Bab 81 — Dominasi Tanpa Bendera
Kekacauan global yang dirancang dengan presisi telah membuka jalur mulus bagi aliansi rahasia ini—tiga keluarga pengendali dunia bayangan: Nava, Melon, dan Bosch. Dengan perhatian Rusia dan China teralihkan, dan kekuatan Eropa terpecah oleh krisis energi dan sosial, Afrika menjadi panggung terbuka—khususnya Nigeria, negara kaya energi dan berpenduduk besar.
Kini, Nigeria bukan lagi sekadar mitra. Negara itu sudah jatuh sepenuhnya ke dalam genggaman mereka.
---
Langkah pertama: kekuatan militer.
Aliansi ini menggelontorkan lebih dari 60 miliar dolar ke dalam sistem pertahanan dan keamanan. Sebagian besar dihabiskan untuk pembelian alutsista mutakhir dari Northan Groupmend, Lockheed Martin, dan General Dynamics. Pesawat tempur siluman generasi ke-6, sistem rudal pertahanan udara canggih, tank tempur utama, hingga drone tempur AI generasi terbaru didatangkan dalam jumlah besar ke Nigeria.
Divisi anti-intelijen baru dibentuk dan dilatih langsung oleh mantan agen-agen dari CIA dan Mossad yang telah dibeli. Mereka membentuk satuan "Phantom Veil," unit yang khusus menangkal mata-mata dari China, Rusia, dan negara lainnya. Informasi keluar dan masuk kini diawasi dengan ketat. Tidak ada data sensitif yang lolos.
Langkah kedua: dominasi ruang angkasa.
Melalui kerja sama eksklusif dengan SpaceX, aliansi ini meluncurkan konstelasi satelit anti-mata-mata dan sistem komunikasi enkripsi kuantum. Satelit-satelit ini dilengkapi AI adaptif yang mampu mendeteksi pola pengintaian dan mengacak sinyal mata-mata dalam waktu nyata. Satelit diberi nama kode "Black Falcon Array," dan mereka kini menjadi tulang punggung komunikasi militer Nigeria yang baru.
Langkah ketiga: kontrol politik dan ekonomi.
Tanpa senjata pun, uang bisa membeli apa pun. Ketiga keluarga ini menyuntikkan 40 miliar dolar dalam bentuk suap politik, pendanaan "kampanye," dan insentif ekonomi untuk para pejabat Nigeria, termasuk militer dan anggota kabinet.
Bank Sentral Nigeria? Kini hanya boneka. Seluruh kebijakan moneter, suku bunga, dan akses cadangan devisa dikendalikan langsung oleh unit finansial dari keluarga Melon. Semua transaksi besar harus melewati sistem blockchain privat yang hanya bisa diakses oleh jaringan dalam aliansi.
Pemerintah Nigeria masih berdiri di atas panggung, tetapi naskahnya telah ditulis oleh tangan-tangan tak terlihat dari aliansi ini.
---
Dalam pertemuan rahasia mereka di fasilitas bawah tanah di Lagos, Samuel Melon berbicara kepada Arvid Lane Nava dan Hermann Bosch:
> "Jika Rusia atau China berniat masuk, mereka akan berjalan di ladang ranjau yang kita tanam sendiri. Nigeria kini adalah benteng. Tapi bukan hanya benteng batu dan baja. Ini benteng informasi, kendali, dan loyalitas yang dibeli."
Arvid menanggapi singkat, "Kita tidak perlu menaklukkan dunia dengan bendera. Kita hanya perlu membuat dunia bekerja di bawah sistem yang kita ciptakan."
Wiliam James Nava menambahkan, "Mereka mengira mereka sedang mengejar dominasi global. Tapi mereka tidak tahu, jalur yang mereka lintasi adalah peta yang kita gambar."