yang menerima panggilan telfonnya. Tidak lama setelah itu dia hanya nyengir kuda memperlihatkan deretan giginya ketika mendapat omelan singkat dari orang tersebut yang ternyata adalah kakaknya sendiri.

"Sudah hampir satu tahun kamu tidak pulang hanya untuk hal itu, tapi karena sekarang kamu bilang berhasil jadi kakak minta sekarang juga kamu pulang." Mendengar kata-kata tegas itu membuatnya tersenyum karna setelah sekian lama akhirnya dia bisa mendengar suara dengan nada serta intonasi itu lagi.

"Tapi kak, echa masih butuh waktu sedikit lagi untuk menyelesaikan persiapan."

"Tidak ada kata tapi echa, kakak bilang pulang, SEKARANG....Paham?" Echa akhirnya menarik nafas menyerah mendengar perintah kakaknya, sedikit berat hati ia mengiyakan permintaan kakaknya.

"Sangat sama dan terasa sama." Ucapnya tersenyum penuh arti.

Echa berdiri dari Kasur dan langsung kekamar mandi untuk membersihkan diri, berendam di bathub adalah salah satu hal yang sangat dirindukannya sejak beberapa bulan ini, karena kesibukan membuatnya kurang merawat apalagi memanjakan dirinya seperti dulu. Saat berendam air hangat di bathub dia bersenandung senang dan tersenyum, meskipun sebenarnya dia masih butuh waktu sedikit lagi untuk menyempurnakan mesin ciptaannya, tapi karena rasa rindu dan kepatuhannya pada sang kakak membuatnya memutuskan mengikuti perintah kakaknya.

Echa keluar dari kamar mandi hanya mengenakan jubah mandi dengan rambut yang dicepol asal, dia berjalan menuju rak disudut kamarnya, mengabil sebotol anggur dan menuangkannya ke dalam gelas. "Akhirnya.... tapi akan lebih bagus jika aku menegukmu bersama kakak." Ucapnya setelah meminumnya dalam satu tegukan dan memperhatikan gelas kaca yang sudah kosong itu.

Ponselnya kembali berdering dan ketika dia melihat notifikasi, ternyata itu adalah pemberitahuan dana yang masuk ke rekeningnya sebesar 500 juta dan juga tiket pesawat. Dia tersenyum melihat notif itu, ternyata kakaknya benar-benar sama seperti dulu dan tidak ada yang berubah. Dia segera mengirimkan pesan singkat pada kakaknya dengan bibir manyun tapi ekspresi senangnya tetap saja terlihat jelas.

"Makasih kakakku yang cantik untuk transferan yang sebenarnya Echa nggak butuh dan jangan selalu melacak tanpa izin karena Echa udah besar Kak."