•~[Irina Azzalzalah]~•
Namaku Irina Azzalzalah, cukup memanggilku Irina saja.
Aku baru saja lulus smp. Dan kau tahu? Aku berhasil mendapat beasiswa ke sekolah yang bergengsi!
Aku senang sekali atas itu, karena aku juga sudah berusaha keras selama ini. Tentu saja aku tidak bersikap norak seperti melompat-lompat dan melonjak gembira setelah mengetahui itu.
Yah.... Aku melakukannya setelah sampai di kamarku sih, Hehe.
Ya, memang apa salahnya? Ga ada kan? Aku sangat senang tentang ini, rasanya sangat senang sekali hingga aku tidak tau bagaimana cara menggambarkannya.
"Rasanya aku ingin merayakan ini"
Gumamku sembari memeluk erat bantalku.
"Beli makanan di supermarket kali"
Aku berdiri dari kasur, lalu mengambil uangku di laci.
Kira-kira enaknya beli apa ya? Biasanya aku hanya memakan masakan sederhana. Tetapi hari inikan spesial? Masa cuma makan mie instan dan telur gitu? Kan ga enak.
Beli cemilan aja kali? Ya kurasa itu ide bagus. Selama ini aku tidak pernah membeli cemilan karena kurasa itu menghabiskan uang saja, aku selalu berpikir "Buat apa sih? Ga bikin kenyang mahal lagi" gitu. Tapi kali ini tidak masalah, aku mau menikmati saja untuk hari ini.
Ah, sekalian beli coco cola 2 botol kali buat minumnya.
"Bagus tuh bagus"
Begitulah, lalu aku keluar dari kontrakanku.
•••
"Ukh, Aku menghabiskan terlalu banyak uang ya kemarin?"
Gumamku setelah menatap uang yang tersisa di laciku.
"Uangku..."
Ukh, tidak ada gunanya meratapi. Sudahlah tidak apa-apa, lagipula aku bersenang-senang kemarin. Justru nantinya malah sia-sia kalau aku terus meratapi yakan?
"Ya aku harus kuat saja"
Masih cukup lama hingga aku mulai masuk ke masa-masa sma. Jadi selama itu, yang bisa kulakukan hanyalah berdiam diri dirumah. Yah terkesan membosankan, tapi tidak buruk juga bagiku.
•••
Waktu berlalu, dan tidak terasa sma sudah dimulai. Yah tidak ada yang spesial sih selama MOS (*Masa Orientasi Sekolah) tiga hari sebelumnya.
Aku juga tidak mendapat teman selama itu, huhu...
"Akh sudahlah!"
Aku menghentikan lamunanku yang sedang duduk didepan kaca.
Aku kembali menyisir rambutku. Hari ini adalah hari pertama aku mulai sma. Semoga aku bisa dapat teman kali ini.
.....
Setelah selesai bersiap-siap, aku berangkat menuju sekolah baruku menaiki sepeda kesayanganku.
Udara pagi yang lembut terasa nyaman di kulitku selama aku mengayuh sepeda, Meniup-niup rambutku.
Setelah sampai, aku memarkir sepedaku. Aku melangkahkan kaki, dan memandangi sekelilingku.
Tempat ini sungguh luas, dengan banyaknya gedung yang terlihat. Aku tau sekolah ini bergengsi, tapi melihat langsung bahwa ternyata sebesar ini cukup membuatku kagum.
Setelah beberapa waktu, aku akhirnya menemukan kelasku.
Ok Irina, bersikaplah santai. Kau harus bisa menemukan teman baru!
Aku membuka pintu kelas, dan murid-murid seketika memandangiku. Ukh, entah kenapa rasanya tidak nyaman.
Yah, yasudah lah. Pertama-tama dimana aku harus duduk ya...
Umm.... Ah, disitu kali?
Aku berjalan ke meja yang kosong, meja itu berada di pojok kelas. Aku meletakkan tasku lalu duduk disana.
.....
Sebentar, bagaimana aku harus bergaul?
Aku memandangi sekeliling, murid-murid sudah mulai membentuk kelompok kecil dan mengobrol dengan santai. Rasanya tidak enak untuk nimbrung begitu saja.... Bagaimana ya?
Umm... Tunggu saja kali ya? Mungkin sebentar lagi bakal ada yang mengajak ku bicara.
.....
Tapi, hingga bel masuk berbunyi tidak ada yang menghampiriku.
Mungkin saat istirahat? Ya ya, aku yakin! Istirahat nanti pasti ada yang menghampiriku dan mengajakku bicara!
Tenanglah Irina... Tenang saja
•••
"Akh!! Pada akhirnya aku tidak mendapat teman sama sekali"
Ucapku sembari bergelinding di kasur.
"Hah... Padahal aku sendiri tau kalau pada akhirnya akan jadi begini... Apasih aku ini?"
Kalau begini terus... Hasilnya akan sama saja dengan saat smp, aku tidak punya teman sama sekali.
