📙 Bab 8 – Bagian 2 Segel Yang Retak Bagian - A : Langkah Di Lorong Terlarang
(癒し手: Tatsumi si Healer – Season 1)
🌌 Atmosfer: sunyi, mendalam, dan penuh pertanda
---
Langkah kaki kami menggema pelan, namun setiap gema terasa seperti detak jantung dunia yang terkubur.
Lorong itu dingin.
Terlalu dingin untuk sebuah jalur bawah kota.
Dinding batu tua penuh ukiran yang tak dikenal, dan lantainya seolah baru saja dilalui… meski debu menutupi segalanya.
Leo di depan membawa lentera sihir.
Cahayanya hanya menyinari satu meter ke depan lebih dari itu, segalanya dilahap gelap.
> "Jangan bicara terlalu keras," bisik Seraphina.
"Tempat ini… mengingat suara."
---
Kami menuruni undakan batu yang panjang.
Semakin dalam, aroma tanah berubah menjadi logam.
Ada rasa besi di udara. Seperti darah lama yang tertanam dalam dinding.
Kara merapat padaku.
"Aku tak suka ini," katanya pelan.
Aku juga. Tapi aku tak bisa berhenti.
---
Lukisan-lukisan mulai muncul di dinding.
Bukan mural biasa.
Tapi diorama sejarah.
Manusia melawan makhluk dari langit.
Penyembuh yang bukan hanya menyembuhkan luka… tapi juga mengunci sesuatu.
> "Ini kisah zaman sebelum Gereja Penyembuh ada," kata Seraphina.
"Zaman di mana penyembuh… bukanlah pendukung, tapi pemimpin."
Aku menatap simbol penyembuh di ukiran itu.
Bukan simbol yang biasa kulihat di buku atau plakat gereja.
Ini lebih rumit. Lebih… hidup.
---
Di tengah-tengah salah satu ruangan, kami menemukan altar tua.
Di atasnya, lima batu sihir berbentuk bulat.
Masing-masing dengan warna berbeda: hijau, biru, merah, ungu, dan emas.
Namun semuanya mati.
Aku menyentuh salah satunya. Batu hijau.
Dan seketika itu aku merasakan denyut.
> Seperti napas… dari dalam tanah.
---
Seraphina menarik tanganku. "Jangan!"
"Terlalu cepat… tempat ini bisa… terhubung padamu jika kau ceroboh."
Aku mundur, tapi getaran itu masih terasa di telapak tanganku.
Leo menatapku, wajahnya cemas.
Kara memegangi senjatanya lebih erat.
> Aku mulai sadar tempat ini bukan hanya menyimpan sejarah.
Tempat ini… menunggu sesuatu.
---
Dan di ujung lorong itu… kami melihatnya.
Pintu raksasa.
Terbuat dari batu obsidian dan disegel dengan lima lingkaran sihir.
Cahaya samar mengalir di celahnya, ungu kehitaman.
Dan tepat di tengah-tengah segel
> Sebuah nama terpahat:
TATSUMI
---
Aku terdiam.
Udara membeku.
Leo melangkah mendekat… tapi Seraphina menahannya.
"Namanya sudah tertulis," bisiknya.
"Berarti… gerbang ini sudah menunggunya."
Aku menelan ludah.
Tangan kananku masih bergetar. Batu hijau tadi terasa seperti masih melekat di jari-jariku.
> "Apa maksud semua ini, Seraphina?" tanyaku.
"Kenapa… nama itu ada di sana?"
---
Seraphina memandangku dengan sorot mata campuran antara iba… dan ketakutan.
> "Kau bukan penyembuh biasa, Tatsumi."
"Kau adalah bagian dari kontrak kuno yang bahkan dunia ini ingin lupakan."
---