Bab 26: Gerakan Senyap

Dua belas hari sebelum meteor jatuh.

Langit pagi tampak biasa saja bagi kebanyakan orang—biru pucat dengan semburat awan tipis. Namun di balik ketenangan itu, operasi besar dijalankan dalam diam. Dunia belum tahu, tapi perang melawan kehancuran sudah dimulai. Ini adalah waktu krusial, di mana setiap gerakan dihitung, setiap keputusan memiliki dampak besar.

Di ruang komando pangkalan, Yueyue berdiri di depan layar yang menampilkan daftar nama dan rencana pergerakan.

“Target pertama: memindahkan kelompok inti dari ArchaByte dan Ming Group serta keluarga mereka secara bertahap,” ujarnya pada tim kecil yang hadir, suaranya tenang namun penuh otoritas.

Wen Ruo menambahkan, “Sudah kubuatkan protokol relokasi dengan alasan liburan perusahaan. Semuanya tercatat sebagai program wellness retreat di luar kota. Orang luar tidak akan curiga, dan media juga tidak akan mengendus. Privasi adalah kunci.”

“Orang-orang yang akan dipindahkan telah menerima pemberitahuan pribadi agar mempersiapkan diri,” imbuh Ayah Ming, mengangguk. “Kita pakai armada pribadi untuk antar-jemput, tidak menggunakan jalur umum. Begitu mereka masuk, gerbang akan ditutup sementara. Keamanan adalah prioritas utama.”

“Tim keamanan internal disiapkan untuk simulasi evakuasi darurat, tapi dilabeli sebagai latihan biasa,” tambah Ming Xiu. Xia Feng memimpin koordinasi tim ini, memastikan setiap detail prosedur dijalankan dengan sempurna. “Begitu mereka di dalam, kita beri pengarahan secara bertahap tentang situasi sebenarnya, agar tidak menimbulkan kepanikan awal.”

Yueyue menekan tombol holografis, memperlihatkan daftar priority evacuees—orang-orang yang loyal, berkompeten, dan mampu bertahan dalam situasi ekstrem. Ini bukan sekadar daftar nama, melainkan harapan masa depan.

Sementara itu, Lin Mei memimpin operasi penting lainnya: merekrut tenaga medis tambahan untuk pusat kesehatan pangkalan.

Ia bekerja sama dengan dua rumah sakit kecil yang biasa menjadi mitra riset ArchaByte, dan mengundang beberapa perawat serta dokter muda ke dalam proyek yang diberi label “Program Medis Isolasi Bencana Simulatif.”

“Mereka pikir ini simulasi pandemi dan pelatihan lapangan. Tapi begitu masuk, kami akan mengevaluasi satu per satu siapa yang bisa dipercaya dan siapa yang memiliki mental baja,” jelas Lin Mei pada Yueyue. “Kami tidak bisa mengambil risiko dengan orang yang mudah panik.”

“Pastikan ada rotasi shift darurat dan semua orang punya akses ke ruang steril. Aku tidak mau ada kesalahan saat krisis benar-benar datang, terutama jika ada kasus infeksi yang tidak biasa,” jawab Yueyue tegas.

Selain tenaga medis profesional, mereka juga merekrut mahasiswa tingkat akhir kedokteran dan keperawatan yang sedang magang. Mereka dijanjikan pengalaman lapangan dalam proyek skala nasional, lengkap dengan sertifikat dan insentif besar.

"Kadang rasa penasaran lebih mudah memanggil orang baik daripada rasa takut," ujar Lin Mei, mengutip pengalamannya dalam merekrut.

Di sisi lain, Han Zhi dan Zhou Liang juga memulai perekrutan pekerja sipil untuk operasional teknis dan logistik. Mereka mendekati teknisi, petani, dan ahli logistik terlatih melalui jalur komunitas tertutup, alumni pelatihan militer sipil, dan forum survivalis.

"Orang-orang ini tidak akan banyak tanya. Tapi mereka siap bergerak jika krisis datang dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup," kata Han Zhi yakin. Zhou Liang menambahkan daftar nama-nama veteran yang memiliki kemampuan bertani dan beternak.

Mengingat kebutuhan pangkalan akan sumber daya pangan jangka panjang, Yueyue dan Ming Xiu juga telah memulai akuisisi hewan ternak dan bibit ikan melalui jaringan Zhou Liang.

