š Bab 8 Bagian 2: SEGEL YANG RETAK
(ēćę: Tatsumi si Healer ā Season 1)
---
Langkah kaki kami menggema di lorong batu yang telah ditelan waktu.
Tempat itu bukan reruntuhan.
Bukan juga gua.
Terlalu rapi⦠terlalu simetris⦠seolah dibuat untuk sesuatu yang lebih besar dari manusia.
> "Ini bukan buatan kerajaan mana pun."
"Ini jauh lebih tua," bisik Seraphina di depan.
Aku berjalan paling belakang.
Leo dan Kara sudah bersiaga sejak awal. Tapi aku⦠merasa semakin berat.
Semakin dalam kami melangkah, udara menjadi dingin, padat, dan⦠basah.
Seolah dinding lorong itu⦠bernapas.
---
Kami menemukan ukiran pertama.
Sebuah mural besar, penuh dengan simbol sihir kuno.
Di tengahnya, sosok berjubah putih berdiri di atas dunia, dengan lima garis cahaya mengalir dari tubuhnya ke langit.
> "Itu simbol⦠pemurnian," gumam Kara.
"Tapi ini⦠bukan simbol gereja."
Seraphina menunduk. "Ini simbol dari kontrak pertama."
Aku menoleh padanya.
"Apa maksudmu⦠kontrak pertama?"
Dia tidak menjawab.
---
Semakin jauh kami masuk, dinding-dinding mulai berubah.
Simbol-simbol berganti. Dari cahaya menjadi kegelapan.
Sosok berjubah kini duduk⦠dengan kepala tertunduk⦠dikelilingi oleh makhluk-makhluk tak berbentuk.
Dan di tengah ruanganā¦
Gerbang itu berdiri.
---
Tingginya dua kali tubuh manusia.
Terbuat dari batu hitam, tapi mengeluarkan uap samar ungu dari celahnya.
Ada lima lingkaran di sekeliling gerbang masing-masing bersinar redup.
Dan di tengahnya, terpahat jelas satu kata:
> TATSUMI
Aku terdiam.
Semua bergerak pelan. Detak jantungku seperti palu besar dalam kepala.
> "Namamu⦠sudah ada di sini bahkan sebelum kau datang ke dunia ini," kata Seraphina dengan suara lirih.
"Karena ini bukan pertama kalinya seseorang⦠sepertimu⦠muncul."
---
Tiba-tiba lingkaran pertama menyala terang.
Cahaya hijau terang menyilaukan.
Udara bergetar.
Kara mundur. Leo bersiap menarikku. Tapi aku tidak bisa bergerak.
Tanganku menyala. Sama seperti saat aku menyembuhkan orang.
Tapi ini bukan sihir penyembuhan. Ini lebih mentah. Lebih dalam.
Seolah sihir itu⦠berasal dari dalam darahku.
> "Kau sedang membuka segel pertamaā¦" Seraphina menjerit.
"Berhenti TATSUMI, JANGAN TERLALU DEKAT!"
Tapi sudah terlambat.
---
Cahaya menyerapku.
Aku kehilangan keseimbangan.
Dan dunia menjadi putih.
---
Aku berdiri di sebuah ruangan tanpa ujung.
Langitnya seperti cermin hitam.
Tanahnya penuh simbol bercahaya merah tua, berdenyut seperti nadi.
Dan di hadapanku aku melihat diriku sendiri.
Tapi berbeda.
Dia memakai jubah hitam yang robek.
Tangannya penuh luka. Matanya hitam legam⦠tanpa pantulan.
Dia memegang sebuah pecahan kristal yang terus berdarah.
> "Kau datang lebih awalā¦" katanya.
"Aku⦠adalah kegagalanmu."
"Aku membuka pintu ini, dan dunia... runtuh."
Aku ingin bicara, tapi suara tak keluar.
Bayanganku mendekat dan menyentuh dadaku.
> "Jangan percaya pada cahaya. Jangan percaya pada gereja.
Kau akan diminta memilih.
Dan apapun yang kau pilih⦠akan menghancurkan sesuatu."
---
Aku terbangun.
Kara dan Leo memegangi tubuhku. Seraphina berdiri gemetar.
> "Kau menyentuh ruang dalam⦠dan kembali hidupā¦" katanya.
"Segel pertama⦠retak. Dunia akan segera tahu."
Aku memegang dada. Rasanya seperti ada bara api tertanam di sana.
Tapi yang lebih menggangguku adalahā¦
> Aku tak lagi yakin⦠bahwa ini dunia yang bisa kupercaya.
---