11 Juni 2014
18 : 30 Wib
Stadion GBK, Jakarta
.
.
.
Sudut pandang : fiki
.
.
.
.
.
.
.
"Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki.
"Ya.... itu serum untuk membuat seseorang mengalami mutasi... Dan mutasi itu terlihat di lembaran yang ini,..aku sudah curiga sejak teman ku mendapat bukti itu, ada oknum yang telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku.
"Ya allah.... gak mungkin... Tega banget...", ujar kiki mulai menangis.
"Jadi saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, aku bisa bilang sesosok monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk monster....", jelas ku.
"Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan, mencari perlindungan.... dan... dan", ujar kiki.
"Sudah lah kiki... tetap lah tenang, yang terpenting adalah, bagaimana kita bisa mencari jalan keluar dari masalah ini....", ujar ku.
"Kita bisa mempublikasikan ini pada semua, bahwa kita telah di manfaatkan... itu jalan keluar nya", ujar kiki.
"Nah.... itu dia... kamu benar... Kita siapa..? Kita perlu seseorang dengan kuasa yang cukup kuat untuk membantu kita mengungkap....", sahut ku.
"Apa presiden tau..?? Kita bisa memberitahu presiden...", ujar kiki.
"Tapi kamu bilang, presiden juga masuk ke dalam daftar "vaksinasi", berarti dia juga ga tau tentang ini.... Ini juga termasuk, kudeta pemerintahan....", ujar ku.
"Aku berpikir untuk pergi dari sini.. rencana nya, antivirus ini, akan ku duplikat, dan kuciptakan secara masal.... Temen ku di surabaya punya lab yang cukup lengkap, aku bisa membuat nya di sana....", sambung ku.
"Kamu mau kabur...?? Gimana dengan mereka ini...??", tanya kiki.
"Aku jelas kan nanti, banyak petugas yang mulai berlalu lalang saat ini... Kita simpan dulu bukti ini, jangan sampai ketahuan siapapun...", ujar ku.
"Baik... kita kembali ke tempat ku dan teman-teman, agar tidak di curigai...", ujar kiki.
"Ide bagus... akan kita pikir lagi nanti, bagaimana selanjut nya....", ujar ku menyetujui.
.
.
.
.
.
Jadi sudah jelas, dari video yang di rekam oleh arul, lalu dari bukti yang sudah ku pegang, bahwa semua ini memang sudah di rencanakan. Sempat terfikir, bahwa pulau yang padat penduduk di negara ini, adalah simulasi yang cocok untuk uji coba sebuah senjata biologis. Yang semua data lapangan nya, akan menjadi referensi bagus, untuk semakin memikat para pembeli cairan ini di pasar gelap.
.
.
.
Setelah melakukan kegiatan sholat, aku masih merenung. Selain memikirkan bukti yang ada padaku, aku juga memikirkan keadaan teman-teman yang masih di surabaya. Sampai detik ini, aku masih belum melihat mereka turun dari salah satu helikopter evakuasi.
.
.
.
.
.
"Hei fiki.. Assalamuallaikum..", ujar kiki menyapa.
"Eh... iya... Wa alaikumsalam..", sahut ku.
"Kamu bukan nya doa, malah ngelamun... ada apa sih..?", ujar kiki.
"Hehehe.... ya.. saat posisi seperti ini, pikiran jelas numpuk... dan bingung harus apa... semua tindakan punya resiko...", ujar ku.
"Lalu, rencana yang kamu maksud tadi itu apa...?", tanya kiki.
"Aku harap, kamu paham dengan apa yang mau aku sampaikan ini, karena hanya ini lah satu-satunya rencana kita... aku sih belum memikirkan rencana B... jadi semoga aja rencana ini berhasil...", ujar ku.
"Oke.. terus gimana..?", ujar kiki.