Aku ini memang tidak pandai bergaul. Jika tidak ada yang menghampiriku dan mengajakku bicara, bagaimana aku bisa dapat teman?
"Akh!... Pusing deh..."
Ya Sudahlah Irina, tidak perlu terlalu dipikirkan. Biarlah saja lagipula ini cuma hari pertama, kau masih punya kesempatan.
"Lebih baik aku belajar saja deh"
•••
2 Minggu berlalu, namun aku belum mendapat teman sama sekali. Pada akhirnya, aku sudah tak memikirkannya lagi. "Ya Sudahlah, lagipula aku sudah terbiasa sendiri", begitulah yang kupikirkan.....
Hari ini, aku datang ke sekolah seperti biasanya. Memarkir sepedaku lalu masuk ke kelas dan duduk di kursi ku.
"Siapa namamu?"
Terdengar suara dari sampingku, aku menoleh dan berdiri cowok berambut merah yang acak-acakan.
Wow, sepertinya hari ini berbeda ya?
"Irina, ada apa ya?"
Jawabku
"Namaku Kelvin, Salken ya"
Ucapnya
"Ya..."
"Btw Irina, aku boleh minta tolong ga?"
Ucapnya
"Minta tolong apa?"
Tanyaku
"Sejujurnya aku belum mengerjakan pr matematika kemarin, bisakah kamu membuatkan pr ku?"
Ah... Gitu toh, Aku kira kenapa. Aku sudah menyelesaikan pr ku sendiri, dan sebenarnya mudah saja untukku membuatkan punyanya. Tapi... Aku tidak suka begitu.
"Maaf, tapi tidak bisa"
Jawabku
Dia diam sejenak, ekspresinya terlihat kecewa bercampur... Kesal? Tapi kenapa? Ah paling cuma firasatku saja.
"Yasudah"
Lalu dia meninggalkanku.
Ah, dia pergi. Tapi aku barusan sudah berteman dengannya kan? Jadi seharusnya tidak masalah.
Kupikir begitu, tapi ternyata ini adalah masalah yang cukup besar.
•••
Saat bel pulang berbunyi, aku berdiri dan keluar dari kelas. Oh ya, kenapa Kelvin tidak menghampiriku saat istirahat ya? Kita kan sudah berteman...
Aku sedikit memikirkan itu, tapi aku memutuskan untuk tidak memikirkannya dan berjalan ke tempat sepedaku diparkirkan.
Ketika aku sampai, terlihat Kevin dan teman-temannya yang sudah berada disana.
Aku memarkir sepedaku di belakang sekolah, bukan di tempat parkir yang disediakan. Jadi kenapa mereka disini?
"Oh, datang juga lu Irina"
Ucapnya ketika melihatku.
"... Sedang apa kalian disini?"
Tanyaku
Salah satu temannya berdiri, lalu berjalan mendekatiku.
"Ada a-"
Tiba-tiba saja, dia menamparku dengan keras. Hal itu sontak membuatku sangat kaget.
"Apa maksudnya ini?"
Tanyaku cukup marah.
Kelvin mendekatiku, lalu dia langsung menendang perutku.
"Akh!"
Tendangan itu sangat kuat, sehingga perutku terasa sakit... Sangat sakit karenanya.
"Kenapa..."
Suaraku serak karena kesakitan.
"Ini salah lu sendiri karena tidak mematuhiku"
Tepat setelah dia mengatakan itu, aku mengingat saat dia memintaku mengerjakan tugasnya namun aku menolak.
"Lu pikir lu siapa berani melawan gw hah?"
Dia kembali menendangku lagi
Akh!! Sakit sekali, sakit....
"Kau... Kenapa memaksa... Akh!"
Dia menendangku lagi.
"Berani bener lu, lu pikir cuma karena lu cewek berarti gua ga bakal mukul lu gitu? Hah?!"
Dia memukul wajahku.
"Sakit... Kumohon berhenti"
"Lu pikir gua peduli?!"
Dia menendang dadaku
Ukh... Kenapa? Kenapa malah jadi begini.... Tempat ini sepi, sehingga tidak ada siapapun yang akan menolongku... Bagaimana ini? Kenapa malah jadi begini?
Bugh! Bugh! Bugh!!
Dia kembali memukuliku... Air mataku mulai menetes karena kesakitan. Kenapa... Apa mereka tidak punya hati? Kenapa melakukan ini padaku.....
"Kumohon hentikan... Tolong... Akh!!!"
Dia menendang kepalaku, hingga kepalaku membentur dinding dibelakangku. Sangat sakit...
"Kenapa... Kumohon hentikan... Akh!!"
Dia memukul wajahku.
Darah mulai menetes dari kepalaku, dan rasa sakit yang kualami semakin menjadi-jadi. Aku sudah tidak kuat lagi, kumohon hentikan...
"Lu ngerti ga? Kalo gua nyuruh ga usah nolak paham!"
Ucapnya mengancam
"Iya... Aku mengerti jadi hentikan..."
