Bab 119 – Red Queen: Serangan Siber dalam Senyap (Revisi Final)

Bab 119 – Red Queen: Serangan Siber dalam Senyap (Revisi Final)

---

Lokasi: Markas Aliansi di Swiss – Ruang Rapat Bawah Tanah

Waktu: Tiga Hari Setelah Pertemuan dengan Keluarga Welington

Rapat terbatas kembali digelar. Arvid Lane Nava duduk bersama Milim Nava, Aurelius Melon, Hermann Bosch, dan Elizabeth Welington. Ketegangan memenuhi ruangan saat Arvid membuka sesi dengan suara tegas:

> Arvid Nava: "Kami tidak tinggal diam. Kami punya alat. Dan kami siap menggunakannya... jika aliansi menyetujui."

Ia memperkenalkan Red Queen—sebuah AI siber ofensif canggih, dikembangkan diam-diam oleh divisi rahasia keluarga Nava. Fungsinya: melumpuhkan infrastruktur digital negara atau entitas yang terlibat dalam pembunuhan Samuel Melon dan penggulingan kepentingan Bosch di Nigeria.

> Elizabeth Welington: "Apakah ini... bentuk deklarasi perang digital?"

> Aurelius Melon: "Kalau bisa membuat mereka mundur tanpa satu peluru, aku mendukung."

Aliansi menyetujui operasi terbatas: Red Queen akan mengacaukan jaringan komunikasi militer dan satelit Arab Saudi—cukup untuk menciptakan kekacauan internal, tanpa mengungkap keterlibatan aliansi atau memicu skandal internasional.

---

2. Dampak Global

Tiga hari setelah operasi dimulai, Arab Saudi mengalami gangguan total komunikasi satelit militer. Disusul lumpuhnya sistem logistik nasional dan radar perbatasan.

Pemerintah Riyadh segera menuduh kelompok Houthi di Yaman, diduga dibantu oleh pakar siber Rusia. Namun, Moskow justru menyalahkan Amerika Serikat—menyebutnya taktik "shadow war" untuk memicu konflik regional.

> Media Internasional: "Serangan Siber Terbesar dalam Sejarah Timur Tengah: Siapa di Balik Tirai?"

Platform media sosial meledak.

Twitter/X, TikTok, dan Bitplay dipenuhi teori konspirasi: mulai dari keterlibatan CIA, sabotase internal, hingga narasi palsu yang memicu kebencian etnis dan konflik antarnegara.

> Trending di Bitplay: Potongan video analisis, deepfake, dan rekaman suara palsu "bocoran pejabat".

> Komentar Warganet: "Red Queen nyata?", "Ini bukan kerjaan manusia biasa."

---

3. Reaksi Aliansi

Aliansi keluarga besar (Nava–Melon–Bosch–Welington) memilih diam. Mereka hanya menonton dunia saling tuding, saling curiga.

> Milim Nava: "Satu negara kehilangan suaranya. Dan kita bahkan belum mengangkat senjata."

> Hermann Bosch: "Sekarang kita tahu—Red Queen bukan sekadar alat. Dia pion pertama di papan yang baru."

---