Bab 56

Bab 56 - Dekrit Pagi Sang Alfa

Rasa bersalah menelanku bulat-bulat saat aku berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit. Kata-kata Kaelen dari semalam bergema di kepalaku: "Saat ada laki-laki lain berani menyentuhmu... Aku akan mencabiknya."

Tubuhku masih terasa nyeri yang menyenangkan dari pertemuan kami, pengingat konstan tentang apa yang telah kami lakukan. Apa yang kubiarkan terjadi. Apa yang sebagian diriku sangat inginkan.

Aku berguling, membenamkan wajahku di bantal. Bantal itu berbau seperti dia—campuran memabukkan antara cologne mahal dan sesuatu yang khas Kaelen. Sejak kapan aromanya menjadi begitu menenangkan? Begitu dibutuhkan?

"Ini salah," bisikku pada diri sendiri, tapi keyakinan dalam suaraku semakin memudar setiap harinya.