Bab 3: Void Root Layer -1

“Tempat di mana hukum belum ditulis bukanlah kekosongan.

Ia adalah kertas putih... dan tinta pertama menentukan seluruh sejarahnya.”

— Catatan Dhael, Hari Pengkhianatan

---

Void Root Layer -1

Dimensi ini tidak punya warna. Tidak punya waktu. Tidak punya arah.

Tapi ia memiliki... kesadaran.

Reikhal tergeletak di atas permukaan yang tidak bisa didefinisikan. Tidak ada tanah, tapi tubuhnya tidak jatuh. Tidak ada udara, tapi ia bernapas. Ia bukanlah bagian dari dunia ini, dan justru karena itu... dunia ini menerimanya.

Perlahan, di sekelilingnya, muncul akar-akar cahaya yang menjalar dari ketiadaan, bukan menancap ke bawah, tapi menggantung ke atas, membentuk semacam kubah hidup.

Akar-akar itu bergetar, berdenyut... dan berbicara.

“SELAMAT DATANG, ANAK YANG DITOLAK.

KAU MEMILIKI CELAH DI JIWAMU.

DAN CELAH ITU ADALAH… JALAN.”

Reikhal masih bayi. Tapi tidak seperti bayi biasa.

Kesadarannya berkembang tidak seperti makhluk yang tunduk pada Urutan Pertumbuhan dalam Lattice of Law. Ia mengalami informasi, bukan mempelajarinya.

Dan dari akar-akar itu, kenangan mulai mengalir kepadanya:

— Tentang dunia yang memiliki 999 hukum utama.

— Tentang entitas yang membentuk “Tatanan Awal”.

— Tentang perang purba antara “Void Misfits” dan “Heirs of Law”.

Dan satu suara lagi menyusup ke dalam kesadarannya, jauh lebih tua, lebih dalam... lebih rusak:

- “Jika hukum adalah kandang,

Maka aku adalah gigi besi yang memakannya dari dalam.” -

Akar-akar itu mundur tiba-tiba, bergetar.

Celah baru terbuka di depan Reikhal. Tidak seperti celah sebelumnya. Ini gelap, bernapas, memanggil.

Bayi itu tidak menangis.

Ia merangkak masuk.

---

Di Dunia Atas - Kantor Pengadilan Hukum Tertinggi

Seorang penatua berambut perak berdiri di depan peta eksistensi. Ia adalah Vildareth, Hakim Agung Tertua, pengawal Lattice sejak era pertama.

Ia menyipitkan mata ke satu titik di bagian bawah peta. Di sana, muncul retakan baru.

“Void Root Layer -1... telah terganggu.”

“Ada... benih sedang tumbuh di tempat yang seharusnya tidak memiliki musim.”

Ia menoleh kepada para Enforcer yang telah dipanggil.

- “Kita bukan lagi berurusan dengan pelanggaran.

Kita berurusan dengan sesuatu yang bisa...

menulis hukum baru dari bawah.” -

---

Kembali ke Reikhal…

Di dalam celah itu, Reikhal menemukan sesuatu.

Bukan makhluk. Bukan dewa.

Tapi wujud prototipe eksistensi: gumpalan akar yang membentuk mata, mulut, dan simbol-simbol kuno. Ia dikenal sebagai:

Pale Root — Hukum yang Belum Terdefinisi.

Pale Root mendekat. “Kau adalah celah... tapi belum mengakar.”

“Jika kau ingin hidup, kau harus menulis ulang dirimu sendiri.

Dunia tidak akan memberimu nama. Maka beri dirimu nama yang bisa merusak mereka.”

Dan dari tubuh Reikhal…

Keluar simbol.

Satu simbol tunggal.

Simbol null-existence. Simbol keberadaan yang tidak ditulis.

Void Root Layer bergetar.

Dan untuk pertama kalinya, dimensi itu menerima Orderprint baru—bukan yang diturunkan dari hukum, tapi ditanam dari retakan.

