Bab 86 — Januari 2018: Lima Pilar Masa Depan

Bab 86 — Januari 2018: Lima Pilar Masa Depan

Beberapa hari setelah rapat internal Bitwhale dan dimulainya proyek pusat data di Nigeria, Arvid mengundang Milim dan Wiliam James Nava ke ruang strategis bawah tanah Bitwhale—tempat yang hanya digunakan untuk diskusi lintas-generasi keluarga Nava. Dinding kaca transparan memproyeksikan grafik, data, dan tren global. Di tengah, ada satu judul besar: "5 Industri Kunci Abad ke-21".

Arvid berdiri sambil menunjuk ke layar, "Kalau kita mau tetap di puncak selama tiga dekade ke depan, kita harus kendalikan ini: AI, Crypto Currency, Energi Terbarukan, Internet of Things, dan Eksplorasi Luar Angkasa."

Milim menyilangkan tangan dan mengangguk cepat. "AI dan crypto, kita sudah unggul. Red Queen 2.0 dan sistem blockchain hybrid kita bahkan belum bisa disaingi. Tapi IoT? Kita masih baru belajar."

Wiliam menimpali sambil menggulir data, "Ya, IoT terlalu luas. Sensor, kendaraan, rumah pintar, logistik, semuanya jadi satu. Kita perlu rekanan lokal di tiap benua untuk infrastruktur itu."

Arvid melirik tajam, "Masalah sebenarnya adalah dua yang terakhir: energi terbarukan dan eksplorasi luar angkasa. Kita belum punya teknologi atau jaringan kuat di dua bidang itu. Padahal mereka yang menguasai energi akan mengendalikan dunia."

Milim menyeringai tipis, "Kalau begitu, mari kita rebut satu-satu. Energi dulu. Pembangkit surya dan nuklir di Nigeria bisa jadi batu loncatan. Kita bangun sistem grid pintar berbasis AI yang bisa disalin ke negara berkembang lain."

Wiliam mengangguk, "Dan eksplorasi luar angkasa… kita perlu investasi besar. Atau merger. SpaceX, Blue Origin, mereka terlalu tertutup. Tapi ada startup kecil dari Eropa Timur yang sudah bermain di propulsion kuantum."

Arvid menekan tombol di mejanya, menampilkan daftar nama-nama startup dan perusahaan eksplorasi angkasa. "Pilih satu untuk akuisisi. Jangan menunggu mereka besar. Kita kendalikan sejak awal."

Milim tersenyum nakal. "Berarti kita akan punya roket juga, ya? Aku sudah bisa membayangkan Red Queen dikirim ke orbit bulan."

Diskusi berlanjut selama berjam-jam. Pada akhirnya, keluarga Nava menyepakati strategi tiga fase:

1. Penguatan posisi AI dan crypto sebagai fondasi dominasi teknologi.

2. Ekspansi ke IoT dan energi terbarukan melalui proyek cloud dan jaringan smart-grid global.

3. Investasi awal ke eksplorasi luar angkasa dengan mengakuisisi atau bermitra dengan perusahaan teknologi roket dan stasiun orbit.

Di akhir pertemuan, Arvid menyimpulkan, "Abad 21 bukan tentang siapa paling cepat. Tapi siapa paling dalam mengakar. Dan kita… akan menanam akar di lima fondasi masa depan."

---