Aku mempersiapkan diri saat Weihua mendobrak masuk ke kantorku tanpa mengetuk. Lingkaran hitam di bawah matanya dan penampilannya yang berantakan sudah memberitahuku semua yang perlu kuketahui bahkan sebelum dia membuka mulutnya.
"Bagaimana kabar bibimu?" tanyaku, menjaga suaraku tetap netral.
"Jangan berpura-pura peduli," bentaknya, menjatuhkan diri ke kursi di depan mejaku. "Kau bahkan belum mengunjunginya di rumah sakit."
Aku menahan balasan tajam. "Aku sibuk mencoba mencari cara untuk membantu."
Weihua tertawa getir. "Membantu? Maksudmu seperti yang dilakukan temanmu Vera? Ayahku bilang investasi yang dia janjikan tiba-tiba menghilang."
"Bukan begitu yang terjadi—"
"Sudahlah." Dia mencondongkan tubuh ke depan, matanya menyipit. "Aku butuh lima puluh juta. Sebelum akhir minggu ini."
Angka itu menghantamku seperti pukulan fisik. "Lima puluh juta dolar? Kau gila?"