Bab 4

Sabrina merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Ia tidak tahu mengapa, tetapi kehadiran pangeran Cedric membuatnya merasa lebih gugup Ia melangkah mendekat, dan saat Cedric melihatnya, ia segera menghampiri.

"Lady Sabrina, Anda terlihat luar biasa," katanya, suaranya lembut namun penuh keyakinan.

Terima kasih, Cedric. Aku merasa sedikit gugup," jawab Sabrina, berusaha tersenyum meskipun rasa cemas masih menggelayuti hatinya.

"Oh astaga inikah pucuk di cinta ulan pun tiba! Kenapa orang pertama yang harus ku temui pemeran antagonis laki-laki sih!" Ucap Dalam hati Sabrina

"Terima kasih, Cedric. Aku merasa sedikit gugup," jawab Sabrina, berusaha tersenyum meskipun rasa cemas masih menggelayuti hatinya.

"Bagaimana menolaknya ? seharusnya aku tak usah dekat-dekat dengan semua pemeran di cerita novel ini, aku ingin hidup tenang"

Dengan wajah gugup Sabrina menatap uluran tangan Pangeran Cedric, terpaksa harus menerimanya.

"Tentu saja," jawabnya, mengambil tangan Cedric. Saat mereka melangkah ke tengah aula, semua mata kembali tertuju pada mereka.

Musik mulai mengalun lebih keras, dan Sabrina merasakan aliran energi yang mengalir di antara mereka saat mereka mulai menari. Cedric memimpin dengan lembut, dan Sabrina merasa seolah-olah mereka melayang di atas lantai dansa. Setiap gerakan terasa alami, dan ia mulai melupakan semua rasa cemas yang sempat mengganggunya.

"Anda sangat berbakat," puji cedric saat mereka berputar. "Saya bisa melihat bahwa Anda telah berlatih dengan baik."

" untung saja di dunia asliku dulu aku pernah ikut les dansa walau itupun terpaksa, syukurlah gak malu-maluin"

Sabrina tertawa kecil. "Hanya sedikit. Tapi malam ini, aku ingin menikmati setiap detiknya."

Namun, saat lagu berakhir, Sabrina merasakan kelelahan yang mulai menggerogoti tubuhnya. Ia berusaha untuk tidak menunjukkan kelemahannya, tetapi saat pangeran Cedric menatapnya dengan khawatir, ia tahu bahwa ia tidak bisa terus berpura-pura.

Apakah Anda baik-baik saja?" tanya pangeran Cedric, suaranya penuh perhatian.

Sabrina mengangguk, tetapi ia tahu bahwa ia harus mendengarkan tubuhnya. "Mungkin aku perlu istirahat sejenak," ujarnya, berusaha untuk tidak terlihat lemah.

Pangeran Cedric mengangguk, dan mereka melangkah ke sisi ruangan yang lebih tenang. Di sana, mereka menemukan sudut yang sepi, jauh dari keramaian. Sabrina duduk di bangku, berusaha mengatur napasnya.

Saat Sabrina duduk di bangku, berusaha mengatur napasnya, suasana di aula tiba-tiba berubah. Musik berhenti sejenak, dan suara seorang pengumuman menggema di seluruh ruangan. "Para hadirin, mohon perhatian! Kami dengan bangga mempersembahkan anggota kerajaan kita yang terhormat, serta putra mahkota, pangeran Lucas "

Sabrina menoleh, dan jantungnya berdegup kencang. Semua tamu berbalik, menatap ke arah pintu masuk utama. Pintu terbuka, dan sosok tampan muncul di ambang pintu. Pangeran Lucas, dengan postur tegap dan wajah yang tampan, melangkah masuk dengan aura karisma yang memikat. Ia mengenakan jubah kerajaan yang megah, dan mahkota kecil berkilau di kepalanya.

Sabrina merasa terpesona. Pangeran Lucas adalah sosok yang sering dibicarakan di kalangan aristokrat, dan ia tahu bahwa kehadirannya selalu menarik perhatian.

"Akhirnya muncul juga protagonis laki-laki emang pantes di bilang cowok paling tertampan sekerajaan kalau gini mah aku juga ngejar, pantes Sabrina yg asli sampai-sampai mengorban dirinya mati di tangan putra mahkota."ucap Sabrina dalam hati dengan mata masih terpesona pada putra mahkota yg mulai berjalan ke arahnya.

"Selamat datang, Pangeran Lucas !" seru seorang bangsawan, dan tepuk tangan meriah menggema di seluruh aula. Pangeran melambaikan tangan, menyapa para tamu dengan sikap ramah.

Pangeran Cedric yang duduk di sampingnya, menatap Sabrina dengan senyuman. "Sepertinya semua orang terpesona oleh kehadiran Pangeran. Termasuk Anda," ujarnya dengan nada menggoda.

Sabrina tersenyum, tetapi hatinya berdebar. "Dia memang menarik"

"Tapi dia juga yang akan membunuh kita berdua nantinya "ucap dalam hati Sabrina

Cedric mengangguk, tetapi matanya tetap tertuju pada Pangeran Lucas yang kini mulai berjalan ke arah mereka.

"tapi menurutku lebih tampan aku"

Sabrina yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum tipis tak membalas ucapan pangeran Cedric.