---

Void Root Layer -1 tetap senyap.

Namun keheningannya bukanlah ketiadaan.

Ia seperti panggung yang menunggu aktor pertamanya.

Reikhal terbaring di tengah akar-akar cahaya yang melayang tanpa batang, tanpa bumi. Tidak menangis. Tidak tertawa. Tidak bicara. Tapi... menatap.

Matanya terbuka lebar. Terlalu lebar untuk bayi biasa.

Bola matanya bukan sekadar memantulkan cahaya, tapi memutar lensa-lensa realitas, seakan ia tengah mengurai makna dari ruang di sekelilingnya.

Dan saat itu, sesuatu dalam dimensi itu bergetar.

Satu simpul akar—yang dulunya tidak punya bentuk—tiba-tiba melengkung menjadi cermin.

Di dalam cermin itu, Reikhal melihat dirinya sendiri. Tapi bukan dirinya yang sekarang.

Itu adalah dirinya yang sudah dewasa, duduk di takhta berbentuk spiral, dikelilingi oleh hukum-hukum yang terbelah.

Namun ia tidak mengenali perasaan itu sebagai ambisi atau masa depan. Ia hanya mengalami makna dari kemungkinan.

---

Manifestasi Pertama: Bayi yang Menyerap Konsep

Salah satu akar mulai mendekat. Di ujungnya tumbuh semacam kuntum bunga, tapi kelopaknya berbentuk huruf-huruf melayang:

[JUSTICE]

Bunga itu ingin menguji bayi itu.

Ia menyentuh dahi Reikhal.

Dan…

Dalam sekejap, mata Reikhal bersinar lembut, dan huruf-huruf itu larut ke dalam tatapannya, seperti air ke dalam spons. Tidak ada bunyi. Tidak ada sihir.

Tapi makna kata itu—keadilan dalam segala dimensi—mengendap ke dalam jiwa Reikhal.

Bukan sebagai definisi.

Tapi sebagai pertanyaan.

“Siapa yang pantas menentukan keadilan?”

“Apa bentuk keadilan dalam dunia tanpa hukum?”

“Apakah kehendak yang tak tunduk bisa adil?”

Bayi itu... berpikir.

Tanpa kata. Tanpa bahasa. Tapi penuh getaran realitas yang mengendap di dalam dirinya.

---

Suara dari Akar

Satu akar—yang lebih tua dari yang lain—bergetar dan berbisik pada yang lain.

“Ia tidak menangis.”

“Ia tidak bersuara.”

“Tapi ia menyerap... dan dunia merespons.”

“Apakah ia akan menjadi akar baru, atau pemangsa akar?”

---

Di Atas - Pantheon Enforcer

Di luar Void Root Layer, tempat hukum-hukum realitas dikodifikasikan, para Enforcer mulai gelisah.

Satu bidang law-scroll yang kuno—yang telah diam selama jutaan putaran—tiba-tiba bergerak sendiri.

Simbol ∅—yang seharusnya tidak mungkin ditulis ulang—berdenyut.

“Simbol itu sudah menyentuh konsep.

Jika bayi itu menyentuh 7 konsep utama...

Ia akan menjadi Penulis Hukum Baru.”

---

Kembali ke Reikhal

Kini akar-akar lain mulai mendekat.

Kelopak bunga dari akar-akar itu menyampaikan konsep berikutnya:

[TIME], [OBEDIENCE], [SELF], [FATE]…

Satu per satu menyentuh Reikhal.

Dan satu per satu, matanya menerimanya. Tanpa suara. Tanpa bahasa.

Namun sesuatu mulai terjadi:

Lingkaran halus terbentuk di belakang punggung Reikhal—bukan sihir, bukan artefak—tapi geometri makna, bentuk simbolik dari konsepsi metafisik.

Bayi itu belum bisa bicara. Tapi dunia sudah menjawabnya.

---

Di suatu titik, dunia akan menyadari:

Reikhal tidak belajar hukum.

Ia sedang menulis ulang maknanya.

---