11 Juni 2014
08 : 37 wib
Balai kota madya, Surabaya
.
.
.
.
.
.
.
KLOONTAANNGGGG...!!!
.
.
.
"Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto.
"Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum.
"Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan.
"Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto.
"Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan.
"Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang.
"Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar mengendap-endap, kembali ke kerumunan pengungsi.
.
.
.
.
.
Arul pun telah kembali ke teman-teman nya. Dan setelah dia menjelaskan, apa yang baru saja dia lakukan, dia pun menunjukkan video yang baru saja dia rekam. Mereka sontak kaget dengan pembicaraan orang di dalam video tersebut.
.
.
.
.
.
"Ini.... Lu beneran ini Rul..?", Ujar Mifta.
"Ya beneran lah, barusan gue rekam... tuh.. orang nya tuh.. lu lihat kan, dia yang lagi di foto-foto ama wartawan tuh..", ujar Arul sambil menunjuk pak Hariyanto yang tengah menjelaskan sesuatu pada awak media.
"kayak nya, gue pernah liat dia di tv... dia kan salah satu staff di kementrian pertahanan, lupa apa jabatan nya... Jadi.. dia orang yang bikin semua kejadian ini...??", Ujar Fiki.
"Entahlah Fik, gue juga ga bisa kasih jawaban positif... Cuman dari video ini, bisa di pastikan kalau ini semua... Sudah di rencanakan... Semua wabah ini, adalah permainan...", ujar Arul.
"Bedebah!!... Kalo orang biasa, udah gue hajar habis-habisan tuh...", umpat Ali.
"sabar bro, ada waktu nya nanti... Kayak nya video ini... Bisa kita sebarin bro... Supaya jadi bukti... Buat melawan orang itu... Kalo memang dia benar-benar bersalah, harus hukum mati sih...", ujar Radit.
"Jangan dulu... Bukti ini belum kuat.. kalau kita publikasikan sekarang, bisa-bisa kita yang kalah... kita selidiki dulu kasus ini... Begitu kita punya cukup bukti, kayak hasil eksperimen nya, atau dokumen, bahkan saksi... Kita bisa melawan dia...", Ujar Fiki.
"Yah bener.. bukti pertama ini sudah kita genggam, selanjut nya apa..? Kita ikuti mereka atau gimana..", ujar Mifta.
"kita gak semudah itu ngikuti dia, Orang itu memiliki tingkat jabatan yang lumayan... kayak nya dia berpangkat cukup ting...", ucapan Fiki terhenti.
"Pengungsi nomor 3578... Ada di sini pengungsi nomor 3578..? Arfiki Zamdhiran..??", Teriak seorang petugas di dekat mereka.
"kayak nya gue di panggil... Saya pak..!! Di sini pak...!!", Sahut Fiki.
"Saudara Arfiki..?", tanya petugas tersebut.
"saya sendiri saja pak, gak sama saudara...", ujar Fiki.
"jangan melawak... Ikut saya sebentar.. ada yang ingin bertemu dan di bicarakan..", ujar petugas.
.
.
.
.
.
Di saat mereka semua mengobrol, dan menunggu fiki kembali, pak hariyanto sudah menemukan orang yang telah diam-diam mengambil bukti percakapan antara diri nya dan si wartawan, berdasarkan informasi yang di dapat dari si wartawan. Pak hariyanto pun berniat untuk melenyapkan arul.
.
.
.
.
.
"Jadi, bocah ini yang sudah mengetahui rahasia kita...", ujar hariyanto sambil melihat data si arul.
"Apakah harus di lenyapkan sekarang pak?", ujar si wartawan.
"Jangan di sini, terlalu banyak saksi,.. lagipula, dia bisa apa... Di situasi seperti ini, tidak ada yang mau mendengar omongan bocah biasa seperti dia...", ujar hariyanto.
"Baik pak, akan tetap saya awasi dia...", ujar si wartawan.
.
.
.
.
.
Sekitar 30 menit berlalu, Fiki kembali bertemu teman-teman dan mengatakan, bahwa dia di evakuasi ke jakarta terlebih dahulu, karena ada seseorang yang ingin bertemu dia di sana. Juga tenaga nya sebagai ahli medis di butuhkan di tempat evakuasi pusat jakarta.
.
.
.
.
.
"Gimana Fik..? Habis ngapain lu tadi..?", ujar Radit.
"Maaf temen-temen, gue harus ke jakarta duluan... Kata nya ada seseorang yang ingin bertemu ama gue... Juga kata nya, tenaga gue lebih di butuhkan di sana... Soal nya kata mereka, gue pernah studi tentang virologi, jadi gue bisa masuk ke tim peneliti virus mereka... ", Ujar Fiki.
"Oh.. tapi lu balik lagi ke sini kan..?", Ujar Mifta.
