BAB : 01 ( satu )

Di dalam sebuah cafe yang cukup ramai pengunjung, seorang gadis cantik sedang duduk sendirian di pojokan sambil minum secangkir cappucino. Saat ini gadis itu sedang mengetik sebuah pesan di ponsel pintarnya.

" Hai jenny, kamu sedang apa sekarang ? Bisakah kita bertemu ? Saat ini aku sedang berada di cafe rainbow, segeralah kesini. Aku akan menunggumu." Isi pesan yang di kirimkan oleh gadis cantik itu kepada temannya yang bernama jenny.

Tidak lama kemudian ponsel gadis itu bergetar, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Gadis cantik itu segera saja membuka pesan itu dan membacanya.

" Aku sedang di rumah saat ini, sebentar lagi aku ke sana oke. Tunggu aku Karina."

Isi balasan pesan dari jenny untuk gadis cantik yang bernama Karina.

Setelah membaca pesan balasan dari temannya itu, Karina lalu menyimpan ponselnya. Sambil duduk menunggu kedatangan Jenny, Karina memesan seporsi burger untuk mengganjal perutnya yang mulai terasa agak lapar karena ia belum sempat sarapan sebelum pergi dari apartemennya tadi.

Karena ada hal penting yang ingin Karina ceritakan kepada sahabatnya itu sebelum ia mengambil keputusan.

Lima menit kemudian Jenny akhirnya tiba juga di cafe rainbow.

Setelah memarkir mobilnya, Jenny segera berjalan memasuki cafe rainbow untuk menemui Karina.

Setelah memasuki cafe, Jenny melihat sekeliling sebentar. Akhirnya Jenny melihat Karina yang sedang duduk sendiri di pojokan sambil memainkan ponselnya.

Kemudian Jenny mempercepat langkahnya untuk menghampiri Karina.

Saat Jenny sudah berada di dekat Karina, Jenny lalu berkata.

" Hai sayang, aku sudah datang. Apakah kamu sudah lama menungguku ?" sapa Jenny dengan suaranya yang merdu.

" Oh, hai Jenny. Tidak lama kok, aku juga baru sampai di sini beberapa menit yang lalu." balas Karina dengan senyum mengembang.

Setelah saling menyapa, Karina lalu mempersilahkan Jenny untuk duduk.

" Silahkan duduk Jenny. Oh ya, kamu mau pesan apa biar aku yang traktir." ucap Karina kepada Jenny.

" Aku pesan sandwich dan segelas teh susu hangat saja." balas Jenny sambil memandang Karina.

Setelah mendengar jawaban Jenny, lalu Karina memanggil seorang pelayan cafe itu dan menyampaikan pesanan Jenny tadi

Sepeninggal pelayan cafe itu, Karina lalu berkata.

" Apakah kamu mengenal keluarga Alvian Jansen ?" tanya Karina kepada Jenny.

" Memangnya ada apa Karin, kenapa kamu menanyakan keluarga Jansen ?" Jenny balik bertanya kepada sahabatnya itu.

" Itu karena ibu tiriku ingin menjodohkan aku dengan salah satu anak keluarga Jansen yang bernama Alvian. Menurut kabar yang aku dengar, pria itu adalah orang cacat yang duduk di atas kursi roda. Jadi ibu tiriku ingin membuatku menjadi istri pria cacat, lalu dia menikahkan putri kandungnya dengan sepupu Alvian yang terkenal sebagai artis itu." ucap Karina dengan bibir cemberut.

Setelah mendengar cerita Karina, Jenny lalu berkata

" Sebenarnya bukan itu saja, dari cerita yang pernah aku dengar Alvian itu adalah pria yang kejam juga. Ia tidak pernah menoleransi kesalahan bawahannya walau sekecil apa pun. Sebaiknya kamu tolak saja perintah perjodohan dari ibu tirimu itu." balas Jenny sedikit geram kepada ibu tiri Karina

" Benarkah yang kamu katakan ini ? Sepertinya aku harus menerima perjodohan ini, karena aku suka dengan pria tangguh seperti itu." ucap Karina tanpa beban. Membuat Jenny terkejut dan tidak percaya dengan kata-kata Karina itu.

Kemudian Jenny berkata setelah menenangkan dirinya sendiri.

" Kamu pasti sudah tidak waras Karin karena mau menikahi pria kejam itu." balas Jenny sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah diam sejenak, lalu Jenny berkata lagi.

" Apakah kamu mau menemani aku ke pesta kebun di rumah keluarga Jansen besok lusa Karin ? Kebetulan saja keluargaku juga di undang dan ayahku memintaku untuk mewakilinya menghadiri pesta itu." ucap Jenny dengan wajah penuh tanya.

" Hmm, baiklah Jenny. Aku akan ikut denganmu, kebetulan aku juga penasaran dengan putra keluarga Jansen itu." balas Karina tanpa ragu.

Bersambung ..