Bab 2

Dokter itu mulai memeriksa nadi di tangan Sabrina. Namun, setelah beberapa saat, ia mengerutkan dahi, menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran. "Lady Sabrina, saya khawatir kesehatan Anda belum sepenuhnya pulih. Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa Anda masih membutuhkan istirahat."

" Tapi malam ini ada acara pesta dansa di kerajaan, lady Sabrina binora sebagai putri duke Alexander binora mendapatkan undangan itu, tapi di karenakan lady masih sakit apakah lady ingin izin tidak datang ke pesta dansa itu ? " Tanya Lila dengan nada hormat dan menundukkan kepalanya di hadapan Sabrina.

"Tidak perlu aku harus datang karna demi kebaikan nama ayahku dan juga aku sudah sehat!"

Sabrina merasa marah dan frustrasi. Ia tidak ingin dianggap lemah, terutama di hadapan masyarakat. "Saya tidak bisa membiarkan keadaan ini menghalangi saya. Saya harus menunjukkan kepada semua orang bahwa saya mampu," katanya dengan suara bergetar.

Dokter itu menatapnya dengan penuh perhatian. "Saya mengerti, tetapi kesehatan Anda adalah yang terpenting. Jika Anda memaksakan diri, bisa jadi akan ada konsekuensi yang lebih serius."

Sabrina terdiam, merenungkan kata-kata dokter. Di satu sisi, ia ingin memenuhi harapan ayahnya dan tampil di pesta, tetapi di sisi lain, ia juga tidak ingin mengabaikan kesehatannya. Dalam hatinya, ia merasakan pertarungan antara tanggung jawab dan keinginan pribadi.

Setelah dokter pergi, Sabrina duduk di tepi ranjangnya, memandangi bayangannya di cermin. Ia melihat sosok putri yang cantik nan anggun dgn rambut hitam tergerai panjang

"Sungguh cantik nan jelita wanita antagonis ini, yah nampaknya aku harus menerima semua ini dan harus mulai terbiasa di panggil Sabrina putri dari Duke Alexander ini "

Lila masuk kembali, membawa gaun indah yang telah disiapkan untuk pesta. "Lady, ini gaun yang akan Anda kenakan malam ini. Sangat cocok untuk Anda," katanya dengan senyum ceria.

Sabrina tersenyum tipis, tetapi hatinya" lila menurutmu gaun yg mana yang sangat cantik untuk ke pesta dansa?"

Lila tersenyum lebar, matanya berbinar saat melihat gaun-gaun yang tergantung di lemari. "Lady, semua gaun ini sangat indah, tetapi jika saya harus memilih, saya rasa gaun berwarna biru laut ini adalah yang paling cocok untuk Anda. Warna ini akan menonjolkan kecantikan Anda dan membuat Anda terlihat anggun di antara para tamu."

Sabrina mendekati gaun biru laut yang dimaksud. Kainnya berkilau lembut, dan potongannya sangat elegan. "Aku suka warna ini," ujarnya sambil menyentuh kainnya yang halus.

"Tapi bagaimana jika aku tidak bisa menari dengan baik? Semua orang akan melihatku."

Lila menggelengkan kepala, berusaha meyakinkan Sabrina. "Lady, Anda adalah putri yang terlatih. Anda memiliki keanggunan yang alami. Jangan biarkan rasa takut menghalangi Anda. Ingat, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan siapa Anda sebenarnya."