"Bego... Lah kan kita semua di evakuasi ke jakarta.. jelas-jelas kita nanti juga ke sana.. otak lu masih gak beres gara-gara nabrak gue semalem ya....", Sahut Arul.
"gue kan nanya, lu gak usah nyolot napa... Yang di tanya siapa, yang jawab siapa...", Sahut Mifta.
"Hehehe... Bener kata Arul Mif.. kita semua juga bakal di evakuasi ke sana pake helikopter.. tapi gue berangkat duluan, karena gue di tunggu ama seseorang, belum ta siapa itu...", ujar Fiki.
"Yah.. hati-hati Fik.. semoga selamat sampai tujuan... lu kasih kita kabar kalau bisa..", ujar Ali.
"Ya Makasih... Gue tinggal dulu ya... Oh iya, jangan lupa tentang misi kita... Bukti yang di pegang arul, harus kita kembangkan...", ujar Fiki.
"Ya bener, lu coba cari sesuatu nanti kalo sudah masuk ke dalam sana...", ujar arul.
"Terus giliran kita kapan...", Ujar Mifta.
"Sini ikut gue... Mending lu makan dulu... Kayak nya lu mulai lapar..", ujar Arul.
"Eh lu tau gak... Gue dulu waktu kecil, kalo laper, biasa nya makan orang...", sahut Mifta.
"Lu kira... Gue peduli..??", sahut arul.
"Hahahaha...", Tawa Ali dan Radit.
.
.
.
.
.
Fiki pun berangkat terlebih dahulu, bersama para ilmuwan dalam satu helikopter. Fiki harus berusaha mendapat informasi, setiba nya nanti di jakarta. Konspirasi ini, harus segera di bongkar, agar pemerintah bisa bertindak tegas.
.
.
.
Para pejabat yang bertugas di surabaya, seluruh nya telah di berangkatkan dengan helikopter, hanya tersisa para pengungsi yang mulai di berangkat kan. Petinggi militer, termasuk pak hariyanto pun juga telah berangkat. Mereka berempat pun masih berbincang-bincang, sambil menunggu giliran di panggil untuk evakuasi. Namun, saat mereka sedang mengobrol, suara sirine darurat berbunyi.....
.
.
.
.
.
“Di mohon untuk tetap tenang, jangan ada yang panik, saat ini ada sesuatu yang ingin mendekat....kami ulangi, jangan panik..!!”, ujar seorang tentara lewat pengeras suara.
.
.
.
BRRAAAAAAKKKKKKK..........!!!!!!!!!!
AAAAAAAAAAAAAAAA....!!!!!!
.
.
.
.
.
Semua orang panik seketika, setelah mendengar gerbang utama di terobos oleh sesosok makhluk besar, menyerupai manusia, namun memiliki ekor dan cakar yang panjang. Dari seluruh sisi tempat evakuasi, telah di terobos oleh makhluk-makhluk tersebut. Para tentara mulai kewalahan dengan serangan yang brutal dan bertubi-tubi, seperti nya peluru biasa kurang ampuh untuk melumpuhkan monster-monster itu.Arul dan teman-teman nya, pergi mencoba untuk bersembunyi dari monster yang mulai membunuh dan memakan satu persatu pengungsi tersebut.
.
.
.
Saat semua orang panik, Arul dan teman-teman nya masuk ke dalam tenda besar, tenda utama di tempat evakuasi tersebut. Mereka mencoba mencari beberapa benda yang bisa di gunakan untuk melindungi diri, yaitu senjata api.
.
.
.
.
.
"Kita coba cari yang bisa berguna di sini...", ujar ali.
"Gini aja, lihat di sana, kita bagi tugas.... Gue sama arul coba cari kendaraan yang bisa di pakai.... Kalian berdua, coba cari senjata atau apapun yang menurut kalian kita butuhkan... Setelah selesai, kalian langsung ke bagian mobil-mobil itu....", ujar mifta.
"Oke siap... Ayo dit..", ujar ali.
"Langsung ke bagian senjata dulu aja li...", sahut radit
.
.
.
.
.
Dengan waktu yang tidak cukup banyak, mereka berempat pun berpencar, untuk mencari barang-barang bisa di gunakan untuk mereka kabur dari tempat evakuasi. Di luar, tentara yang masih tersisa, berjuang untuk mempertahankan tempat tersebut, dengan beberapa monster yang sudah tumbang, namun tinggal tunggu waktu saja, sampai mereka semua kelelahan dan menyerah dengan keadaan.
.
.
.
