Bab 118 – Konspirasi Global: Pembunuhan yang Mengguncang
---
Lokasi: Markas Keluarga Welington, Inggris
Waktu: Satu minggu setelah pertemuan di California
Setelah beberapa hari menganalisis situasi dan memeriksa berbagai informasi yang diperoleh dari jaringan intelijen mereka, Keluarga Welington akhirnya merilis sebuah pernyataan yang mengejutkan para anggota aliansi dan memperjelas siapa yang berada di balik pembunuhan tragis Samuel Melon, kepala dari Keluarga Melon. Dalam rapat tertutup yang diadakan di markas besar mereka di Inggris, Lord Alexander Welington mengungkapkan hasil penyelidikan yang sangat mengejutkan:
> Lord Alexander Welington: "Kami telah melacak aliran dana dan menemukan bahwa pembunuhan Samuel Melon bukan hanya sebuah tindakan balas dendam. Ini adalah bagian dari konspirasi besar yang melibatkan beberapa keluarga konglomerat dari China, Korea Selatan, dan juga pemerintah Arab Saudi. Mereka semua memiliki kepentingan besar dalam Nigeria dan berharap untuk menguasai sumber daya alam di wilayah tersebut."
---
1. Rencana Jangka Panjang
Berita ini segera menyebar ke seluruh pihak terkait dalam aliansi, termasuk Keluarga Nava, Keluarga Bosch, dan Keluarga Melon yang masih berduka atas kehilangan mereka. Dalam rapat lanjutan yang digelar di Mansion Mewah milik Keluarga Nava, ketegangan semakin meningkat. Para pemimpin keluarga mulai merancang langkah-langkah balasan mereka.
William James Nava membuka pembicaraan dengan nada marah namun terkendali:
> William James Nava: "Jadi, ini bukan hanya tentang Keluarga Melon. Pembunuhan ini adalah langkah terencana yang melibatkan pemerintah Arab Saudi dan beberapa keluarga konglomerat besar dari China dan Korea Selatan. Mereka ingin menguasai sumber daya Nigeria, dan kita tahu betul bahwa Keluarga Bosch dan kita memiliki kepentingan besar di sana. Ini bukan sekedar perbedaan antara keluarga kita—ini adalah perang bisnis yang besar!"
Hermann Bosch, yang selama ini lebih tenang dalam bersikap, akhirnya angkat bicara dengan kekuatan suara yang penuh perhitungan:
> Hermann Bosch: "Jika ini memang konspirasi besar, kita tidak bisa hanya duduk diam. Pemerintah Arab Saudi bekerja sama dengan keluarga konglomerat China dan Korea Selatan untuk membunuh Samuel Melon, dan itu jelas sebuah pernyataan perang terhadap kami. Mereka ingin menyingkirkan Keluarga Melon, dan sekarang mereka mengincar kita. Kita harus bergerak cepat."
Aurelius Melon, kepala dari Keluarga Melon, yang sangat emosional karena kehilangan adiknya, Samuel, menyatakan dendam yang mendalam:
> Aurelius Melon: "Mereka pikir mereka bisa menghancurkan kami dengan cara ini? Mereka tidak tahu siapa yang mereka hadapi. Keluarga Melon sudah terlalu lama menguasai pasar global. Kami tidak akan membiarkan pembunuhan ini berlalu begitu saja. Kami akan membuat mereka membayar, dan ini bukan hanya tentang sumber daya. Ini adalah tentang harga diri."
---
2. Nama-nama Keluarga Konglomerat yang Terlibat
Setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkaplah bahwa pembunuhan Samuel Melon direncanakan oleh tiga entitas utama, yang masing-masing memiliki motif balas dendam terhadap Keluarga Bosch:
Keluarga Zhang (China): Keluarga Zhang adalah salah satu konglomerat terbesar di China, bergerak di sektor energi dan tambang, terutama di wilayah Afrika. Konflik antara Keluarga Zhang dan Keluarga Melon dimulai beberapa tahun sebelumnya, ketika Keluarga Melon berhasil mengalahkan mereka dalam pertempuran bisnis untuk memperoleh kontrak tambang besar di Nigeria. Namun, persaingan ini tidak hanya berbicara tentang bisnis. Secara pribadi, ada pertentangan yang lebih mendalam antara Samuel Melon dan kepala keluarga Zhang akibat berbagai keputusan bisnis yang merugikan Keluarga Zhang dan juga persaingan dalam merebut pengaruh di pasar energi Afrika. Konflik pribadi ini menjadi salah satu alasan utama Keluarga Zhang merasa terhina dan memutuskan untuk bergabung dalam rencana pembunuhan Samuel Melon sebagai cara untuk membalas dendam.
