Sudut Pandang Hazel
"Tidak, aku tidak berbohong," kataku cepat, menggelengkan kepala. "Ini hanya goresan kecil."
Mata Sebastian sedikit menyipit. "Tunjukkan padaku."
Perintah langsungnya mengejutkanku. "Sungguh tidak perlu—"
"Hazel." Kelembutan dalam suaranya kontras dengan ketegasan permintaannya. "Tolong."
Aku ragu-ragu, lalu perlahan menggulung lengan bajuku, memperlihatkan garis merah yang tampak marah di sepanjang lengan bawahku. Ini bukan sekadar goresan seperti yang kukatakan—ini adalah luka sayatan panjang, dengan kulit di sekitarnya sedikit meradang.
Ekspresi Sebastian menggelap saat dia memeriksanya. "Ini bukan 'hanya goresan.' Sudahkah kamu membersihkannya dengan benar?"
"Aku sudah mencucinya," gumamku, tiba-tiba merasa bodoh di bawah pengawasannya yang intens.
"Dengan sabun dan antiseptik?" Ketika aku tidak langsung menjawab, dia menghela napas. "Sudah kuduga tidak."