"Berkas ini kita simpan, dan untuk serum antivirus ini... aku ingin menguji coba ke tubuh ku sendiri, tercatat di sini bahwa, mutasi apapun tidak akan terjadi, ketika telah di suntikkan serum antivirus, yang berarti, jika aku tergigit oleh zombi, maka bisa di pastikan aku gak akan jadi kayak mereka, cuma hanya terluka bekas gigitan nya saja... kebetulan golongan darah ku O, jadi ingin aku jadikan sampel darah ku ini sebagai sampel yang bisa di produksi secara masal, kita bisa menyembuhkan semua orang, setidak nya sebagai pencegah...", jelas ku.
"Kamu... gila fiki...? Aku aja belum tau kalo antivirus ini bisa bekerja atau engga... Kamu gak bisa ngorbanin diri kamu sendiri gitu aja, apa kamu gak mikir, perasaan orang di sekitar mu jika kamu kenapa-kenapa... pikir resiko nya...", tegas kiki.
"Siapa yang peduli... paling cuma ortu ku, dan kayak nya ortu ku, lebih fokus kerjaan nya, ketimbang aku yang adalah anak kandung nya... Mungkin temen-temen ku, tapi aku juga belum tau kabar mereka gimana...", ujar ku.
"Bagaimana dengan ku... perasaan ku...", sahut kiki.
"Maksud mu apa...?", ujar ku.
"Aku.... punya perasaan ke kamu...", ujar kiki.
.
.
.
.
.
Aku tak bisa berkata apapun, kata-kata itu seperti membuat ku berdiri di atas awan senja. Ternyata, dia juga memiliki rasa yang sama. Aku yang selama ini melihat nya dari ujung jalan, melihat dia tertawa dari kejauhan, terkadang juga bersama laki-laki lain, dan kini ada langkah untuk mendekati nya, semakin dekat. Ah, apa yang ku pikirkan, aku terlalu mikir berlebihan.
.
.
.
.
.
"Lucu ya....", ujar ku.
"Apa nya yang lucu....", sahut kiki.
"Benar,.. semua akan indah pada waktu nya... kita yang selalu di jodohkan di kelas... aku yang selalu mengagumi mu dalam diam.... sekarang semua terungkap di saat seperti ini....", ujar ku.
"Sampai saat ini..... aku hanya selalu menunggu, tapi kamu gak pernah, sekalipun, untuk mengatakan nya,.. kamu selalu menghindar dengan gestur candaan mu.... aku kira kamu akan cemburu, melihat ku berkumpul selalu bersama teman laki-laki lain... aku gak bahagia dengan mereka... tak hanya hati mu yang sakit, perasaan ku pun juga tertekan... untuk membujuk rasa mu terhadap ku....", ujar kiki.
"Aku cuma... takut untuk bilang.... karena penolakan menurut ku cukup mengecewakan....", sahut ku.
"Ketakutan mu, menjadikan mu pengecut.... kalau begitu, sekarang, katakan di depan ku... aku ingin mendengar nya...", ujar kiki.
".................", aku bingung harus berkata apa.
"katakan sekarang, secara jantan... apa yang mau kamu ungkapkan...!! Kamu laki-laki, bagaimana kamu bisa jadi imam kalau kayak gitu terus....", ujar kiki.
"Ya.. Kiki..... mungkin bukan saat nya mengucapkan ini, di saat kondisi seperti ini.... tapi bagaimanapun, aku harus memberitahu mu, apa yang terpendam selama ini..... ya.. aku menyukai mu,.. di setiap sifat, sikap, dan gestur mu, di setiap ceria dan canda mu, di setiap penampilan anggun sehari-hari mu, di setiap kata semangat mu saat kita satu tim... aku.. aku... ingin melamar mu,...", aku mengatakan dengan cukup lantang sehingga beberapa orang ada yang menoleh pada kami.
".........", mata kiki berbinar, bibir nya pun seolah tak percaya.
"Kamu... sungguh-sungguh..? Kamu kali ini gak bercanda kan...? Hey... Kamu gak menunggu di ujung jalan seperti biasa kan..? Kamu.....", ujar kiki terbata-bata.
"Aku sekarang coba mendekat kiki, gak mau berada di ujung jalan hanya untuk memandang mu lagi.... Aku harus ada di jalan mu... Menjemput mu...", ujar ku.
"Baik... apapun yang kamu lakukan, aku selalu di pihak mu... itu kan yang sering aku katakan... ya.... aku mau....", jawab kiki.
