“Baiklah.”
Sambil mengertakkan gigi, Patriark Tujuh melambaikan tangan kepada seorang Patriark di belakangnya yang mengeluarkan kantong dari saku jubahnya. Patriark Tujuh membuka kantong itu dan mengeluarkan beberapa batu kecil berkilauan dalam cahaya hitam yang dia berikan kepada para pejuang.
Hanya setelah mereka menerima 1000 batu kecil berwarna hitam dan memastikan bahwa hanya ada beberapa ratus yang tersisa, para pejuang dari Pulau Senja berkata dengan gembira, “Ikuti saya. Saya akan mengatur kalian untuk naik kapal.”
Orang-orang Keluarga Liu mengikuti para pejuang dari Pulau Senja ke dermaga di kejauhan. Di sana terdapat lebih banyak pejuang berbaju hitam. Hanya jumlah mereka di Alam Laut Roh yang mencapai lebih dari belasan. Lebih dari dua puluh kapal perang besar berlabuh di dermaga. Di masing-masing dari mereka terdapat bendera besar dengan tulisan “Senja.”