Beberapa minggu sebelumnya, dengan alasan "proyek agrikultur modern di lahan terpencil", Zhou Liang telah menghubungi peternak-peternak kecil dan petani ikan di daerah terpencil yang tidak terlalu terpengaruh oleh hiruk-pikuk kota. Mereka membeli sejumlah besar bibit ikan air tawar seperti lele dan nila, serta anak ayam, anak kambing, dan beberapa pasang kelinci. Semua diangkut secara bertahap menggunakan truk tertutup dan disimpan sementara di gudang rahasia Ming Group sebelum akhirnya dipindahkan ke Ruang Teratai oleh Yueyue. Prosesnya dilakukan dengan sangat hati-hati, memastikan tidak ada yang mencurigai skala sebenarnya dari operasi ini. Hewan-hewan ini adalah investasi penting untuk keberlanjutan pasokan protein di masa depan.

Namun tidak semua bisa diselamatkan secara diam-diam. Yueyue tahu ada satu kelompok yang tak bisa diabaikan: warga desa sekitar pangkalan. Mereka adalah tetangga terdekat mereka di dunia luar, dan memiliki pengetahuan tentang tanah serta iklim lokal.

Suatu sore, ia mendatangi kantor kepala desa tua yang tinggal di pinggir desa, sebuah rumah sederhana yang kontras dengan teknologi di pangkalan.

Pria itu menatapnya lama, sebelum bertanya pelan, "Kau yang membeli lahan di dekat hutan, bukan? Apa yang ingin kau lakukan dengan desa kami? Ada banyak rumor beredar."

"Aku ingin memperingatkan, Pak. Mungkin ini terdengar aneh… tapi dalam dua minggu, akan ada peristiwa besar. Sesuatu yang bisa membahayakan banyak orang, bahkan mengubah dunia seperti yang kita kenal," Yueyue menjelaskan, memilih kata-kata dengan hati-hati. Ia sengaja tidak menyebutkan meteor atau zombie secara langsung untuk menghindari kepanikan, melainkan fokus pada dampaknya.

Kepala desa mengerutkan dahi, matanya menunjukkan kerutan pengalaman. "Apa akan ada perang? Atau wabah penyakit baru?"

"Bukan. Tapi lebih buruk, sesuatu yang akan memutus koneksi kita dengan dunia luar. Kami sudah membangun tempat aman di dekat sini. Aku ingin Bapak dan orang-orang desa bersiap. Hewan-hewan di hutan juga mulai bertingkah aneh, bukan?" Yueyue memberikan petunjuk yang bisa mereka pahami.

Lelaki itu menghela napas, lalu mengangguk, sorot matanya berubah serius. "Kami petani mungkin tak paham sains, tapi kami tahu… hewan-hewan sudah mulai berperilaku aneh. Tanah juga berubah, cuaca tidak menentu. Kami tidak buta, Nona. Kami merasakan ada yang tidak beres."

Yueyue menatapnya dalam-dalam. "Saat waktunya tiba, kami akan mengirim sinyal. Jika kalian percaya, datanglah ke titik yang akan kami beri. Jangan tanya, cukup ikuti semua instruksi untuk keselamatan kalian."

Kepala desa diam sejenak, menimbang setiap kata. "Aku akan membicarakannya dengan penduduk desa, semoga mereka bisa diyakinkan. Mereka keras kepala, tapi mereka juga survivalis sejati."

Yueyue menghela napas lega, lalu meletakkan peta titik koordinat pangkalan yang terenkripsi. "Saat tiba waktunya, datanglah ke tempat ini. Akan ada tim kami yang menunggu." Ia kemudian pamit dan keluar dari rumah kepala desa, meninggalkan benih harapan dan keraguan.

Malam harinya, di Ruang Teratai, Pix muncul di bahu Yueyue, hologramnya berkedip seperti bintang.

"Evakuasi senyap tahap satu: 11 persen rampung. Target 25 persen dalam 4 hari. Semua berjalan sesuai jadwal."

Yueyue menatap gudang logistik, lalu ke danau yang tenang. Jika semua berjalan sesuai rencana, maka sebagian kecil dunia masih bisa diselamatkan. Harapan ini, meskipun kecil, adalah bahan bakar bagi mereka untuk terus bergerak maju.