Chapter 5: Pria Tua

Seseorang perlahan melangkah keluar dari bayangan, memperlihatkan sosoknya—seorang pria tua, dengan rambut putih yang terurai panjang, serta sepasang mata merah menyala. Jubah hitamnya berkibar pelan di antara kabut malam.

"Apakah Anda senior yang ada di rumah makan di kota Zobu?" tanya Qin Yu Qian sambil mencoba melepaskan ikatan energi yang membelenggunya.

"Bocah kecil, kau tak akan bisa melepaskan ikatan itu, jadi berhenti berusaha," sahut pria tua itu dengan nada tenang, namun penuh tekanan.

Qin Yu Qian menarik napas dalam-dalam, menundukkan kepalanya sedikit, dan berkata dengan sopan, "Saya dari Klan Qin. Bisakah senior membebaskan saya kali ini? Klan saya pasti akan membalas budi ini."

Pria tua itu hanya menggeleng pelan, senyum samar menghiasi bibir keriputnya. "Klan Qin, ya... Kau pasti anak jenius dari klan itu. Mencapai tingkat Nirvana Awal di usia semuda ini, memang mengesankan. Tapi... justru karena itulah aku bisa membunuhmu sekarang."

Pria tua itu melepaskan ikatan yang mengikat Qin Yu Qian, sembari berkata "Aku akan melepaskanmu kali ini, tapi lakukan beberapa permintaan dari orang tua ini." ucapnya dengan nada rendah dan dingin.

Qin Yu Qian mengepalkan tangan dan memberi hormat kepada pria tua itu sambil membalas ucapannya "Saya akan melakukan permintaan senior."

Pria itu meminta Qin Yu Qian melakukan 2 hal, yaitu, kembali menyusup kedalam kediaman klan Zou, dan merusuh di kediaman klan Zao.

Pada hari esok, Qin Yu Qian pun keluar dari goa dan pergi ke kediaman klan Zao, "Keluarlah kalian para bajingan klan Zao" Ucapnya dengan keras menggunakan energi spritiual.

Zao Qi dan Zao Yi yang mengikuti Qin Yu Qian dari belakang pun akhirnya menunjukan diri, "Wah sepertinya kau benar benar ingin mati." ucap Zao Qi dengan marah.

Zao Qi Dan Zao Yi pun menyerang Qin Yu Qian, mereka pun melanjutkan pertarungannya lagi, di tengah tengah pertarungan, Qin Yu Qian mengeluarkan boneka tempur sosok logam raksasa dengan corak ukiran kuno yang menyala. Yang berada di ranah Nirvana tingkat 2, membuat Zao Qi dan Zao Yi memutuskan untuk mundur sejenak.

Qin Yi Qian tidak memperdulikan mereka yang mundur, dia pun menyerang kedalam kediaman klan Zao bersama boneka tempurnya, boneka tempur itu diberikan oleh Pria tua yang mengikatnya di dalam goa.

Saat Qin Yu Qian menembus array yang telah di pasang, muncul leluhur klan Zao yang berada di ranah Kematian, "Hanya ranah Nirvana awal, Berani merusuh di klan Zao? kau cari mati."

Qin Yu Qian yang melihat itupun mencoba melarikan diri dengan kecepatan penuh, "Kau tidak akan pernah bisa melarikan diri." ucap leluhur sembari mengeluarkan energi spiritual berbentuk tangan raksasa untuk menangkap Qin Yu Qian.

Saat tangan raksasa itu akan menangkap Qin Yu Qian, datang Pria tua kemarin yang kemudian menyelamatkan Qin Yu Qian, "Bajingan tua, kali ini ayo kita akhiri pertarungan kemarin, aku datang untuk balas dendam." ucap Pria tua itu kepada leluhur klan Zao.

Qin Yu Qian pun memutuskan untuk meninggalkan kota Zobu, "ternyata merekalah yang bertarung di langit waktu itu, lebih baik pergi dari pada terkena imbasnya."

Zao Qi dan Zao Yi pun memutuskan untuk memanggil seluruh ahli Nirvana awal untuk mengejar Qin Yu Qian yang akan meninggalkan kota Zobu.

Qin Yu Qian berdiri di depan gerbang kota Zobu, langkahnya tertahan. Lima sosok telah menghalanginya, masing-masing memancarkan aura mengerikan dari ranah Nirvana awal. Di antara mereka, dua sosok yang sudah dikenalnya dengan baik: Zao Qi dan Zao Yi.

“Kau tidak akan bisa lari,” ucap Zao Yi, suaranya dingin seperti salju musim gugur.

Tanpa membuang waktu, Qin Yu Qian mengeluarkan boneka tempurnya. Dalam sekejap, pertempuran pecah.

Cahaya spiritual dan gelombang energi bertabrakan. Dalam kekacauan itu, satu dari lima ahli Nirvana awal musuh berhasil dijatuhkan oleh Qin Yu Qian, namun harga yang dibayar pun tak murah—boneka tempur miliknya rusak parah dan tak lagi bisa digerakkan.