Ali dan radit, masuk ke dalam bagian tenda persenjataan, dimana mereka mengambil apapun senjata dan amunisi yang bisa mereka ambil. Tak lupa juga beberapa armor, agar ada sedikit ada rasa aman, ketika berinteraksi dengan para monster di luar sana. Setelah di rasa cukup, mereka pun membawa tas berisi senjata api laras panjang maupun pendek, beserta amunisi nya, lalu pergi menemui arul dan mifta di bagian kendaraan.
.
.
.
Sementara itu, arul dan mifta sedang menuju ke bagian mobil tentara yang terparkir, untuk memeriksa kendaraan mana yang bisa di pakai. Namun di tengah perjalanan mereka ke area tersebut, perhatian arul tertuju pada sebuah tenda kecil, yang terblokir dengan beberapa papan palet, agar tidak ada yang masuk, cukup jauh dari area utama.
.
.
.
.
.
"Ayo rul cepet... Kita ga boleh buang-buang waktu, biar cepet keluar dari sini...", ujar mifta.
"Mif, lu bisa kan cek duluan ke sana, pastikan mobil mana yang bisa kita pakai... Gue ada sesuatu yang mau gue periksa...", ujar arul.
"Haduhh... Ngapain lagi sih... Ya udah cepetan, kumpul di lokasi mobil...!", sahut mifta.
.
.
.
.
.
Arul pun membuka tenda yang terblokir tersebut. Dan benar firasat arul, tenda tersebut berisi beberapa dokumen, komputer, dan ada 3 mayat berbaju seperti peneliti, tertembak di kepala, seperti sengaja. Di layar komputer, terlihat jelas aplikasi yang menunjukkan data-data monster yang sedang beraksi di luar sana, membantai para manusia. Arul juga memeriksa beberapa file yang isi nya adalah, fotokopi dari rincian data monster yang telah di beli oleh menteri pertahanan. Arul pun masih bingung dengan apa yang sedang dia lihat. Tanpa pikir panjang, dia pun mengambil sebuah flashdisk, lalu mencoba memindah data-data tersebut ke flashdisk, dan juga mengamankan beberapa dokumen fotokopi tadi, berharap bisa di jadikan bukti tambahan untuk tujuan nya mengungkap konspirasi.
.
.
.
Mifta pun sampai di bagian kendaraan mobil tentara. Terdapat truk, mobil jeel, panzer, dan juga mobil polisi. Dia terfokus pada satu mobil yang terlihat cukup menjanjikan untuk keamanan mereka.
.
.
.
.
"Wooow....... Ada banyak banget mobil tempur nya...", Ujar Mifta.
"Oyy mif, gimana..? Kita udah dapet senjata yang bisa di pake nih...", ujar radit yang sudah sampai bersama ali.
"Nih... Gue yakin mobil yang ini bisa aman...", ujar mifta.
"Wihh lumayan gede,.. emang lu bisa nyetir nya...", ujar ali.
"Iya itu aja, itu humvee, lebih kuat dari jeep yang kita pakai di joyoboyo tadi...", sahut arul yang juga tiba di lokasi.
"Oke lah, kalo gitu, masuk semua...!", sahut mifta.
"Ini sebelum nya pake rompi ini, biar agak aman...", ujar radit.
.
.
.
.
.
Mereka pun berangkat dengan mengendarai sebuah humvee milik tentara. Namun, mereka harus keluar melewati gerbang utama, dan melalui para makhluk tersebut. Terlihat tentara yang semakin sedikit, berusaha mati-matian untuk bertahan hidup, meskipun hasil nya sia-sia. Mayat hidup yang semakin bertambah jumlah nya, menambah suasana kengerian di tempat evakuasi pusat, yang sudah hancur, seperti di joyoboyo.
.
.
.
Saat melewati kerumunan mayat hidup dan monster, mereka pun mulai di serang. Dan akhir nya, mereka melancarkan serangan untuk pertahanan diri.
.
.
.
.
.
"Gila... Gue kira pistol tuh ringan... Ternyata Berat juga...", Ujar Ali.
"Itu handgun nama nya, kalo pistol tuh yang kayak koboi gitu...", ujar radit.
"Lah sama aja njir...", sahut ali.
"Ga usah banyak omong, ayo cepat buka jendela nya, dan mulai nembak...!!", sahut arul sembari mengambil senapan laras panjang dan mulai menembak.
.
.
.
DOORR...DOORRR..DORRRRR..!!!!
DOOORRR...DOORRR...DOOORRRRR..!!
DOORRR!! DOORRRR!!! DOOORRR!!! DOOORRR!!
.
.
.
"Wow... Awas Dit... Lu bisa kepental ke belakang kalo gak lu pegang kuat senjata nya...", Ujar Arul.
"Iya njir, ini shotgun kuat banget dorongan nya...", ujar radit.
"Untung gue milih pistol...", Ujar Ali.
"Mif.. nyetir yang bener.. jangan sampe nubruk...", Ujar Radit.