.
.
.
.
.
Kalian tau langit senja...? apa kalian bisa melukis nya..? Tak semudah itu. Tidak ada kanvas dan cat yang bisa menandingi goresan langit senja secara nyata. Dan aku, berada di sana, saat ini memandang nya. Langit senja itu, yang sedang memakai jilbab warna putih saat ini, yang memakai kacamata tipis, dan berbaju biru motif bunga. Bernama, kiki.
.
.
.
.
.
"Fiki... ku mohon, jangan menjadi seperti orang-orang yang kusayang, yang saat ini meninggalkan ku... kamu jangan jadi seperti mereka... kumohon, apa ada cara lain untuk serum itu...?", ujar kiki.
"Setahu ku... di perkumpulan ku dengan teman-teman, ada 3 orang dengan golongan darah O.... aku, rangga, dan andre.... untuk rangga, entah ada kemungkinan dia selamat atau tidak waktu itu di jembatan... tapi untuk andre mungkin bisa, masalah nya, keberadaan nya pun aku gak tau...", ujar ku.
"Lalu gimana..??", tanya kiki.
"Orang itu harus lah aku.... Aku yakin semua ini memang di takdir kan untuk ku, seperti semua sudah terkoneksi...", ujar ku.
"..........", kiki terlihat mulai menangis.
"Hei.... aku gak bakal kenapa-kenapa ki... aku janji akan nikahi kamu setelah ini... inilah jalan satu-satu nya, agar semua selesai....", ujar ku.
"Kamu janji..... ingat itu... Kamu sudah janji... Kalo kamu ga bisa nepatin, aku yang akan menagih janji itu selama nya...", sahut kiki.
.
.
.
.
.
Entah, apa bisa ku tepati. Sejujur nya, aku juga masih ragu dengan antivirus ini, apakah bisa sinkron dengan darah ku, atau malah membuat ku menjadi parah, ini seperti bermain judi, dengan nyawa ku sebagai taruhan. Yang terpenting, aku dan kiki harus segera keluar dari sini terlebih dahulu.
.
.
.
Menurut berkas tersebut, ada informasi tentang sebuah projek "evolusi". Serum B-syndrome, yang merupakan serum untuk mutasi, akan di injeksi kan kepada subjek, reaksi mutasi tergantung pada fisik subjek. Ada 3 tahap yang berlangsung, pada projek evolusi. Yaitu injeksi, adaptasi, dan evolusi. Setelah injeksi, subjek akan di isolasi selama 48jam, dan memasuki tahap adaptasi. Subjek akan langsung mati, jika gagal melewati tahap adaptasi. Jika berhasil, akan tetap hidup, dan berlanjut ke tahap evolusi.
.
.
.
Pada tahap evolusi, subjek yang telah lulus, akan di suntik B-syndrome dengan dosis 2x lipat. Subjek yang bisa menerima, akan menjadikan nya superhuman. Dengan bertambah nya kepintaran, kecepatan, kelincahan, dan sistem regenerasi 10x lipat dari manusia normal.
.
.
.
Namun, jika tidak bisa menerima, fisik mereka akan bermutasi, intelegensi menurun, dan menjadikan nya monster dengan bermacam bentuk sesuai fisik masing-masing. Hasil evolusi yang gagal ini lah yang akan menjadi, senjata biologis. Tercatat di sini, ada 2 projek yang berhasil melewati tahap evolusi secara sempurna. Yaitu projek twins, dan projek K. Info tentang hal itu tidak tercantum di berkas yang ku ambil.
.
.
.
Jadi biar ku luruskan semua hal ini. Para pengungsi akan di suntik "vaksin", yang ternyata berisikan B-syndrome, atau serum mutasi. Lalu di terbangkan ke pulau seribu, terisolasi dari dunia luar. Yang inti nya, semua pengungsi akan di jadikan kelinci percobaan, untuk di jadikan senjata biologis. astaga, mungkin Iblis pun, tidak sejahat ini, atau kah memang ini kegiatan iblis. Entah bagaimana aku akan melawan mereka.