Langit retak. Lautan mendidih dan Tanah bersujud.
Itu bukan sebuah legenda.
Itu adalah kenyataan yang tercatat sejak hari ia dilahirkan.
Seorang anak laki-laki, kecil dan tenang, membuka matanya untuk pertama kali di bawah cahaya tujuh bintang. Tanda Kaisar muncul di punggungnya—tanda surgawi yang selama lima generasi tak pernah terlihat kembali. Semua orang memujinya. Menyembahnya. Menyebutnya sebagai “Anugerah Langit.”
Ia diberi nama oleh kakek buyutnya sendiri: Zhu Xian — “Pedang Abadi”
Tak ada yang tahu, bahwa nama itu lebih dari sekadar doa. Itu adalah peringatan.
---
Tahun-tahun berlalu. Ia tumbuh sebagai anak yang lembut, ramah, dan adil. Tak pernah menyakiti siapapun. Tak menunjukkan kekuatan seperti yang diharapkan, namun semua rakyat dan bangsawan tetap menghormatinya. Mereka mencintainya bukan karena kekuatannya, tetapi karena hatinya.
Namun, takdir tidak pernah adil pada jiwa-jiwa yang bersih.
Tragedi terjadi.
Ia dikatakan terjatuh dalam kegelapan. Saudaranya jatuh dibawah tangannya, darah bangsawan mengalir di lantai istana. Dan semua itu akibat perbuatannya.
Tak ada pembelaan. Tak ada pengampunan.
Ia dikurung, terasing dari dunia… dan dari cinta.
---
Dua tahun kemudian.
Usianya baru sepuluh tahun.
Musuh datang.
Kekaisaran nyaris musnah.
Istana terbakar.
Harapan sirna.
Tetapi, saat kematian hendak menjulur ke jantung keluarga dan rakyatnya…Dia kembali.
Dia kembali, berselimut aura merah darah dan cahaya hitam pekat. Anak yang terjatuh itu, berdiri di hadapan ribuan musuh dan melakukan pembantaian kepada mereka semua.
Akan tetapi, tubuhnya tak kuat menahan kekuatan yang dilepaskannya. Ia gugur di medan perang… dengan senyum di wajahnya.
---
Namun itu bukan akhir.
Itu adalah awal.
Dalam kegelapan kematian, suara-suara membisikkan namanya:
“Asura telah terbangun.”
“Dewa Pembantaian dilahirkan kembali.”
“Tujuh segel telah terbuka. Kaisar terakhir telah bangkit.”
---
Dunia belum siap menerimanya!
Alam tidak punya cara untuk menahannya!
Dia bukan lagi bocah kekaisaran.
Dia akan membuka jalannya, untuk orang-orang terdekatnya.
Hanya dia dan pedangnya yang melakukan pembantaian untuk menertibkan alam semesta, karena dialah Kaisar Agung Pembantaian