"Bacot lu...!! mending lu nembak yang bener..!!", Umpat Mifta.
.
.
.
RAAAAAAARRRGGHHHHH.....!!
.
.
.
.
.
Mereka berusaha menembak monster yang mulai mendekat tersebut, berharap bisa melumpuhkannya. Namun tidak, peluru tersebut hanya menghambat saja, tidak sampai menumbangkan si monster. Makhluk tersebut tidak merasakan sakit, maupun terlihat kesakitan, hanya ingin melakukan kebrutalan yang ia mau. Lalu Ali pun melihat ada sebuah tong bertuliskan bahan bakar, yang akan di lewati oleh monster tersebut. Dan dia pun menembak tong tersebut.
.
.
.
BOOOOOOOMMMMMM....!!!!!
.
.
.
Makhluk tersebut pun terpental cukup jauh ke belakang, terluka cukup parah dan tak lagi memburu mereka. Dengan keberuntungan, mereka pun selamat keluar dari tempat tersebut.
.
.
.
.
.
"Syukurlah.... Kita selamat.. tadi hampir aja.. di belakang kita persis..", ujar Arul.
"Bagus Li... Untung lu sigap..", ujar Radit.
"ah biasa aja.... Gue biasa main di time zone soal nya...", Ujar Ali.
"Ya untung nya juga, mobil ini ga kebalik karena ledakan tadi... Sopir nya emang hebat...", ujar arul.
"Loh ya jelas dong... Kan gue udah bilang, gue tuh supir ekspedisi yang profesional... Dan juga..", sahut mifta.
"Eh... Gw tadi nemu ini...", ujar arul sambil menunjukkan dokumen yang ia bawa.
"Wih... Ini...", ujar ali.
"Ya... Ini akan menambah, bukti kita untuk semakin kuat melawan apapun yang mereka rencanakan...", ujar arul
“gila, jadi makin berat nih... Apa kita bisa, kan kita cuma orang sipil biasa...", ujar ali.
"Akan ada banyak yang mendukung kita li, kalo memang ini benar-benar valid...", ujar arul.
"Ya semoga aja ada titik terang dari semua ini... Jadi, kita mau kemana...?”, tanya Radit.
"ya... apa kita nyari tempat evakuasi yang lain..?", ujar ali.
"Ga mungkin... Karena bisa jadi, hal yang sama akan terjadi juga seperti di tempat tadi...", ujar arul.
"Gimana mif,.. lu kan supir nya...", tanya radit.
“Gak tau...gue juga masih bingung”, jawab mifta.
“ya udah, kita ke jakarta... Mau kemana lagi.. kan di sana pusat nya,...", ujar Arul.
“heh... Lu habis mabok..? Jakarta lu pikir deket? kayak dari sini ke sidoarjo..? Lagian kita gak tahu dimana tempat evakuasi nya di sana...", Ujar Mifta.
"Lu ngomong santai dikit napa..? Lagian lu mau kemana lagi coba, semua korban di terbangin ke jakarta... Dan Jakarta tempat terakhir untuk selanjut nya di ungsikan ke pulau yang netral virus...", Sahut Arul.
"bener,.. Kita bisa cari tempat nya begitu sampai di sana Mif...", Sahut Radit.
"Nanti juga kita coba hubungi Fiki.. siapa tau dia bisa kita hubungi, buat ngasih tahu tempat nya...", Ujar Arul.
“Ya udah lah kalau gitu... Kita mampir dulu ke minimarket, ama pom bensin... Perjalanan kita lintas provinsi soal nya..", Ujar Mifta.
"Oke.. kita juga butuh snack dan minuman.. Gue laper soal nya, juga buat supplai sampe jakarta...", ujar Radit.
"nah sip, mantab tuh... Cari snack yang banyak...", sahut arul.
"Astaga... gue bawa 3 beban mental... Moga aja gue kuat nyetir...", Gumam Mifta.
"Tiga lu bilang..?!! Gue masih waras woy...", sahut ali.
"Perjalanan ini.... Terasa sangat, menyedihkan...", Ujar Arul sambil bernyanyi.
"Diem lu kampret..!! Berisik..!", Sahut Mifta.
"Sayang engkau tak duduk, di sampingku kawan...", lanjut arul.
.
.
.
.
.
Perjalanan mereka masih jauh, jauh menuju tempat teraman di pulau tersebut. Setelah rangga menghilang, Fiki pun juga sudah terpisah, mereka tetap saling bahu membahu, saling menyelamatkan, saling berbagi luka, untuk saling hidup. Dan mereka, juga berniat menyelidiki apa yang sebenar nya terjadi. Apa yang di temukan arul tersebut adalah harapan mereka, agar semua tidak semakin menjadi lebih kelam.