Saat kekuatan musuh hendak menekannya dari segala arah, beberapa sosok mendadak muncul dari bayangan. Mereka berpakaian biasa, namun begitu melihat wajah Qin Yu Qian, mereka langsung membungkuk dengan hormat.

“Maafkan keterlambatan kami, Tuan Muda!”

Mereka adalah mata-mata dari Klan Qin—dua orang di antaranya berada di ranah Nirvana awal. Menyadari bahwa pemuda yang mereka lihat adalah pewaris langsung klan mereka, mereka tanpa ragu mengangkat senjata.

Bersama dua mata-mata klan Qin, Qin Yu Qian kembali melancarkan serangan. Ia mengaktifkan teknik andalannya: Lion Body. Aura kuning keemasan menyelimuti tubuhnya, membentuk ilusi singa raksasa yang mengaum di antara kilatan jurus-jurus.

Pertarungan berlangsung intens selama satu jam penuh. Setiap tabrakan energi mengguncang tanah di bawah kaki mereka, menciptakan kawah dan retakan besar.

Namun, pada akhirnya, dua mata-mata dari klan Qin gugur di medan pertempuran—tubuh mereka hangus oleh teknik gabungan Zao Yi dan rekan-rekannya. Tapi mereka tidak mati sia-sia. Dengan pengorbanan mereka, Qin Yu Qian berhasil membunuh Zao Yi dan dua ahli Nirvana lainnya.

Kini, hanya dua sosok yang tersisa: Qin Yu Qian dan Zao Qi.

Zao Qi berdiri dengan tubuh berdarah namun sorot mata penuh tekad. Tanpa memperdulikan batasnya, ia mengorbankan kultivasi bertahun-tahun, memaksa kekuatannya melonjak ke Nirvana tingkat 3 untuk sementara waktu. Aura mengerikan membakar udara di sekitarnya, dan tekanan luar biasa menekan tubuh Qin Yu Qian.

Melihat itu, Qin Yu Qian menggertakkan gigi. Ia tahu perbedaan kekuatan mereka kini terlalu jauh. Dengan sisa-sisa kekuatan spiritual, ia mengaktifkan kembali boneka tempurnya—meski hanya separuh dari sistemnya yang berfungsi. Boneka itu bergerak goyah, namun cukup untuk menghalangi satu serangan terakhir Zao Qi.

Qin Yu Qian memanfaatkan celah itu untuk mundur cepat. Dengan nafas terengah dan luka di sekujur tubuhnya, ia melompat ke balik reruntuhan gerbang dan menghilang ke hutan belantara.

Zao Qi berteriak penuh amarah, namun tubuhnya mulai retak—efek dari paksaannya naik ke ranah yang belum siap ia tapaki. Ia tersungkur ke tanah, memuntahkan darah, sementara malam kembali sunyi, menyelimuti medan pertempuran yang penuh mayat dan abu.

Qin Yu Qian yang berhasil melarikan diri dari kota Zobu akhirnya bersembunyi di hutan lebat, jauh dari jangkauan mata-mata maupun pengejar dari klan Zao. Tubuhnya dipenuhi luka, napasnya terengah. Ia bersandar pada batang pohon besar, berusaha menenangkan dirinya di tengah rasa sakit yang menusuk.

Kerugiannya tak sedikit—pedang andalannya hancur dalam pertempuran, tubuhnya penuh luka dalam, dan boneka tempur pemberian pria tua itu telah hancur saat menahan serangan Zao Qi. Meskipun begitu, dari dalam dirinya, ada kekuatan yang mulai bergolak.

Di tengah luka dan penderitaan itu, energi spiritualnya melonjak liar. Qin Yu Qian merasakan sebuah batas pecah di dalam tubuhnya. Dengan meditasi dalam dan pengendalian penuh, ia berhasil menembus ke ranah Nirvana tingkat kedua. Namun, meskipun kekuatannya meningkat, luka-lukanya tetap menggerogoti tubuhnya.

"Aku tak bisa mati di sini..." gumamnya sambil mengerahkan seluruh energi spiritual untuk menyembuhkan diri.

Hari demi hari berlalu. Selama satu bulan penuh, Qin Yu Qian berkultivasi tanpa henti di dalam hutan. Ia mengubah rasa sakit menjadi kekuatan, luka menjadi pelajaran. Akhirnya, luka-lukanya sembuh, meski bekasnya masih tertinggal sebagai pengingat akan betapa dekat dirinya dengan kematian.

Begitu pulih sepenuhnya, ia memutuskan untuk segera kembali ke kediaman klan Qin di kota Meider. Ia tak berani kembali ke kota Zobu—identitasnya sudah terbongkar. Kini, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah memperkuat dirinya dan bersiap untuk masa depan, karena perang dengan klan Zao sudah tak terhindar.