Bab 81

Bab 81 - Sumpah yang Tak Tergoyahkan

Jantungku berhenti. Dunia di sekitarku menyempit hanya pada ponsel itu—tali penyelamatku, rahasiaku—yang menggantung di antara jari-jari Kaelen.

"Di mana kau menemukannya?" aku berbisik, meskipun aku sudah tahu jawabannya. Dia telah menggeledah barang-barangku.

"Kau menghina aku sekarang." Suara Kaelen tetap anehnya tenang. "Apa kau benar-benar berpikir aku tidak akan menyadarinya? Bahwa aku tidak akan mengawasi segala sesuatu yang menjadi milikku?"

Aku mundur selangkah. "Kaelen, aku bisa menjelaskan—"

"Menjelaskan apa tepatnya?" Jarinya mengencang di sekitar ponsel itu. "Menjelaskan bagaimana kau telah menyelinap di belakangku? Mengirim pesan padanya?"

Layar ponsel menyala, menampilkan nama Liam. Panggilan tak terjawab. Pesan teks. Masing-masing seperti paku di peti matiku.