Aku menatap Adrian di seberang meja makan, menyaksikan topeng ketenangannya runtuh. Conrad duduk gemetar di dekatnya, teko air yang pecah masih berserakan di kakinya.
"Aku tahu kau bukan Aidan Ortega," kataku, suaraku memotong keheningan. "Pertanyaan sebenarnya adalah, siapa kau sebenarnya, Adrian Bauer?"
Mata Adrian melirik antara aku dan pintu keluar. Jemarinya bergemetar kecil, jelas ingin meraih senjata.
"Kau sudah tiga kali gagal membunuhku malam ini," lanjutku sambil bangkit perlahan dari kursi. "Aku rasa pantas untuk tahu alasannya."
Bibir Adrian melengkung menjadi senyum dingin. "Sangat tanggap, Liam Knight. Harus kuakui, kau melampaui ekspektasiku. Kebanyakan pria sudah mati sekarang."
"Kebanyakan pria bukan aku." Aku bergerak menjauh dari meja, memposisikan diriku antara Adrian dan pintu. "Katakan, sudah berapa lama kau menyamar sebagai Aidan Ortega? Minggu? Bulan?"
Terlihat kilatan kejutan di wajahnya.