Keluarga Park (Korea Selatan): Keluarga konglomerat yang menguasai industri teknologi dan energi di Asia Timur. Mereka terlibat dalam persaingan sengit dengan Keluarga Bosch yang berujung pada pembatalan beberapa kesepakatan penting yang melibatkan pasar energi di Afrika dan Timur Tengah. Keluarga Park, yang merasa dirugikan oleh Bosch, memutuskan untuk bergabung dalam rencana pembunuhan Samuel Melon sebagai bentuk balas dendam atas kerugian finansial mereka.
Pemerintah Arab Saudi: Pemerintah Arab Saudi, meskipun tidak terlibat langsung dalam bisnis energi Nigeria, memiliki kepentingan besar dalam mengendalikan pasar minyak global. Keluarga Bosch telah lama dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah Arab Saudi, yang merasa Bosch dapat mengganggu dominasi mereka dalam pasokan energi dunia. Pembunuhan Samuel Melon merupakan langkah strategis untuk menyingkirkan satu pesaing besar yang telah lama mengganggu kepentingan mereka.
---
3. Langkah Balasan dan Rencana Tindakan
Setelah mengetahui siapa yang ada di balik pembunuhan tersebut, Keluarga Nava, Keluarga Bosch, dan Keluarga Melon mulai menyusun rencana untuk menanggapi serangan tersebut. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan:
Pembalasan Ekonomi: Keluarga Bosch dan Nava mulai merencanakan pembalasan ekonomi yang akan menghancurkan kekuatan finansial keluarga-keluarga konglomerat yang terlibat, terutama yang ada di China dan Korea Selatan. Mereka berencana untuk memanipulasi pasar energi dan minyak, serta melakukan operasi tersembunyi untuk melemahkan posisi mereka di Afrika.
Aksi Militer: Keluarga Nava mulai melakukan pembicaraan dengan para perwira militer dan beberapa kelompok keamanan untuk memperkuat kehadiran mereka di Nigeria. Mereka merencanakan serangan balasan yang sangat terkoordinasi, yang akan menyasar aset-aset vital yang dimiliki oleh konglomerat-konglomerat China dan Korea Selatan di wilayah tersebut. Tak hanya itu, beberapa anggota aliansi juga merencanakan untuk memperkuat keamanan pribadi mereka di wilayah Timur Tengah dan Asia.
Lord Alexander Welington, yang sebelumnya lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan, akhirnya mengusulkan agar mereka memanfaatkan pengaruh global mereka untuk memaksa pihak-pihak yang terlibat ke meja perundingan:
> Lord Alexander Welington: "Kita harus membuat mereka tahu bahwa kita bukan hanya pemain besar dalam dunia bisnis, tetapi juga memiliki kekuatan untuk mengguncang perekonomian global. Pembunuhan ini adalah langkah yang terlalu jauh, dan kita tidak akan membiarkannya begitu saja. Jika mereka ingin berperang, maka mereka akan mendapatkan perang yang tidak mereka harapkan."
Namun, dalam pembicaraan yang lebih mendalam, muncul kekhawatiran bahwa mengungkap skandal internasional ini bisa membawa masalah yang jauh lebih besar. Keluarga Welington, Nava, dan Bosch menyadari bahwa langkah tersebut akan membawa mereka pada konfrontasi langsung dengan kekuatan internasional yang jauh lebih besar, dan bahkan bisa menyebabkan kerusuhan global yang tidak terkendali.
William James Nava akhirnya menegaskan keputusan yang lebih hati-hati:
> William James Nava: "Mengungkapkan skandal ini ke publik hanya akan memperburuk keadaan. Ini bukan saat yang tepat untuk menarik perhatian dunia. Kita harus bergerak di balik layar—menghancurkan mereka dari dalam dengan cara yang lebih efektif tanpa membuat masalah ini lebih besar dari yang sudah ada."
---
4. Menghadapi Risiko dan Ancaman Lanjutan
Namun, semakin cepat mereka bergerak, semakin besar risiko yang harus mereka hadapi. Keluarga Melon, Bosch, dan Nava tahu bahwa mereka berhadapan dengan kekuatan yang sangat besar—Arab Saudi, China, dan Korea Selatan—yang memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang tak bisa dianggap remeh. Akan ada dampak internasional yang serius jika mereka memilih untuk bergerak secara terbuka.
Milim Nava yang dikenal agresif dalam menghadapi musuh, mengusulkan strategi yang lebih berani:
> Milim Nava: "Kita bisa menyerang mereka di titik terlemah mereka—pasar energi dan sumber daya. Namun, kita juga harus menyiapkan pasukan bayangan untuk menghancurkan pengaruh mereka secara diam-diam, menggunakan cara-cara yang tidak bisa dilacak."