Ucapku sembari menangis
"Ayo pergi teman-teman"
Lalu, mereka berjalan meninggalkanku.
"Dan jangan coba-coba ngadu, ngerti ga lu!"
"Iya aku mengerti"
Jawabku ketakutan
Pada akhirnya, mereka meninggalkanku disini.
"Sakit... Sakit banget..."
Gumamku sembari menangis.
•••
Sesampainya di kontrakan, aku mencuci lukaku lalu memerbannya.
Darah sudah tidak lagi menetes... Tapi rasa sakit yang tertinggal... Masih terasa sangat jelas...
"Sakit... Kenapa mereka melakukan itu padaku"
Tanpa kusadari, air mataku mulai menetes kembali.
"Sudahlah Irina... Kamu harus kuat... Ga boleh nangis terus... "
Namun, meskipun aku mencoba menghibur diri... Tapi pada akhirnya, aku tetap saja menangis.....
•••
Esoknya, saat dimana aku melangkahkan kaki dikelas terasa sangat mengkhawatirkan. Aku benar-benar merasa takut...
Aku duduk di kursiku, lalu tak lama kemudian Kevin menghampiriku.
"Kerjain tugas B. Indo punya gua yang dikasih kemaren"
Ucapnya sembari memberikan bukunya.
"..... Baik"
Aku menurutinya begitu saja, karena aku takut dipukuli lagi seperti kemarin...
"Sudah selesai belum?"
Tanyanya 15 menit kemudian.
"Ya... Ini- Akh!"
Dia mengambil bukunya lalu menamparku.
"Lama amat"
Dia meninggalkanku.
Eh? Kenapa ini? Kenapa... Tidak ada yang peduli denganku... Padahal dia menamparku dikelas, semua orang melihat...
..... Rasanya, rasanya ingin menangis. Kenapa tidak ada yang memperdulikanku?
Kesedihan yang mendalam meresapi hatiku, benar-benar terasa menyakitkan.
...
Saat jam istirahat. Aku merapikan buku-buku ku, dan bersiap pergi ke kantin.
"OI IRINA!"
Terdengar Kelvin yang berteriak memanggilku.
Ada apa ya? Kenapa dia tiba-tiba memanggilku... Dan kenapa dia terlihat marah sekali?
"Sini Ga Lo!"
Teriaknya lagi.
Aku berjalan menghampirinya dengan takut.
"A-ada apa?"
"Maksud lo apa hah?"
Ucapnya dengan nada tinggi.
"A-apanya?"
"Masih pura-pura ga tau!"
Dia menamparku dengan keras
"Kenapa soalnya ada yang salah jawab hah? Nilai gua jadi kurang gara-gara lo!"
Ucapnya dengan nada tinggi
"Ma-maaf, aku tidak bermaksud sengaja- Akh!"
Dia memukul kepalaku dengan kuat hingga aku terduduk di lantai, nyaris membuatku terluka lagi seperti kemarin
"Maaf"
Aku tertunduk karena takut
"Haha kasihan banget"
"Liat dia, lucu sekali"
"Haha"
"Haha"
"Haha"
Terdengar bisik-bisik murid lain... Dan mereka, terdengar seperti suka melihatku begini. Ternyata, orang-orang sudah mulai membenciku ya?....
Rasanya aku ingin menangis.
"Serahin semua uang lo, ganti rugi"
Pintanya
"Ya..."
Aku memberikan uangku tanpa perlawanan, karena hatiku sedang kacau saat ini.
Dia menendangku sehingga aku terbaring, lalu akhirnya meninggalkanku begitu saja disana.
.....
Aku melarikan diri ke toilet perempuan.
Disana, aku menangis terisak-isak didepan cermin wastafel. Kenapa? Kenapa malah jadi begini...
"Kasian banget ya"
Terdengar suara cewek dari arah pintu toilet, yang kukenali sebagai cewek-cewek yang sekelas denganku.
"Ada apa?"
Tanyaku
"Hah? Kenapa muka lu itu, ga seneng kita disini hah?"
Mereka berjalan mendekatiku
"Tunggu, apa yang kalian mau- Akh!"
Mereka menendangku hingga terduduk
"Sebenernya kita udah dari lama ga suka sama lo, lagian apa coba sok cakep banget gayanya"
Mereka... Berpikir begitu tentang ku ya...
Byur...
Tiba-tiba saja, salah satu dari mereka menyiramku. Membuat sekujur tubuhku basah kuyup, dan aku sangat kedinginan.
"Haha, kejem banget kamu cel"
"Biarin, cewek sok cakep gitu"
"Kita tinggalin aja deh, muak gua liat mukanya lama-lama"
Lalu, mereka meninggalkanku begitu saja disini.
.....
Setelah itu, hari-hari kian memburuk. Aku dipukuli di kelas, namun murid-murid lain menganggapnya sebagai hiburan.
Tidak hanya kelvin, yang lain mulai ikut menindasku, memerintahku, dan memalakku tanpa henti.
Aku lelah... Kapan Ini Akan Berakhir?...
•••