Bab 75 - Gejolak dan Ultimatum
Aku menatap Kaelen dari seberang jet pribadi, berusaha memahami badai yang bergejolak di balik matanya. Garis rahangnya tegang, otot-ototnya terlihat bergerak di bawah kulitnya saat ia menatap ponselnya. Tiga hari telah berlalu sejak momen kami di bawah bintang-bintang, namun sesuatu telah berubah drastis di antara kami.
Kenangan malam itu membuat wajahku memerah. Aku masih bisa merasakan jejak tangannya di tubuhku, beratnya tubuhnya menindihku. Tapi sekarang, melihatnya melotot pada ponselnya seolah benda itu telah menyinggungnya secara pribadi, aku merasa sangat jauh darinya.
"Kamu baik-baik saja?" tanyaku, memecah keheningan berat yang menggantung di antara kami.
Matanya melirik sekilas sebelum kembali ke layar. "Aku baik-baik saja."