Bab 85 — Januari 2018: Rapat Internal Bitwhale dan Langkah Baru di Nigeria

Bab 85 — Januari 2018: Rapat Internal Bitwhale dan Langkah Baru di Nigeria

Beberapa hari setelah pengumuman valuasi mengejutkan dari para raksasa teknologi dunia, Bitwhale mengadakan rapat tertutup tingkat tinggi di markas pusat mereka di California. duduk bersama Wiliam James Nava, Milim Nava, Lyra, dan Rhea. Agenda utama: masa depan Bitwhale di tengah dominasi AI dan cloud computing.

Milim, dengan semangat khasnya, memulai diskusi, "Kita tidak bisa membiarkan Nvidia dan Microsoft mengambil semua panggung. Cloud bukan masa depan lagi, itu masa sekarang. Kita harus bertindak cepat."

Wiliam menambahkan, "Nigeria adalah titik strategis. Kita sudah punya pijakan politik dan pengaruh kuat di sana. Kita bisa membangun pusat data skala besar, menciptakan ekosistem cloud, AI, dan big data dari benua Afrika."

Rhea membuka laporan proyeksi, "15 pusat data besar bisa kita bangun dalam lima tahun. Tenaga utama berasal dari energi terbarukan dan nuklir modular. Investasi awal: 15 miliar dollar. ROI dalam 7 tahun."

Lyra melirik layar presentasi, lalu berkata, "Tapi untuk ini, kita harus bicara dengan CAA. Sistem keamanan mereka harus diintegrasi. Tanpa mereka, proyek ini tidak akan berjalan lancar."

Arvid mengangguk dan segera menghubungi jaringan CAA. Dalam rapat yang berlangsung secara rahasia melalui kanal komunikasi anti-mata-mata, ketiga kepala keluarga menyetujui proyek ini, namun dengan dua syarat utama:

1. Pembayaran berkala kepada CAA sebesar 1 miliar dollar per tahun selama 5 tahun sebagai jaminan stabilitas politik dan keamanan.

2. Integrasi penuh sistem anti-infiltrasi "Red Queen 2.0" ke dalam semua sistem data dan jaringan Bitwhale di Nigeria.

Wiliam menyetujui tanpa ragu, "Kita bisa terima. Ini investasi strategis jangka panjang. Kita bukan hanya masuk pasar cloud, kita menciptakan pusat cloud dari nol."

Milim menambahkan, "Dan dengan sistem Red Queen 2.0, kita bisa punya edge keamanan yang bahkan Microsoft belum punya."

Dengan kesepakatan tercapai, Bitwhale memulai investasi besar-besaran di Nigeria. Dalam enam bulan, pembangunan dimulai. Solar farm dan reaktor nuklir modular mulai didirikan. Arsitektur data center dibangun di atas prinsip redundansi, efisiensi energi, dan sistem pertahanan digital tingkat militer.

Langkah Bitwhale ini segera menarik perhatian dunia. Banyak yang menyebut mereka sebagai "Phoenix Digital dari Afrika".

Tapi satu hal yang jelas: Bitwhale belum habis. Mereka sedang bersiap untuk fase dominasi berikutnya.